Salah satu platform _trading_ ritel terbesar di dunia, eToro, mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penjualan token Polygon, MATIC, kepada pelanggan mereka yang tinggal di Amerika Serikat. Penghentian penjualan ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi pada token MATIC. Sebelumnya, _exchange_ Robinhood juga mengumumkan akan melakukan _delisting_ beberapa token seperti Cardano (ADA), Solana (SOL), dan MATIC pada 27 Juni lalu, setelah sebelumnya mengakhiri dukungan untuk token-token tersebut pada 9 Juni. Platform Bakkt juga mengumumkan terkait _delisting_ terhadap token-token tersebut pada 16 Juni lalu.

Gelombang _delisting_ token-token dari berbagai platform ini didorong oleh adanya ketakutan para platform yang berbasis di S terkait tuntutan yang dilayangkan oleh US Securities and Exchange Commission (SEC) kepada _exchange_ Binance dan Coinbase. Tuntutannya berisi tuduhan bahwa kedua _exchange_ tersebut menawarkan berbagai token yang dianggap sebagai sekuritas tidak terdaftar. Dari belasan token dalam daftar sekuritas tidak terdaftar, SOL, ADA, dan MATIC juga termasuk di dalamnya. Tuntutan ini membuat para platform mematuhi SEC dan memilih untuk melakukan _delisting_ terhadap token-token tersebut.

Di sisi lain, _exchange_ kripto _hybrid_, Tradecurve, masih menyediakan penjualan token MATIC di tengah berbagai platform yang melakukan _delisting_. Menurut Tradecurve, tindakan mereka yang masih memperjualbelikan MATIC disebabkan karena token ini masih beroperasi di infrastruktur terdesentralisasi, yang mana membuat pengguna memiliki kendali penuh terhadap _private keys_ dan aset digital mereka sendiri. 

Selain itu, Tradecurve juga memiliki keunggulan sebagai platform yang sepenuhnya terdesentralisasi. Berbeda dengan eToro, Robinhood, dan Bakkt yang tersentralisasi, sehingga mereka harus menyimpan aset di perusahaan untuk kemudian melakukan _trading_ bagi pengguna atas nama mereka, Tradecurve tidak menyimpan aset digital sama sekali. Hal ini membuat mereka tidak termasuk ke dalam platform yang menawarkan token-token yang termasuk dalam sekuritas tidak terdaftar. Ditambah, fitur-fitur seperti _anonymous trading_ dan _exchange hybrid_ yang menjadi keunggulan bagi Tradecurve, dari mulai penawaran aset yang lebih banyak, hingga mudahnya pengguna melakukan _trading_ tanpa melalui proses _know-your-customer_ (KYC).

Platform trading ritel, eToro, menyatakan akan menghentikan penjualan token Polygon, MATIC, kepada pelanggan mereka yang tinggal di Amerika Serikat.

Tradecurve juga memiliki keunggulan sebagai platform yang sepenuhnya terdesentralisasi. (Foto CDI)

large_13-04 Juli-Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan.jpeg

medium_13-04 Juli-Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan.jpeg

small_13-04 Juli-Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan.jpeg

thumbnail_13-04 Juli-Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan.jpeg

13-04 Juli-Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan.jpeg

Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan Delisting

Platform _trading_ Tradecurve Markets percaya terhadap keunggulan projectnya yang masih jarang dimiliki oleh berbagai _exchange_ ataupun platform _trading_ lainnya, seperti mengedepankan asas anonimitas dengan penghilangan pemeriksaan _know-your-customer_ (KYC) yang kerap dimiliki oleh berbagai _exchange_.

Tidak hanya itu, Tradecurve Markets juga memungkinkan penggunanya untuk melakukan semua jenis _trading_ derivatif, baik itu aset kripto, forex, maupun obligasi, semuanya hanya melalui satu akun.

Dari segi keamanan, Tradecurve Markets menjamin perlindungan pelanggan dari penggunaan mekanisme _proof-of-reserves_ dengan 2FA yang menawarkan perlindungan saldo negatif dan layanan _VIP account_.

_Native token_ dari Tradecurve Market, TCRV, juga diprediksi memiliki potensi kuat kenaikan yang cukup signifikan. Saat _presale_ 4 berlangsung, harga TCRV berada di angka USD0,018 atau sekitar Rp270. Saat _presale_ 6 dibuka, harganya diklaim akan melonjak hingga USD0,03 atau sekitar Rp463. 

Meski sudah melonjak hampir dua kali lipat, Tradecurve Markets tidak menunjukkan tanda berhenti. Dengan 18 ribu pengguna dan USD6 juta atau sekitar Rp92,7 miliar, TCRV diklaim dapat mengalami kenaikan hingga 50 kali lipat sebelum masa _presale_-nya selesai.

Sebagai platform trading baru yang memiliki banyak fitur, tidak membutuhkan waktu lama hingga Tradecurve Markets menarik perhatian pasar kripto.

Tradecurve Markets juga memungkinkan penggunanya untuk melakukan semua jenis trading derivatif. (Foto CDI)

large_126-27 September-Masuki Masa Presale 6.jpg

medium_126-27 September-Masuki Masa Presale 6.jpg

small_126-27 September-Masuki Masa Presale 6.jpg

thumbnail_126-27 September-Masuki Masa Presale 6.jpg

126-27 September-Masuki Masa Presale 6.jpg

Masuki Masa Presale 6, Tradecurve Markets Optimis Hadapi Kenaikan Harga Lagi

Coinfest Asia by Coinvestasi kembali diselenggarakan pada tanggal 24-25 Agustus 2023 di Jimbaran, Bali. Acara ini telah sukses menghimpun lebih dari 4.000 peserta dari 50+ negara.

Tahun ini, tema yang diusung berfokus pada Web2.5, dengan tujuan untuk memperkuat integrasi antara sektor industri Web2 dan Web3 sehingga membentuk fondasi yang lebih kokoh dalam industri Web2.5.

Pelaku-pelaku penting dari dunia industri Web2 dan Web3 bergabung dalam acara ini, termasuk CEO dari BlockchainSpace, Peter Ing. [BlockchainSpace](https://www.blockchainspace.asia/) merupakan perusahaan software yang mengelola pembayaran dan _gaming accounting_, yang menyediakan _in-game financing tool_ serta pengelolaan pembayaran untuk _player_. 

Menurut Ing, penyelenggaraan Coinfest Asia datang pada saat yang tepat di tengah kondisi pasar kripto yang tengah _sideway_, dan ini membuktikan bahwa para pemain industri ini tetap aktif dan bergerak maju. 

Terkait dengan proyek yang tengah dikembangkan oleh BlockchainSpace, Ing menyatakan bahwa perusahaan tengah mengembangkan produk-produk yang mendorong _fan engagement_ dan _fan monetization_.

Ing sendiri mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengalami evolusi. Awalnya, perusahaan berfokus pada infrastruktur gaming, namun sekarang cakupan layanannya telah diperluas bagi para _content creator_. 

"Kami melihat tren _play-to-earn_ di dunia kripto yang mengalami kepopuleran singkat. Pada 2020, tren ini tumbuh pesat, tetapi komunitas yang terbentuk tiba-tiba menghilang pada 2021. Kami mengalami tantangan besar karena banyak perangkat lunak yang telah kami bangun sebelumnya menjadi tidak relevan. Kami harus beradaptasi untuk menciptakan _tool_ yang dapat membawa komunitas seperti _content creator_," tutur Ing.
 
Tentang produk yang ditawarkan, Ing menjelaskan bahwa perusahaan mengoperasikan program membership bernama _Guild Partner Program_ (GPP), yang difokuskan pada komunitas gaming dan _fan engagement_ dalam industri gim. 

Selain itu, baru-baru ini perusahaan juga meluncurkan Creator Circle Program yang dianggap sebagai pencapaian penting dalam perjalanan mereka menuju ekonomi yang lebih besar. Program ini bertujuan untuk membawa para creator content dari segala media sosial ke ranah Web3 agar mereka dapat belajar tentang teknologi ini dan lebih erat berhubungan dengan komunitas, serta memiliki kepemilikan dalam komunitas untuk masa depan, yang berpotensi menghasilkan pendapatan dari komunitas tersebut.


BlockchainSpace—yang pasarnya berpusat di Filipina—mengumumkan bahwa mereka juga tengah merilis proyek besar yang disebut [YEY](https://www.yey.tech/). Peluncuran YEY ini dilakukan melalui kerja sama dengan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Filipina yakni Smart Communication serta FIBA World Cup Basketball. 


Terkait ekspansi mereka ke Indonesia, Ing menyatakan bahwa mereka sedang memantau situasi di negara ini, tetapi masih perlu mempertimbangkan beberapa aspek seperti kemitraan yang tepat dan regulasi yang berlaku.

"Indonesia bisa dianggap sebagai salah satu dari lima ekonomi terbesar di Asia Tenggara," Ungkap Ing. "Tentu saja, Indonesia merupakan pasar kunci bagi kami. Kami telah memantau perkembangan di sana dengan tujuan menjadikannya sebagai pasar kedua atau ketiga bagi kami." 

Ing juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan regulator, mengingat teknologi ini baru dan upaya mereka bertujuan untuk mempromosikan manfaat sosial dan membantu pengguna dalam mengadopsi teknologi ini.

Mengenai visi BlockchainSpace untuk masa depan, Ing berharap untuk menerapkan pendekatan yang sangat sederhana terhadap teknologi Web3. Perusahaan ini tidak ingin terjebak dalam fokus pada _wallet_ blockchain atau pun _non-fungible token_ (NFT) yang sudah menjadi hal umum dalam industri ini.

“Tujuan kami adalah menciptakan resonansi dengan masyarakat lokal dan orang-orang umum yang belum terjun ke dalam dunia web3. Kami ingin menjadi pintu gerbang menuju pengalaman yang mulus antara web2 dan web3," jelas Ing.


CEO BlockchainSpace, Peter Ing, menyatakan bahwa proyeknya tengah mengembangkan produk-produk yang mendorong fan engagement dan fan monetization.

CEO BlockchainSpace, Peter Ing bersama tim CoinDesk Indonesia. (Foto CDI)

large_05-Coinfest Asia 2023-BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3!.jpg

medium_05-Coinfest Asia 2023-BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3!.jpg

small_05-Coinfest Asia 2023-BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3!.jpg

thumbnail_05-Coinfest Asia 2023-BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3!.jpg

05-Coinfest Asia 2023-BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3!.jpg

Coinfest Asia 2023: BlockchainSpace Perluas Layanannya Bagi Content Creator di Web3

Coinfest Asia by Coinvestasi kembali diselenggarakan pada tanggal 24-25 Agustus 2023 di Jimbaran, Bali. Acara ini telah sukses membawa lebih dari 4.000 peserta dari 50+ negara.

Acara yang bertemakan Web3 ini menjadi wadah bagi industri web2 dan web3 untuk bersatu demi membangun ekosistem web3 yang kuat dan berkelanjutan.

Para pelaku industri terkemuka turut hadir meramaikan Coinfest Asia, termasuk CMO dari proyek _self-custody_ kripto Cergis, Marco Liao. Berbicara kepada CoinDesk Indonesia, dirinya mengungkapkan bahwa acara ini merupakan sebuah forum kolaboratif yang menggabungkan berbagai proyek dalam industri Web2 dan Web3.

“Menurut saya, Coinfest 2023 adalah acara yang sempurna dengan cuaca dan tempat yang ideal di Bali,” ungkapnya dalam wawancara dengan CoinDesk Indonesia. "Salah satu keuntungan yang paling mencolok adalah penyelenggara acara telah membentuk kelompok-kelompok untuk kami dan proyek-proyek lain yang berpotensi untuk berkolaborasi, dan mereka mendorong kami untuk bekerja bersama. Ini adalah layanan bijak dan praktis yang jarang ditemui dalam acara-acara sejenis."

Mengenai proyeknya, Liao mengungkapkan bahwa Cregis bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pengguna yang mengalami kesulitan dalam menggunakan aset kripto untuk pembayaran. Ini dicapai dengan membangun jaringan kliring dan sistem settlement bisnis dalam ekosistem Web3, dengan tujuan membantu perusahaan-perusahaan di Web3 dalam menerima pembayaran dan mengelola dana mereka dengan aman dan stabil.

Cregis menawarkan tiga layanan utama bagi perusahaan Web3, salah satunya adalah menyediakan layanan wallet untuk berbagai tipe, termasuk _wallet_ MPC dan _wallet_ abstraksi akun. 

"Perusahaan Web3 dapat memanfaatkan Cregis untuk menyimpan aset digital mereka dengan aman. Mereka juga dapat membuat akun _wallet_ bagi _end-user_ mereka, memungkinkan login menggunakan media sosial, login tanpa mnemonik, dan login secara _keyless_, semuanya sambil mempertahankan prinsip desentralisasi dan memberikan kontrol kepada end-user atas wallet dan manajemen aset," ungkap Liao.

Selain itu, Cregis juga menyediakan fungsi manajemen keuangan yang meliputi pengelolaan anggaran, menyetujui pengeluaran, mengeluarkan pembayaran gaji, hingga pelacakan invoice melalui mode _multi-signature_.

Lebih lanjut, proyek ini menawarkan infrastruktur untuk transaksi _high-concurrency_ dan _settlement_. Liao mencatat bahwa klien-klien mereka memproses transaksi senilai lebih dari USD30 juta atau sekitar Rp457 miliar setiap hari, dengan lebih dari 7 juta permintaan transaksi yang dihasilkan setiap harinya.

Kendati banyak proyek serupa yang hadir di Web3, Liao meyakini bahwa keunggulan utama Cregis di tengah persaingan sengit tersebut adalah kemampuan perusahaan untuk mengatasi hingga tiga masalah krusial yang dihadapi oleh perusahaan Web3. 

“Cregis memastikan penerimaan mata uang digital yang aman dan stabil dalam skenario komersial _high-concurrency_, mengelola aset internal dengan aman, dan memperoleh asset tool management yang sepenuhnya bersifat _self-custody_ dan _trustless_,” tuturnya.

Cregis memiliki harapan besar untuk menjalin lebih banyak kolaborasi dengan proyek-proyek Web3, terutama dalam industri game Web3, platform _over-the-counter_ (OTC), dan _centralized exchange_ (CEX). pihaknya juga menyatakan tengah aktif mencari pendanaan strategis untuk bermitra dengan tim-tim proyek Web3 yang berprestasi, dengan tujuan memanfaatkan reputasi investor terkemuka.


Menurut CMO Cregis, Marco Liao, Cregis bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pengguna yang mengalami kesulitan dalam menggunakan aset kripto untuk pembayaran.

Platform self-custody wallet, Cregis. (Foto CDI)

large_10-Coinfest Asia 2023-Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3 (1).jpg

medium_10-Coinfest Asia 2023-Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3 (1).jpg

small_10-Coinfest Asia 2023-Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3 (1).jpg

thumbnail_10-Coinfest Asia 2023-Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3 (1).jpg

10-Coinfest Asia 2023-Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3 (1).jpg

Coinfest Asia 2023: Platform Self-Custody Cregis Fokuskan Layanan Bagi Perusahaan Web3

Optimism (OP) dijadwalkan akan melewati _unlocking_ token sebanyak 24,16 juta token OP, atau sekitar 3% dari suplai yang bersirkulasi pada Sabtu (30/9) nanti. Namun, harganya terus turun sejak Senin (25/9).

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir, mencapai USD1,24 atau sekitar Rp19.161, menurut data dari CoinDesk Indices. Sementara itu, selama sepekan terakhir, OP sudah kehilangan nilainya sekitar 10%, salah satu yang terburuk di antara 50 aset digital teratas di pasar kripto. Meski begitu, harganya sudah naik kembali menjadi USD1,27 atau sekitar Rp19.625 pada Selasa (26/9).

Hal ini tidak mengherankan karena kegiatan _unlocking_ token merupakan kegiatan yang melepaskan token ke suplai yang bersirkulasi, sehingga dapat dijual. Maka dari itu umumnya kegiatan ini berkaitan erat dengan penurunan harga. Ditambah, seringkali investor sudah lebih dulu menjual tokennya sebelum _unlocking_ terjadi, membuat harga semakin turun.

Menurut [Token.Unlocks](https://token.unlocks.app/optimism), 24,16 juta token OP yang akan dilepas ini bernilai sekitar USD30 juta atau sekitar Rp463,6 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk kontributor inti proyek Optimism sebesar USD16 juta atau sekitar Rp247,2 miliar. Sisanya sebesar USD14 juta atau sekitar Rp216,3 miliar akan digunakan untuk investor.

Unlocking token merupakan kegiatan yang memicu harga turun karena bertambahnya suplai token yang bersirkulasi.

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir. (Foto CDI)

Tradecurve Masih Memperjualbelikan MATIC Walau Beberapa Exchange Lain Lakukan Delisting

Pelajari Lebih Lanjut

Cerita Terkait

Topik Lainnya