Bitcoin (BTC) adalah tipe aset digital yang dikenal dengan nama aset kripto atau _cryptocurrency_. Bitcoin bisa digunakan untuk membayar berbagai hal, tetapi lebih sering dianggap sebagai aset digital yang setara dengan emas. Aset kripto seperti bitcoin (dengan huruf awalan “b”) dinamakan “kripto” karena aset ini menyimpan informasi menggunakan kriptografi, dan mengkodekannya dengan cara khusus. Cara Jaringan Bitcoin atau “Bitcoin newtork” (Huruf besar “B”) menjalankan transaksi adalah dengan menyelesaikan masalah kriptografis. 

## Sejarah Bitcoin
_Cryptocurrency_ atau aset kripto diluncurkan pada Januari 2009 - segera setelah krisis finansial pada 2008. Bitcoin dengan cepat menjadi mata uang digital terdesentralisasi pertama yang sukses di dunia. “Terdesentralisasi” sederhananya berarti bahwa tidak ada satu pun entitas, perusahaan, atau pemerintahan yang memiliki atau mengontrol Bitcoin. Kenyataannya, siapapun yang memiliki koneksi internet bisa membantu cara kerja dan mengatur jaringan Bitcoin. 

Bitcoin diciptakan oleh developer anonim, atau beberapa developer, dengan nama samaran “Satoshi Nakamoto”. Sampai saat ini, belum ada yang mengetahui identitas asli Nakamoto. 

Transfer uang menggunakan [glossarytip word="bitcoin"]Bitcoin[/glossarytip] serupa dengan mengirim uang melalui e-mail. Transaksi dilakukan dengan cepat, dan yang terpenting, tidak membutuhkan bantuan dari pihak ketiga (seperti bank) untuk memproses transaksi. Ini merupakan salah satu keunggulan dari menggunakan bitcoin. Alih-alih mempercayakan bank untuk menahan dan transfer uang, aset kripto membiarkan orang-orang bisa mengontrol kekayaan mereka secara penuh tanpa campur tangan pihak ketiga. 

Serupa dengan _e-mail_, bitcoin juga tidak memiliki bentuk fisik. Artinya, pengguna tidak bisa menahan bitcoin seperti uang tunai di rekening bank. Semua aset kripto, termasuk bitcoin, hadir dalam bentuk digital dan setiap pencatatan data transaksi didistribusikan secara publik pada buku besar yang transparan yang disebut dengan blockchain. 

Satu bitcoin terdiri dari 100 juta unit yang lebih kecil yang disebut “satoshis”. Pikirkan itu sebagai satu dollar Amerika Serikat yang setara dengan 100 sen. Ini artinya setiap orang bisa membeli sampai sekecil 0.00000001 bitcoin dan bisa mengirimkannya ke orang lain juga dalam jumlah kecil. 

Persediaan bitcoin dibatasi sampai 21 juta koin. Ini artinya jumlah bitcoin yang beredar tidak akan lebih dari 21 juta koin. Limit pasokan ini telah diprogramkan pada sumber kode Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto sejak pertama kali dirilis. 

Setiap kali block baru ditemukan melalui proses yang disebut dengan mining atau penambangan, sejumlah bitcoin tersebut akan diberikan kepada sang miner atau penambang dan hadiah tersebut dikenal dengan istilah block reward.  Setelah jumlah bitcoin di sirkulasi pasar sudah mencapai 21 juta, tidak akan ada bitcoin lagi yang beredar.


Bitcoin (BTC) adalah tipe aset digital yang dikenal dengan nama aset kripto atau _cryptocurrency_. 

Apa itu Bitcoin ?

Setelah mengetahui apa itu bitcoin, mari kita pelajari cara kerja bitcoin. Ada dua komponen utama dalam Bitcoin, yakni jaringan Bitcoin dan blockchain Bitcoin. _Bitcoin network_ atau jaringan Bitcoin merupakan sistem pembayaran elektronik _peer-to-peer_ yang online dan dioperasikan serta diatur oleh komunitas terdistribusi global yakni para kontributor yang disebut juga dengan istilah node. Node sederhananya adalah seseorang atau sekumpulan orang yang bertugas untuk memverifikasi dan/atau mencatat transaksi pada blockchain Bitcoin. Siapapun di dunia bisa berpartisipasi dalam jaringan dan menjadi node. Yang dibutuhkan adalah akses listrik dan koneksi internet yang baik. 


Blockchain Bitcoin merupakan database yang merekam seluruh transaksi bitcoin. Blockchain adalah teknologi buku besar terdistribusi yang melibatkan penyimpanan data transaksi pada block digital yang terhubung dengan chain atau rantai. Ketika seseorang ingin mengirimkan bitcoin kepada user lain, biasanya akan dikirimkan ke digital wallet (perangkat lunak yang berfungsi sebagai dompet digital) milik user tersebut. Sang pengirim harus menyiarkan transaksi tersebut ke semua node di jaringan Bitcoin. Pemberitahuan transaksi tersebut serupa dengan meneriaki semua orang, “Hey semuanya, aku memberikan si A senilai 0,5 BTC!”

Di dalam transaksi, orang yang mengirimkan bitcoin menyertakan wallet address atau alamat dompet digital user penerima koin dan jumlah koin yang dikirimkan. Alamat ini disebut dengan istilah public key.  Ada dua tipe kunci yang membentuk digital wallet kripto:
Private key: kode rahasia yang hanya boleh diketahui oleh pemilik wallet saja yang berfungsi untuk mengakses konten-konten yang ada di wallet. 
Public key: alamat yang bisa diketahui oleh publik untuk mengirimkan atau menerima aset kripto. 

Cara mudah untuk memahaminya adalah dengan mengibaratkan public key sebagai alamat rumah, semua orang bisa menemukannya dan mengirimkan apapun kepada alamat tersebut. Di sisi lain, private key diibaratkan sebagai kunci depan rumah. Itu adalah sesuatu yang disimpan baik-baik dan hanya bisa diakses oleh pemilik rumah saja. Transaksi ini ditandatangani secara digital oleh pengirim untuk menunjukkan legitimasi transfer, dan akan ada iuran kecil yang terpotong dan akan diberikan pada penambang yang akan mencatatkan transaksi tersebut ke blockchain. 

Node spesial pada jaringan Bitcoin, atau yang disebut sebagai mining nodes, kemudian akan bersaing untuk memenangkan hak untuk memasukkan transaksi tersebut dan transaksi lainnya ke block selanjutnya pada blockchain. Karena blockchain bitcoin itu publik dan bisa dijalankan oleh semua orang, maka dibutuhkan sistem yang menjamin bahwa seluruh pengguna yang berpartisipasi itu berniat baik. Caranya adalah dengan mengharuskan para mining node untuk memiliki beberapa hal seperti daya komputasi, waktu, dan listrik yang besar untuk bisa membuka kunci block selanjutnya pada blockchain. Ini dikenal dengan sebutan proof-of-work. Sebagai contoh, Bitcoin menggunakan tipe hashing function yang dikenal dengan SHA-256, yang mengambil input apapun dan mengubahnya menjadi kode 64-karakter. Jika kita mengambil kata “CoinDesk” dan mengubahnya ke kode hash SHA-256, maka kodenya akan menjadi: 7e7a91f75a4a765b2cecab3d093f3dfd586f2539ac0544765650b9a27c139e42. 

Menariknya, jika kita mengganti input bahkan hanya dengan satu karakter, maka hash-nya juga akan berbeda secara keseluruhan. Sebagai contoh, hash untuk “FoinDesk” adalah: 1ac19a9538d961d0df467764685481c7b83dbb9a7efd81ade098b541eb2d8061

Karena setiap hash itu sangat acak dan uni, hampir tidak mungkin untuk bisa memprediksi hash apa yang akan diperoleh dari tiap input. Ini yang membuat pencarian kode yang tepat untuk membuka kunci block Bitcoin baru itu sangat sulit. Pada dasarnya ini hanya merupakan trial and error sampai miner bisa menemukan hash yang tepat. 

Ketika seorang miner sukses menciptakan _hash_ yang tepat, mereka akan memenangkan hak untuk menambahkan batch baru dari sekumpulan transaksi ke dalam sebuah block baru dan menambahkannya ke dalam mata rantai (chain).  Block Bitcoin baru tersebut tercipta kira-kira setiap sepuluh menit. 

Sebagai imbalan atas usaha para miner, mereka akan menerima sejumlah bitcoin yang dikenal dengan istilah block reward, serta mendapatkan setiap iuran (fees) yang ada di dalam transaksi yang mereka masukan ke dalam block baru tersebut. Block reward Bitcoin dirilis berdasarkan jadwal yang sudah terprogramkan. Setiap 210,000 block, jumlah bitcoin yang akan diberikan kepada miner akan terbagi dua, proses ini dikenal dengan nama halving. Sistem ini perlahan akan mengurangi pasokan bitcoin baru yang masuk ke sirkulasi pasar sampai nanti tidak ada lagi koin Bitcoin yang bisa ditambang. 

Setelah transaksi disiarkan, para node di jaringan Bitcoin akan berebut untuk memverifikasinya. Mining node yang berhasil memasukkannya ke block baru pada blockchain dan mencatatnya secara permanen. Ini yang membuat setiap transaksi di blockchain itu immutable atau tidak bisa diubah. Karena setiap node di seluruh jaringan Bitcoin yang tersebar di seluruh dunia merekam kopian transaksi yang sama, maka siapapun yang berusaha untuk mengubah salah satu dari transaksi tersebut harus mampu untuk meretas perangkat semua orang dan mengubahnya, yang mana tentunya hampir tidak mungkin dilakukan. 



Ada dua komponen utama dalam Bitcoin, yakni jaringan Bitcoin dan blockchain Bitcoin. 

Bagaimana Cara Kerja Bitcoin?

Siapakah yang sebenarnya menciptakan bitcoin? Bitcoin pertama kali disebutkan pada dokumen teknikal sebanyak sembilan lembar yang dikenal dengan sebutan white paper. Berjudul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System”, dokumen ini dipublikasikan pada 31 Oktober 2008 oleh penulis dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Sangat sedikit informasi yang diketahui mengenai Satoshi Nakamoto, selain keahliannya dalam programming komputer dan ketertarikannya terhadap kriptografi. 
Dalam sebuah e-mail, Nakamoto mengatakan bahwa ia telah mengerjakan Bitcoin sejak pertengahan 2007. Dua tahun kemudian, protokol Bitcoin secara resmi diluncurkan. Kemudian, pada April 2011, Satoshi mengirimkan sebuah e-mail yang menyatakan “Aku telah berpindah fokus pada hal lain. Kini ini telah berada di tangan yang tepat yakni Gavin [Andresen] dan semuanya.” Kemudian Nakamoto menghilang selamanya. Menurut profil yang dibuat oleh Nakamoto pada situs web P2P Foundation, bionya menyatakan bahwa ia adalah seorang pria, berusia 35 tahun, dan berasal dari Jepang. Namun belum tentu fakta ini akurat. 

Nakamoto pun berusaha keras untuk menutupi identitasnya. Tetapi itu tidak menghentikan orang-orang untuk mengklaim gelar pencipta Bitcoin itu. Banyak orang yang mengakui bahwa dirinya adalah Satoshi selama beberapa tahun belakangan, termasuk kepala peneliti Craig Wright, penulis “The Generation Bitcoin” yaitu Jörg Molt, bahkan seorang pekerja di NHS Inggris yakni James Bilal Caan. 

Anggota komunitas kripto juga telah memiliki prediksi terhadap beberapa orang yang bisa jadi merupakan sang pencipta bitcoin, mereka adalah Hal Finney dan Nick Szabo. Hal Finney merupakan seorang ilmuwan komputer, insinyur perangkat lunak, dan anggota kelompok kriptografi pelopor yang dikenal sebagai istilah cypherpunks. Ia tinggal di kota kecil, yang juga ditinggali oleh seorang pria bernama Dorian Satoshi Nakamoto, yang mana banyak orang percaya menjadi orang yang menginspirasi Finney untuk membuat nama samaran tersebut. Finney juga menjadi orang pertama yang menerima transaksi bitcoin dari Satoshi Nakamoto pada 2009. Ia juga menjadi sosok pionir yang mengemukakan sistem Proof-of-Work di blockchain Bitcoin. 

Kemudian Nick Szabo juga merupakan seorang ahli komputer. Szabo menguraikan mata uang digital terdesentralisasi pertama, bernama bitgold, pada 1998. Banyak fitur desain bitgold yang digunakan pada pembuatan bitcoin. Kaitan yang menarik antara Szabo dan Nakamoto yaitu adalah bahwa Hal Finney dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya pada saat itu memiliki kontak rutin dengan pencipta Bitcoin. Namun, tak pernah ada pesan yang terkirim antara Szabo dan Nakamoto. 

Hal menarik lainnya adalah bahwa di kebudayaan Jepang, nama tengah itu diletakkan di depan, menjadi Nakamoto Satoshi. “NS” secara kebetulan merupakan inisial dari Nick Szabo. Dalam sebuah e-mail antara Nakamoto dan Hal Finney pada 2009, sang pencipta Bitcoin juga membicarakan bagaimana alamat bitcoin yang mereka hasilkan secara random kebetulan berisi inisial mereka. (1NSwywA5Dvuyw89sfs3oLPvLiDNGf48cPD). Sampai saat ini hampir tidak mungkin bagi kita untuk mengetahui identitas asli dari sang pencipta Bitcoin. Namun, memang lebih baik seperti ini adanya mengingat pergerakan aset kripto yang juga masih terus berevolusi. 



Sampai sekarang belum diketahui siapa pencipta bitcoin. 

Siapakah Pencipta Bitcoin?

(Disclaimer): 
_Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada CoinDesk Indonesia hanya bertujuan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan rujukan/referensi belaka, dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran untuk berinvestasi. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun. Perdagangan di semua pasar keuangan pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, seseorang harus selalu melakukan penelitian menyeluruh dan mencari nasihat dari profesional._

Untuk membeli bitcoin, dibutuhkan empat hal yaitu: 
_Bitcoin wallet_
_Bitcoin exchange_
_Proof of identity_
_Payment method_

Dompet bitcoin sederhananya adalah tipe perangkat lunak yang menyambungkan dengan jaringan Bitcoin. Ketika ada bitcoin wallet baru diciptakan, public key dan private key berfungsi sebagai alamat pengiriman/penerimaan dan menjadi kunci untuk membuka wallet masing-masing. Penting untuk dicatat bahwa user jangan pernah memberikan private key kepada pihak ketiga, sama seperti kamu tidak memberikan kunci rumah atau PIN ATM kepada orang lain. 

Ketika mengatur akun pada bitcoin exchange, seluruh platform akan memiliki built-in servis wallet digital yang secara otomatis menyimpan bitcoin milikmu. Meski begitu, ini tidak dianggap aman. Bahkan platform yang paling aman sekalipun bisa diretas dan kamu tetap berkemungkinan untuk kehilangan saldo yang ada di dalamnya. Para pengguna direkomendasikan untuk segera mentransfer bitcoin yang dibeli dari exchange dan memindahkannya ke layanan wallet yang lebih aman. 

_Hardware wallet_ merupakan alat berbentuk fisik berukuran kecil yang bisa menyimpan bitcoin secara offline, dan ini dianggap sebagai opsi paling aman untuk menyimpan kripto. Tiga perusahaan terdepan yang menyediakan solusi hardware wallet yakni Ledger, Trezor, dan KeepKey. “Selalu langsung membeli aset kripto situs vendor resmi agar yakin bahwa kamu mendapatkan alat yang otentik yang belum dibongkar. Ada juga beberapa jumlah perangkat lunak dompet bitcoin gratis yang bisa diunduh di laptop dan ponsel. Untuk daftar dompet bitcoin yang telah di peer-review,  segera kunjungi bitcoin.org. 

Setelah memiliki wallet, kamu kini harus menuju exchange yang memungkinkan user untuk sign up, dan terhubung ke rekening bank untuk membeli bitcoin. Untuk orang yang suka berpergian, ada cara yang mudah dan gratis, yakni dengan mengunduh aplikasi mobile trading yang bisa memungkinkan user membeli bitcoin dalam satu klikan saja. Untuk sign up, dibutuhkan SIM, KTP, atau paspor sebagai bukti kebenaran alamat. Setelah sign up, user harus mengisi deposit yang saldonya diisi dari rekening bank yang terhubung. 




Setelah mengetahui arti, cara kerja, dan asal Bitcoin, berikut adalah cara membelinya. Sebelum beralih ke sini, perlu diketahui bahwa:


Ini Cara Membeli Bitcoin 

Bitcoin 101

Crash Course

BTC-101.jpg


Ethereum merupakan platform perangkat lunak atau _software_ berbasis _blockchain_ yang pertama kali digagas pada 2013 dan diluncurkan resmi pada 2015. Serupa dengan Bitcoin, Ethereum juga memiliki mata uang atau aset kriptonya sendiri yang dapat digunakan sebagai alat pertukaran  melalui internet, yang disebut dengan ether (ETH).

Perbedaannya dengan Bitcoin, Ethereum juga memungkinkan para _developers_ atau pengembang untuk membuat aplikasi mereka sendiri di atas _blockchain_ Ethereum. Hal ini mirip dengan aplikasi yang sering kamu gunakan di smartphone. 

Jadi, perbedaan utama dari kedua jaringan Bitcoin dan Ethereum yakni aplikasi yang dibuat di jaringan Ethereum bersifat decentralized_ atau terdesentralisasi. Inilah yang melahirkan istilah _decentralized applications_, atau dapps.
 
Lalu, apa maksud dari semua ini? Jadi ketika kita melihat aplikasi biasa di _smartphone_, mereka biasanya berjalan dan dikembangkan oleh satu perusahaan, seperti Snapchat, Pocket dan Google Maps. Perusahaan-perusahaan ini cenderung memiliki kepemilikan penuh terhadap aplikasi tersebut dan seringkali mengumpulkan informasi-informasi dari pengguna, menyimpannya, dan menggunakannya untuk tujuan bisnis, seperti menjual iklan. Dengan kata lain, informasi pribadi pengguna akan digunakan demi kepentingan keuntungan perusahaan. 

Jika pemerintah ingin menutup satu aplikasi, maka mereka secara teoritis mereka bisa mendatangi perusahaan tersebut dan meminta perusahaan untuk menutup segala operasinya. Jika aplikasi tersebut berada di bawah yurisdiksi pemerintah, maka pemerintah juga berwenang untuk memaksa perusahaan aplikasi untuk tutup. Hal ini yang membuat aplikasi biasa lebih rentan tersandung sensor dan bermasalah dengan pemerintah. 

Di sisi lain, apa yang akan terjadi jika terdapat aplikasi yang berjalan secara otonom, tidak membutuhkan perusahaan untuk mengaturnya, dan tidak dapat ditutup oleh pemerintah, atau siapapun? Inilah yang menjadi esensi dari aplikasi terdesentralisasi. Ketahanan terhadap sensor menjadi alasan besar mengapa dapps menarik bagi banyak orang. 

Mudahnya, kamu bisa menjadikan internet sebagai contoh yang bagus. Tidak ada yang memiliki internet dan tidak mungkin untuk menutup apapun yang ada di internet secara keseluruhan saat ini.  Ini disebabkan karena Internet memungkinkan semua orang bebas menyebarkan informasi, yang mana kebebasan ini tidak pernah ada sebelumnya. Hal ini tentunya mampu menciptakan dunia di mana ada banyak layanan-layanan yang hadir secara _online_, contohnya adalah e-commerce dan media sosial. 

Dapps juga memberikan cara baru bagi kita dalam urusan finansial. Kini, kita dapat meminjam atau meminjamkan uang langsung kepada siapapun di dunia ini tanpa harus melalui perantara bank. Maka dari itu, mengirimkan uang kepada orang yang tinggal di suatu negara yang tidak memiliki fasilitasi perbankan yang memadai seperti hipotek tak akan lagi menjadi masalah jika sudah ada dapps. 

Dengan dapps, kamu bisa melewati masalah-masalah tersebut dan meminjam langsung dari orang yang berada di manapun di dunia ini hanya dengan bermodalkan _smartphone_ dan koneksi internet.

Karena dapps berjalan secara otonom, tidak ada yang mengumpulkan data kamu dan menjualnya ke pihak ketiga. Hal ini merupakan keuntungan yang besar jika kamu khawatir terhadap keamanan data privasimu. 



Ethereum pertama kali digagas pada 2013. 

Apa Itu Ethereum? 

Ethereum dapat dipecah menjadi 3 komponen utama, yakni Jaringan Ethereum, Blockchain Ethereum, dan _Ethereum Virtual Machine_ (EVM). Jaringan Ethereum mirip dengan jaringan Bitcoin, termasuk pemeliharaan dan pengoperasiannya yang dilakukan oleh sekelompok grup kontributor terdistribusi yang dikenal dengan istilah _node_. _Node_ ini menjalankan beberapa tugas, termasuk menyebarkan dan mencatat transaksi, begitu juga menambahkan catatan transaksi tersebut ke blockchain Ethereum.

Sama juga dengan Bitcoin, Ethereum memiliki mata uang atau aset kripto sendiri yang dinamakan ether (ETH). Aset digital ini menjadi bahan bakar pada ekosistem Ethereum. Segala aktivitas yang berjalan pada Ethereum, entah itu pergerakan dana antara _wallet_ atau ketika pengguna ingin menggunakan dapps, semua aktivitas itu akan disimpan di blockchain sebagai data transaksi. Untuk memasukkan data transaksi ke blockchain, terdapat biaya yang harus dibayarkan kepada penambang, bahan bakar ini disebut sebagai _gas fee_. 

Biaya bahan bakar atau _gas fee_ ini  beroperasi dengan sistem lelang. Pengguna yang memasukkan biaya bahan bakar yang lebih besar, maka transaksi mereka akan lebih cepat dimasukkan ke blockchain. 

Ethereum bahkan menggunakan sistem _Proof-of-Work_ yang seruoa juga dengan sistem yang berjalan pada jaringan bitcoin ketika menambahkan blok baru ke blockchain mereka. Namun, saat ini Ethereum pelan-pelan berusaha untuk tidak menggunakan pertambangan lagi demi sistem yang lebih efisien.

Terlepas dari beberapa kesamaan antara jaringan Bitcoin dan Ethereum, terdapat satu perbedaan signifikan yang membuat blockchain Ethereum lebih rumit dibandingkan blockchain Bitcoin. Jaringan Ethereum bukanlah hanya sebagai buku besar terdistribusi  untuk mencatat transaksi, Ethereum juga harus menjalankan sebuah program komputer spesial yang dikenal dengan istilah _smart contract_. 

_Smart contract_ memang terdengar mewah dan keren, namun itu sebenarnya hanya bagian dari kode yang bisa secara otomatis mengirimkan transaksi ketika mereka menerima input tertentu. Dikembangkan oleh tim Ethereum, kontrak pintar adalah alat ajaib yang bisa membuat dapps bekerja dan dapat dibuat oleh _developer software_ untuk melakukan banyak sekaligus. Sebagai contoh,  kamu dapat membuat sebuah dapp dengan kontrak pintar yang secara instan memberikan pinjaman uang kepada satu pihak setelah pihak tersebut mendepositkan jumlah dana jaminan yang sesuai ke dalam suatu alamat _crypto wallet_. Dalam hal ini, input_ yang memicu kontrak pintar untuk menjalankan transaksi adalah dengan **penerimaan dana kepada _wallet_ tertentu.** Sederhana, bukan? 

Jadi, hanya dengan satu program komputer sederhana, kamu dapat membuat aplikasi yang bisa memberikan pinjaman uang kepada orang tanpa harus diawasi dan dijalankan oleh seseorang. Ini bisa menjadi inovasi yang praktis, cepat, dan efisien. 

Kumpulan dari seluruh akun, saldo, dan kontrak pintar yang dibuat dan dijalankan di blockchain Ethereum kini merupakan bagian dari "state" milik Ethereum. Setiap kali blok baru yang berisi transaksi baru dan kode _smart contract_. ditambahkan ke blockchain Ethereum, maka _state_ Ethereum akan berubah. Maka dari itu, _state_ Ethereum akan selalu berubah.

Ketika kode _smart contract_ baru telah dibuat dan ditambahkan ke dalam blockchain, maka kontrak tersebut akan dijalankan dalam lingkungan komputer yang disimulasikan yaitu **Ethereum Virtual Machine** (EVM).
Perlu diingat bahwa _smart contract_ adalah program komputer yang akan melakukan sesuatu ketika suatu kondisi tertentu tercapai. Jadi, hanya dengan menaruhnya di dalam blockchain tidaklah cukup, maka dibutuhkan sesuatu yang dapat membuatnya memproses aksi-aksi tersebut.

Setiap _node_, yakni orang yang berpartisipasi dalam jaringan Ethereum dan bertugas memverifikasi dan mencatat segala transaksi, data, dan _state_, memiliki EVM mereka sendiri. Setiap _node_ menjalankan _smart contract_ di EVM mereka sendiri dan saling mengecek dengan node lain untuk memastikan agar mereka mendapatkan _output_ atau hasil yang sama. Hal ini mirip dengan sejumlah murid di kelas yang mengerjakan ujian dengan soal yang sama dan saling memeriksa jawaban satu sama lain demi memastikan bahwa jawaban mereka benar.



Ethereum dapat dipecah menjadi 3 komponen utama, yakni Jaringan Ethereum, Blockchain Ethereum, dan Ethereum Virtual Machine (EVM).

Bagaimana Cara Kerja Ethereum?

Ethereum merupakan hasil kerja _programmer_ asal Kanada-Rusia, Vitalik Buterin, ketika ia masih berusia 19 tahun. Sejak belia, Buterin telah dikenal sebagai orang yang berbakat dan memiliki ketertarikan terhadap matematika dan komputer. Menurut laporan, salah satu mainan favoritnya ketika masih anak-anak adalah Microsoft Excel. Dirumorkan juga bahwa ia belajar fasih berbicara bahasa Mandarin hanya dalam waktu beberapa bulan.

Sebelum menciptakan Ethereum, Buterin pernah membuat sebuah media yang berfokus pada kripto bernama Bitcoin Magazine pada 2011 bersama dengan temannya yang juga menyukai teknologi, Mihai Alisie. Dalam waktu yang berdekatan, Buterin juga ikutserta menulis sebuah paper tentang _Colored Coins_, yakni token yang merepresentasikan aset dunia nyata berdasarkan blockchain Bitcoin.

Pada 2013, dokumen yang ditulis oleh Buterin berjudul _Ethereum Whitepaper_ mengejutkan berbagai komunitas kripto. _Paper_ ini menjelaskan tentang blockchain baru, generasi kedua, yang tidak hanya memungkinkan orang untuk mengirim aset bernilai melalui internet seperti Bitcoin, namun juga memungkinkan para _developer_ atau pengembang untuk membuat aplikasi otonom yang terdesentralisasi
Dan ditenagai oleh program komputer tipe baru yang dikenal dengan istilah _smart contract_  atau kontrak pintar. _Ethereum Whitepaper_ tersebut berhasil menarik perhatian para penggemar kripto berpengaruh, yang kemudian ikut menjadi bagian dari _founding member_ Ethereum pada Desember 2013. Mereka termasuk CEO Decentral, Anthony Di Iorio, CEO IOG, Charles Hoskinson, Mihai Alisie, dan Amir Chetrit.

Pada 2014, terdapat tiga orang tambahan yang bergabung ke dalam tim Ethereum, yaitu mantan eksekutif Goldman Sachs, Joseph Lubin, dan dua _programmer_ komputer ahli yakni Gavin Wood dan Jeffrey Wilcke. Di tahun yang sama, Charles Hoskinson dan Amir Chetrit mundur dari jabatannya sebagai _co-founder_.  Pada 2015, giliran Anthony Di Iorio, Joseph Lubin, dan Mihai Alisie yang mundur untuk memulai proyek baru. Gavin Wood dan Jeffrey Wilcke juga berpindah dari Ethereum, meninggalkan Vitalik sebagai co-founder pertama sekaligus terakhir yang masih aktif bekerja di protokol tersebut.


Ethereum diciptakan oleh Vitalik Buterin ketika berusia 19 tahun. 

Siapa Pencipta Ethereum?

Hal-hal bergerak dengan sangat cepat di dunia kripto, dan teknologi Ethereum yang dibuat pada 2014 lalu itu telah dianggap ketinggalan zaman. Meski begitu, telah disiapkan proyek yang akan membangkitkan Ethereum kembali, yakni Ethereum 2.0. 

Ethereum 2.0, atau yang dikenal juga dengan istilah _Serenity_, merupakan _uprade_  besar yang bertujuan untuk membuat proyek kripto terbesar kedua di dunia ini menjadi lebih cepat, efisien, dan berskala.

Kamu mungkin telah mendengar bahwa pertambangan kripto membutuhkan energi yang besar. Dan meskipun hal itu baik untuk keamanan, mekanisme tersebut hanya dapat memproses jumlah transaksi yang terbatas per detik. Di kondisi sekarang, Ethereum mengonsumsi sekitar 44,49 terawatt hour (TWh) per tahunnya, yang setara dengan konsumsi energi tahunan satu negara Peru. Namun setelah peningkatan Ethereum 2.0, jaringan tersebut diantisipasi untuk setidaknya lebih hemat 99,95% dalam penggunaan energi. Penghematan energi ini mungkin terjadi karena Ethereum sedang berpindah dari jaringan yang menggunakan sistem pertambangan _Proof-of-Work_ menjadi sistem _Proof-of-Stake_. 

Disebut juga dengan istilah _Casper_, sistem _Proof-of-Stake_ Ethereum ini melibatkan pengguna jaringan untuk mengunci koin mereka agar dapat menjadi kontributor di jaringan, supaya tak lagi menggunakan alat komputer mahal dan mengonsumsi banyak energi. Setiap _staker_ harus mengunci 32 ether atau mengikuti _staking pool_ dan menggabungkan ether mereka dengan orang lain untuk berpartisipasi dalam membuat blok baru di blockchain PoS Ethereum.

Peningkatan Ethereum 2.0 berjalan dalam beberapa fase, dalam peningkatan awal meliputi:

- Phase 0: Rantai Beacon dan peluncuran _Proof-of-Stake_

- Phase 1: Menggabungkan blockchain Ethereum yang baru dengan yang lama.

- Phase 2: Pengenalan rantai "shard" dan teknologi roll-up
- Phase 3: Peningkatan keamanan


Phase 0 diluncurkan pada Desember 2020 dan Beacon merupakan blockchain terpisah dari Ethereum yang telah memperkenalkan sistem _Proof-of-Stake_. Beacon juga bertanggung jawab atas pembuatan blok baru, verifikasi transaksi, _staking reward_, dan mengatur blockchain Ethereum baru yang dinamakan _shard chain_.

Pada fase pengembangan besar selanjutnya, rantai Beacon Ethereum akan dihubungkan pada jaringan Ethereum utama yang kemudian menggantikan sistem _Proof-of-Work_ yang boros energi dengan _Proof-of-Stake_. Para _stakeholder_ jaringan yang dikenal dengan istilah _validator_ akan mulai memproduksi blok, memverifikasi transaksi, dan mengatur keamanan blockchain menggantikan penambang setelah Ethereum dan Eth 2.0 bergabung.

 Setelah penggabungan, akan dibutuhkan beberapa tambahan _upgrade_ minor. Tugas pengembang Ethereum selanjutnya adalah untuk memberikan izin _sharding_, yang akan menciptakan beberapa mini-blockchain baru. 

Setiap _shard_ bertanggung jawab untuk memverifikasi transaksi mereka sendiri, tanpa harus seluruh jaringan yang memverifikasi setiap transaksi. Rantai Beacon akan menjadi koordinator utama antara setiap _shard_, yang secara acak akan mengutus siapa _validator_-nya. 

Dengan berjalannya PoS dan _sharding_, pengembang Ethereum akan membuat pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan keamanan jaringan. Hal ini termasuk menambahkan fitur anonimitas untuk melindungi identitas _validator_ di balik proposal blok. Hal tersebut juga termasuk meningkatkan teknologi baru seperti _Verifiable Delay Function_ (VDF) untuk melindungi keacakan lebih jauh dari pengutusan _validator_ dan memungkinkan para penipu lebih sulit untuk mengganggu jaringan. 


Ethereum 2.0 dikenal juga dengan sebutan Serenity. 

Apa Itu Ethereum 2.0?

Ethereum 101

ETH-101.jpg

Bitcoin adalah mata uang digital atau aset kripto terdesentralisasi pertama yang berhasil meraih kesuksesan. Bitcoin pertama kali diluncurkan pada 2009 oleh seorang pencipta yang misterius dengan nama alias Satoshi Nakamoto. Kata cryptocurrency mereferensikan sebagai grup aset digital yang mana transaksinya aman dan terverifikasi dengan kriptografi - praktik ilmiah dari encoding dan decoding data. (penyandian dan penguraian kode data). Seluruh transaksi mata uang kripto akan tersimpan dalam database komputer yang memanfaatkan teknologi buku besar terdistribusi yang disebut sebagai blockchain. 

Bitcoin bisa dibagi menjadi unit yang lebih kecil yang disebut dengan “satoshis” (hingga delapan desimal) dan digunakan untuk pembayaran, tetapi bisa juga menjadi investasi seperti emas. Ini disebabkan karena harga dari satuan bitcoin terus melonjak pesat sejak awal - dari yang nilainya kurang dari satu sen sampai menjadi puluhan ribu dolar Amerika Serikat. Sebagai aset pasar, bitcoin diwakili oleh simbol ticker BTC. 

Istilah “terdesentralisasi” memang sering digunakan ketika membahas mata uang kripto. Istilah ini dimaknai sebagai sesuatu yang didistribusikan secara luas dan tidak memiliki lokasi terpusat atau otoritas pengontrol tunggal. Pada Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, teknologi dan infrastruktur yang mengelola dan mengatur pembuatan, pasokan, dan keamanan tidak bergantung pada entitas terpusat seperti bank dan pemerintah. Maka dari itu, aset kripto, contohnya bitcoin, merupakan mata uang yang terdesentralisasi karena tidak dikuasai atau dikontrol oleh otoritas tertentu dan tidak memiliki lokasi terpusat. 

Sebaliknya, Bitcoin dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna bisa bertukar nilai antar pengguna lainnya secara langsung melalui jaringan peer-to-peer, yakni tipe jaringan yang mana semua pengguna memiliki kekuatan yang sama dan terhubung satu sama lain tanpa server pusat atau perusahaan perantara yang bertindak di tengah. Hal ini memungkinkan data untuk dibagikan dan disimpan sehingga pembayaran bitcoin juga bisa dilakukan dengan lancar antar pihak. 
Jaringan Bitcoin (menggunakan awalan huruf kapital “B” ketika mengacu pada jaringan atau teknologi, dan menggunakan huruf kecil “b” jika mengacu pada mata uang sebenarnya yakni “bitcoin”) sepenuhnya bersifat publik, artinya siapa pun di dunia yang memiliki perangkat digital yang terkoneksi internet dan bisa mengaksesnya bisa berpartisipasi tanpa batasan. Jaringan Bitcoin juga bersifat open-source, yang artinya siapa pun bisa melihat atau membagikan kode sumber Bitcoin. 

Mungkin cara termudah untuk memahami bitcoin adalah dengan menganggapnya sebagai internet untuk uang. Internet itu digital secara murni, dan tidak ada satu orang pun yang memiliki atau mengontrolnya, internet juga tanpa batas dalam artian siapa saja yang memiliki listrik dan perangkat digital bisa terhubung ke internet, berjalan 24/7, dan para penggunanya bisa berbagai data satu sama lain. Sekarang, bayangkan jika jika ada “mata uang internet” yang mana setiap orang yang menggunakan internet bisa membantu mengamankannya, mengeluarkannya, dan saling membayar secara langsung tanpa melibatkan bank. Itu merupakan makna dasar dari bitcoin.

## Bitcoin Sebagai Alternatif Mata Uang Fiat
Mata uang fiat adalah standar mata uang yang saat ini digunakan oleh hampir semua negara di dunia, alat pembayaran sah yang dikeluarkan pemerintah dan didalamnya tidak memiliki nilai intrinsik. (Sumber: money.kompas.com) 

Awalnya, Nakamoto merancang bitcoin sebagai alternatif dari uang tradisional, dengan tujuan supaya bitcoin bisa menjadi alat pembayaran legal yang bisa diterima secara global dan bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa. 

Meski begitu, utilitas bitcoin sebagai pembayaran sedikit terhalang oleh volatilitas harganya. Volatilitas adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan seberapa banyak harga aset berubah selama periode waktu tertentu. Dalam kasus bitcoin, harganya bisa berubah secara drastis dari hari ke hari, bahkan dari menit ke menit, sehingga menjadikannya sebagai mata uang yang kurang ideal. Sebagai contoh, kamu tidak akan ingin membayar Rp30 ribu untuk secangkir kopi yang lima menit kemudian nilainya bisa bertambah menjadi Rp 45 ribu. Sebaliknya, ini juga bisa merugikan pedagang jika harga bitcoin turun drastis setelah transaksi kopi dilakukan. 

Bisa dikatakan bahwa bitcoin bekerja dengan cara yang berlawanan dengan uang tradisional: bitcoin tidak dikontrol atau dikeluarkan oleh bank sentral, memiliki pasokan tetap (yang artinya satuan bitcoin tidak bisa dibuat atau diciptakan sesuai keinginan), dan harganya tidak bisa diprediksi. Memahami perbedaan tersebut adalah kunci utama untuk memahami bitcoin. 


## Cara Kerja Bitcoin
Penting untuk dipahami bahwa terdapat tiga komponen terpisah dari Bitcoin, yang semuanya digabungkan untuk bisa menciptakan sistem pembayaran terdesentralisasi. Tiga komponen tersebut yakni Jaringan Bitcoin (Bitcoin network), mata uang asli dari jaringan Bitcoin yang disebut bitcoin (BTC), dan Blockchain Bitcoin. 

Bitcoin bergerak di dalam jaringan peer-to-peer yang mana pengguna, biasanya individu atau entitas yang ingin bertukar bitcoin dengan orang lain di jaringan, tidak memerlukan bantuan perantara untuk mengeksekusi dan memvalidasi transaksi. Pengguna bisa memilih untuk menghubungkan komputer mereka secara langsung ke jaringan dan mengunduh buku besar publiknya yang mana semua histori transaksi bitcoin tercatat. 

Buku besar publik menggunakan teknologi yang dikenal sebagai blockchain, atau yang disebut juga sebagai “teknologi buku besar terdistribusi.” Teknologi blockchain memungkinkan transaksi mata uang kripto diverifikasi, disimpan, dan dilakukan secara transparan dan tidak berubah (immutable). Immutability dan transparansi merupakan kredensial yang sangat penting untuk sistem pembayaran seperti bitcoin yang bergantung pada zero trust. 

Tiap kali transaksi sudah dikonfirmasi dan ditambahkan ke buku besar, jaringan blockchain akan memperbarui salinan buku besar tiap pengguna untuk mencerminkan perubahan yang ter-update. Blockchain bisa dianggap sebagai dokumen pada Google Docs yang akan ter-update secara otomatis ketika ada pengguna yang memiliki akses mengedit kontennya. 

Sesuai dengan namanya, blockchain Bitcoin adalah string (tipe data) digital dari “blocks” yang diatur secara kronologis. Blocks merupakan potongan kode yang berisi data transaksi bitcoin. Meski begitu, penting untuk diketahui bahwa memvalidasi transaksi dan mining bitcoin adalah proses yang terpisah. Mining atau penambangan bitcoin masih bisa terjadi terlepas dari ketika transaksi-transaksi ditambahkan atau tidak. Demikian juga, transaksi Bitcoin yang berlimpah tidak akan meningkatkan tingkat di mana miners (penambang) menemukan block baru. Terlepas dari banyaknya transaksi yang menunggu untuk dikonfirmasi, Bitcoin diprogram untuk memungkinkan block baru ditambahkan ke blockchain kira-kira tiap sepuluh menit sekali. 

Karena blockchain bersifat publik, maka semua partisipan jaringan bisa melacak dan mengakses transaksi bitcoin secara real-time. Infrastruktur ini mampu mengurangi masalah pembayaran via online seperti double-spending (pengeluaran ganda). Double-spending adalah ketika pengguna mencoba untuk membelanjakan mata uang kripto yang sama selama dua kali yang bisa merugikan pihak tertentu. Sebagai contoh, pengguna A yang memiliki 1 bitcoin berusaha untuk mengirimkannya kepada pengguna B dan C secara bersamaan dengan harapan agar sistem tidak akan menyadarinya. 

Double-spending tidak berlaku pada sistem bank tradisional karena rekonsiliasi dilakukan oleh otoritas pusat. Ini juga bukan menjadi masalah dengan uang tunai fisik karena kamu tidak akan bisa memberikan satu lembar uang kepada dua orang yang berbeda. 

Bitcoin, bagaimanapun, memiliki ribuan salinan dari buku besar yang sama sehingga mengharuskan seluruh jaringan pengguna untuk menyetujui validitas dari setiap transaksi bitcoin yang terjadi. Kesepakatan semua pihak inilah yang dikenal sebagai konsensus. 

Serupa dengan bank yang terus memperbarui saldo penggunanya, tiap orang yang memiliki salinan buku besar Bitcoin juga bertanggung jawab untuk mengonfirmasi dan memperbarui saldo semua pemegang bitcoin. Lantas, bagaimana jaringan Bitcoin memastikan bahwa konsensus telah tercapai, meskipun ada banyak salinan buku besar yang tersimpan di seluruh dunia? Hal ini dilakukan melalui proses yang dikenal sebagai proof-of-work. 

## Apa itu  Proof-of-Work (PoW) ?
Sekumpulan komputer pada jaringan Bitcoin menggunakan proses yang dinamakan proof-of-work (PoW) untuk memvalidasi transaksi dan mengamankan jaringan. PoW adalah “mekanisme konsensus” dari blockchain Bitcoin. 

PoW merupakan tipe mekanisme konsensus pertama dan yang paling umum untuk mata uang kripto yang berjalan di blockchain. Meski begitu, ada juga yang lain yakni proof-of-stake (PoS), yang cenderung mengonsumsi lebih sedikit daya komputasi secara keseluruhan.

![mining_farm_coindesk.jpeg](/uploads/mining_farm_coindesk_d5d341958d.jpeg)
Foto: CoinDesk

PoW mengangkat beberapa kontributor jaringan tertentu dan memberikannya peran sebagai “validator”, atau lebih dikenal dengan sebutan “miners” - hanya setelah mereka telah membuktikan komitmen mereka kepada jaringan dengan mendedikasikan sejumlah besar daya komputasi untuk menemukan block baru yang biasanya memakan waktu sekitar sepuluh menit. 

Ketika block baru ditemukan, para miner sukses yang menemukannya melalui proses mining bisa mengisi block tersebut dengan transaksi yang sudah tervalidasi senilai 1 megabyte. Block baru ini kemudian ditambahkan ke rantai block dan salinan buku besar milik tiap pengguna juga diperbarui dengan informasi data terbaru. Sebagai imbalan atas upaya mereka, para miner diizinkan untuk memperoleh biaya apapun yang melekat pada transaksi yang mereka tambahkan, mereka juga mendapatkan tambahan sejumlah bitcoin yang baru dicetak (minted). Bitcoin baru yang tercipta dan dihadiahkan kepada miner sukses dikenal dengan nama “block reward”.

Seluruh pengguna Bitcoin harus membayar biaya jaringan setiap kali mereka bertransaksi (biasanya dinilai berdasarkan jumlahnya) sebelum pembayaran bisa diproses untuk validasi. Jadi, biaya tambahan jaringan ini serupa dengan membeli perangko untuk mengirim surat. Tujuan penambahan biaya transaksi (transaction fee) ini adalah untuk menyamai atau melebihi biaya rata-rata yang dibayarkan oleh peserta jaringan lain sehingga transaksi bia diproses tepat waktu. Miner harus menanggung biaya listrik dan maintenance untuk menjalankan perangkat seharian untuk memvalidasi jaringan Bitcoin, maka dari itu biasanya mereka akan memprioritaskan transaksi dengan biaya tertinggi untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya ketika mengisi block baru. 

Pengguna bisa melihat rata-rata biaya transaksi pada mempool Bitcoin, yang mana serupa dengan ruang tunggu bagi transaksi yang belum dikonfirmasi sampai transaksi tersebut dipilih dan ditambahkan ke blockchain oleh miners. 

## Bagaimana Bitcoin Dibuat? 
Jaringan bitcoin secara otomatis merilis bitcoin yang baru dicetak kepada para miners atau penambang ketika mereka menemukan dan menambahkan block baru ke blockchain. Total pasokan bitcoin memiliki batas yakni 21 juta koin, yang berarti begitu jumlah koin yang beredar mencapai 21 juta, maka protokol akan berhenti mencetak koin baru. Di satu sisi, penambangan bitcoin (bitcoin mining) memiliki fungsi ganda yakni sebagai validasi transaksi dan proses penerbitan bitcoin (Jika semua koin sudah ditambang, maka fungsinya hanya sebagai proses validasi transaksi saja). 

Terpenting, meningkatnya jumlah daya komputasi yang didedikasikan untuk penambangan bitcoin bukan berarti akan ada lebih banyak banyak bitcoin yang bisa ditambang. Miner yang memiliki daya komputasi yang lebih besar hanya bisa meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan block berikutnya, sehingga jumlah bitcoin yang ditambang tetap relatif stabil dari waktu ke waktu. 

Jaringan Bitcoin menggunakan strategi distribusi koin yang disebut dengan “bitcoin halving” yang memastikan jumlah bitcoin yang didistribusikan kepada para penambang akan berkurang seiring dengan waktu. Mengurangi pasokan bitcoin yang baru memasuki sirkulasi secara bertahap diharapkan bisa membantu mendukung harga aset (didasari prinsip dasar penawaran dan permintaan). 

Bitcoin halving (pengurangan bitcoin), atau yang disebut juga dengan istilah halvenings, terjadi setiap 210,000 blocks atau kira-kira empat tahun sekali. Ketika protokol bitcoin pertama kali diluncurkan pada 2009, tiap penambang sukses menerima 50 bitcoin (BTC) sebagai block reward. Melaju pada 2021, kini block reward menjadi sebesar 6,25 BTC, reduksi dari 12,5 BTC sebelum terjadinya bitcoin halving pada Mei 2020. 

Bitcoin halving selanjutnya diperkirakan terjadi sekitar 2024 dan nilai block reward juga diprediksi menurun ke angka 3,125 BTC. Proses ini akan terus berlanjut hingga akhirnya tidak ada lagi koin yang tersisa untuk ditambang. 

Sampai hari ini ketika artikel ditulis (Januari 2022), telah ada lebih dari 18, 7 juta BTC yang beredar, yang artinya hanya tersisa 2,25 juta BTC lagi yang tersisa untuk masuk ke sirkulasi. Meski begitu, dengan mempertimbangkan prinsip dari halving dan kesulitan jaringan dalam proses penambangan, diperkirakan bitcoin terakhir akan ditambang sekitar 118 tahun lagi yakni pada 2140. 

## Apa Itu Bitcoin Wallet?
Bitcoin Wallet (Dompet Bitcoin) adalah program software yang berjalan di komputer atau perangkat digital khusus yang memiliki fungsi untuk mengamankan, mengirim, dan menerima bitcoin. Secara berlawanan, bitcoin sendiri tidak disimpan di dalam dompet. Malahan, dompet tersebut berfungsi untuk mengamankan kunci kriptografi - seperti kata sandi khusus rahasia - yang membuktikan kepemilikan sejumlah bitcoin tertentu di jaringan Bitcoin. 

Setiap kali transaksi bitcoin terjadi, kepemilikan bitcoin ditransfer dari pengirim ke penerima, dengan jaringan yang akan mendesain kata sandi penerima sebagai password baru untuk mengakses bitcoin tersebut. 

Bitcoin menggunakan sistem yang disebut dengan Public-Key Cryptography (PKC) untuk menjaga integritas blockchain-nya. Awalnya, PKC digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan, kini PKC umumnya digunakan pada berbagai blockchain untuk menjaga dan mengamankan transaksi. Sistem ini memungkinkan hanya para individu yang memiliki sandi kunci sandi yang tepat untuk mengakses koin tertentu. 

Terdapat dua tipe kunci yang diperlukan untuk memiliki dan menjalankan transaksi bitcoin, yakni kunci pribadi (private key) dan kunci publik (public key). Kedua kunci ini adalah kumpulan string (data) karakter alfanumerik yang dihasilkan secara acak dan digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi transaksi. Pada jaringan Bitcoin, PKC mengimplementasikan fungsi matematika satu arah yang mudah diselesaikan dalam satu cara dan hampir tidak mungkin untuk dibalik. 

Blockchain menggunakan algoritma matematika satu arah untuk membuat kunci publik dari kunci pribadi. Dengan begitu, hampir tidak mungkin untuk membuat ulang kunci pribadi dari kunci publik, yang berarti sebaiknya pengguna tidak boleh kehilangan kunci masing-masing atau melupakan kata sandi untuk mengaksesnya. Pengguna juga akan menerima public address, yang merupakan bentuk yang lebih pendek atau singkat dari kunci publik pengguna. 

Public address berfungsi serupa dengan alamat rumah bersama yang digunakan untuk menerima bitcoin. Di sisi lain, kunci pribadi bersifat privat dan harus disembunyikan dari mata-mata, mirip dengan pin kartu debit yang hanya boleh diketahui oleh diri sendiri. 

Untuk melakukan transaksi, pengguna diharuskan untuk menggunakan kunci pribadi dan kunci publik untuk mengenkripsi dan menandatangani transaksi Bitcoin, serta menyertakan alamat publik dari penerima. Dengan begitu, hanya penerima dengan kunci pribadi saja yang bisa membuka dan mengklaim bitcoin yang ditransfer. 

Foto: CoinDesk

Pada 2008, seorang programmer dengan nama samaran Satoshi Nakamoto mempublikasikan sebuah dokumen berjumlah sembilan lembar yang menjelaskan tentang mata uang digital baru yang terdesentralisasi. Mata uang ini dinamakan Bitcoin. 


Apa Itu Bitcoin? 


Ketika membahas tentang membeli barang dengan bitcoin (BTC), banyak orang yang membayangkan pasar gelap yang dipenuhi dengan transaksi gelap, penjualan off-the-record dan produk ilegal, atau miliarder yang mencari yacht mewah dan jet pribadi. Kenyataannya, ada sederet daftar barang yang bisa kamu beli dengan bitcoin. 

Saat ini, lebih dari sepertiga usaha kecil di Amerika Serikat telah menerima mata uang kripto sebagai bentuk pembayaran, daftar barang dan jasa yang bisa dibayar dengan mata uang kripto pun terus bertambah dari hari ke hari. Bitcoin dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk membeli berbagai jenis barang. 

Beberapa perusahaan besar yang menerima pembayaran menggunakan bitcoin antara lain Microsoft, AT&T, PayPal, dan sebagainya. Keuntungan bitcoin sebagai alat pembayaran antara lain kemudahan melakukan transaksi lintas batas, anonimitas, dan catatan transaksi yang tidak bisa dimanipulasi. Berikut merupakan beberapa hal yang  bisa dibeli dengan bitcoin:

## Mobil

Perusahaan kendaraan elektrik ternama Tesla menjadi berita utama pada Mei 2021 karena sang founder-nya yakni Elon Musk mengumumkan bahwa perusahaannya tidak akan lagi menerima bitcoin sebagai metode pembayaran karena alasan lingkungan. Di sisi lain, berbagai pasar mobil bekas di Amerika Serikat tetap menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran, dan hal ini telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. 
BitCars, salah satu dealer mobil bekas online di Amerika Serikat yang menjual segala jenis kendaraan mewah termasuk Tesla juga telah menampilkan daftar harga mobil dalam BTC. Jika menyukai sport car, siapa pun kini bisa memiliki Lamborghini Huracan dari situs BitCars yang dihargai 10 BTC. (per penulisan artikel). 

## Perumahan

Alih-alih dianggap sebagai hal baru, membeli real estate atau properti dengan bitcoin atau mata uang kripto lainnya telah terjadi sejak 2017. Pada bulan Juni 2022, penthouse yang terletak di Miami, Amerika Serikat telah terjual seharga USD22,5 juta dalam mata uang kripto, dan menjadi penjualan terbesar yang pernah dibayar dengan mata uang virtual. Banyak grup real estate global yang saat ini menawarkan listing mereka dalam bitcoin juga termasuk Bithome, Caliber and Partners, dan Mercado Libre. 

## Acara olahraga

Meskipun membeli tiket pertandingan harian dengan bitcoin belum menjadi hal yang biasa di seluruh stadion di Amerika Serikat, beberapa franchise tertentu sudah mulai menerapkan pembayaran dengan bitcoin. Dallas Mavericks dari National Basketball Association, yang dimiliki oleh investor dan pengusaha blockchain Mark Cuban, telah bermitra dengan BitPay untuk menerima bitcoin dan bentuk aset kripto lainnya. Mereka bahkan menawarkan potongan harga untuk barang dagangan jika menggunakan alat pembayaran kripto. 
Bitcoin juga dapat digunakan untuk membeli tiket konser dan acara lainnya yang diadakan di beberapa arena besar tertentu di Amerika Serikat. 

## Seni dan koleksi

Beberapa rumah lelang terkenal juga sudah mulai menerima aset kripto sebagai metode pembayaran setelah ledakan token NFT yang meledak di dunia seni. Rumah lelang ternama Hong Kong, Phillips auction house, baru-baru ini mendaftarkan karya seniman jalanan, Banksy, senilai antara USD2,82 juta dan USD4,1 juta untuk pembelian dalam bitcoin dan ether. 

![blockchain_art_andy_warhol.png](/uploads/blockchain_art_andy_warhol_510dfcc57b.png)

## Traveling

Semenjak industri perjalanan dibuka kembali setelah pandemi COVID-19,  berbagai penjualan tiket penerbangan dan penginapan di seluruh dunia sudah mulai menerima pembayaran menggunakan bitcoin. CheapAir dan Travela yang telah bermitra dengan Booking.com dan Expedia juga telah memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian menggunakan bitcoin dan aset kripto lainnya.

Beberapa hotel di Amerika Serikat bahkan mengizinkan pelanggan untuk memesan penginapan dengan bitcoin secara langsung menggunakan BitPay, meskipun sebagian besar masih memerlukan penggunaan pihak ketiga untuk membayar sepenuhnya dalam bitcoin, yang dapat menyebabkan iuran tambahan.

## Jet pribadi

Traveler konglomerat yang akrab dengan kripto kini bisa terbang secara pribadi berkat perusahaan seperti BitLux dan flyExclusive, yang baru-baru ini mulai menerima bitcoin untuk menyewakan jet pribadi.
Trader juga bisa membeli pesawat jet pribadi menggunakan aset kripto melalui jasa jual beli Aviatrade yang menyediakan berbagai jet terdaftar. 

## Layanan web

Secara intuitif, masuk akal bahwa layanan web akan menjadi yang pertama dalam menerima mata uang digital. Kamu dapat membeli jaringan pribadi virtual dengan bitcoin melalui berbagai perusahaan seperti ProtonVPN, Cyberghost, dan NordVPN.
Penyimpanan cloud juga tersedia secara luas untuk pembelian menggunakan bitcoin yang ditawarkan oleh MEGA dan Sync.

Jika ingin meng-host situs web menggunakan bitcoin, kamu bisa langsung bertransaksi dengan vendor seperti Coin.host atau Server Room yang menyediakan server khusus mulai dari $121,5 atau Rp1,7 juta per bulan, atau 0,000023 BTC.

## Aktivitas Amal/Donasi

Banyak badan amal yang mulai menerima bitcoin sebagai bentuk sumbangan, termasuk diantaranya organisasi nirlaba populer seperti American Red Cross, American Cancer Society, UNICEF, serta organisasi yang lebih kecil seperti The Water Project, Save the Children, dan Run 2 Rescue.

Organisasi Charityvest juga memungkinkan orang untuk menyumbang ke badan amal apa pun menggunakan bitcoin meskipun tidak menerima mata uang kripto secara langsung. Pada 2020, Charityvest Funds telah menerima donasi sebesar $8,1 juta, yang mana telah disalurkan pada lebih dari 2.100 badan amal.

## Pembelian bitcoin melalui Paypal

Pada Mei 2022, PayPal mengumumkan layanan baru yang disebut Checkout with Crypto atau membayar dengan kripto yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan menggunakan pembayaran bitcoin terhadap jutaan toko. Layanan ini akan mengubah mata uang kripto yang dibeli melalui pertukaran PayPal menjadi dolar AS untuk pedagang. Di sisi lain, telah dilaporkan bahwa PayPal telah membeli hampir 70% dari bitcoin yang baru dicetak untuk memungkinkan operasi tersebut.

Meskipun pelanggan tidak dapat mengirim uang dari dompet pribadi ke akun PayPal mereka, layanan ini berguna bagi pengguna yang menggunakan PayPal sebagai cara utama untuk membeli dan menjual bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

Foto Lamborghini: lamborghini.com
Dimodifikasi CoinDesk Indonesia

Pada titik tertentu, ada masa ketika pemain kripto hendak membelanjakan seluruh bitcoin mereka. Meski begitu, masih ada kebingungan mengenai di mana tempat yang tepat untuk menukar bitcoin dengan barang dan jasa?


Apa Saja yang Bisa Dibeli dengan Bitcoin?

Satoshi Nakamoto awalnya menciptakan bitcoin sebagai metode pembayaran alternatif yang terdesentralisasi. Alih-alih seperti transfer bank internasional, bitcoin menjadi metode pembayaran dengan biaya transaksi yang rendah dan hampir bersifat instan atau praktis.

Secara umum, bitcoin dan mata uang kripto dianggap sebagai "masa depan keuangan." Filosofi utama di balik Bitcoin adalah menciptakan sistem pembayaran elektronik yang tidak akan bergantung pada pihak ketiga atau otoritas pusat untuk konfirmasi, penyelesaian, atau penerbitan. 

Selain menghilangkan pihak ketiga, transaksi bitcoin tidak dapat diubah dan relatif lebih murah daripada opsi pembayaran tradisional. Dibandingkan dengan mata uang fiat yang dikendalikan oleh pemerintah, Bitcoin bersifat publik dan beroperasi secara independen dari entitas negara mana pun. Transaksi bitcoin diverifikasi secara digital melalui jenis teknologi buku besar yang dikenal sebagai blockchain yang tidak terikat pada satu server pusat, melainkan ke jaringan komputer global, membuat transaksi bitcoin secara signifikan kurang rentan terhadap penipuan atau tolak bayar.
Penipuan seperti yang sering terjadi di PayPal kemungkinan tidak bisa terjadi karena transaksi dan dana pengguna kripto tidak dikendalikan oleh entitas terpusat. Demikian pula, pemerintah negara tidak dapat menutup blockchain karena tidak di-host di satu server atau di satu lokasi.

Fitur-fitur ini sangat bermanfaat bagi pedagang online dan memungkinkan konsumen untuk menikmati pilihan pasar domestik dan internasional yang lebih luas tanpa mengkhawatirkan biaya tinggi atau batasan geografis. Selain itu, transaksi bitcoin adalah pseudonim, artinya mereka menawarkan tingkat anonimitas kepada pengguna saat berdagang atau bertukar dana.


## Bitcoin untuk pengiriman uang lintas batas
Sampai batas tertentu, Bitcoin juga bisa mengatasi masalah yang sering timbul dengan model pengiriman uang saat ini, terutama masalah harga dan kecepatan. Layanan pengiriman uang tradisional biasanya membebankan biaya yang tinggi dan transfer dana mungkin memakan waktu beberapa hari untuk sampai ke tujuan. Di sisi lain, transaksi Bitcoin tak hanya lebih cepat, tetapi juga jauh lebih murah. Ini karena jaringan Bitcoin tidak bergantung pada perantara apa pun untuk mengonfirmasi transaksi. Ada jaringan kontributor sukarela di seluruh dunia yang menjalankan peralatan komputasi mereka 24/7 untuk mengkonfirmasi transaksi bitcoin.

Dibutuhkan sekitar 10 menit untuk konfirmasi pembayaran BTC. Ini bisa lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pada seberapa padat jaringan Bitcoin. Semakin banyak orang yang menggunakan jaringan pada waktu tertentu, semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk memproses transaksi dan sebaliknya. Transaksi Bitcoin bisa diibaratkan dengan lalu lintas di jalan raya. Semakin sibuk, semakin lama waktu yang dibutuhkan setiap kendaraan untuk mencapai tujuannya.

Bitcoin telah terbukti menjadi cara yang lebih efisien dan murah untuk mentransfer uang tanpa batas. Misalnya, berdasarkan Bank Dunia (World Bank), biaya rata-rata global untuk mengirim pengiriman uang sebesar Rp 2.863.010 pada kuartal ketiga 2020 adalah 6,82%. Itu bisa menjadi sangat signifikan untuk angka yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan bitcoin, biaya transaksi rata-rata jaringannya hanya sekitar Rp 38.221,18. Itulah sebabnya negara-negara seperti El Salvador telah menjadikan mata uang kripto sebagai bentuk uang yang diakui secara hukum.

Secara umum, Bitcoin terdesentralisasi dan memberi orang kebebasan untuk bertukar nilai tanpa bergantung pada perantara. Dan berkat ledakan institusional pada 2020 dan 2021, kini sudah banyak perusahaan tradisional yang telah menerima bitcoin sebagai pembayaran.

## Sebuah penyimpan nilai
Selain fungsinya sebagai alat tukar, bitcoin telah mendapatkan gelar “emas digital” karena kelangkaannya dan potensi penggunaannya sebagai lindung nilai ekonomi atau inflasi – jenis aset yang dibeli untuk melindungi dari krisis ekonomi atau penurunan nilai mata uang.

Serupa dengan emas yang memiliki persediaan terbatas, Bitcoin memiliki persediaan maksimum 21 juta token. Sejauh ini, 18,9 juta token Bitcoin telah ditambang. Untuk alasan ini, banyak pedagang, investor institusi, dan penabung kecil-kecilan telah terbangun dengan potensi keuntungan dari apresiasi harga bitcoin karena hanya ada 2,1 juta yang tersisa untuk masuk sirkulasi.

Diperkirakan ada lebih dari 20 juta jutawan di dunia, yang berarti hanya ada cukup untuk masing-masing memiliki satu BTC, terlepas dari populasi dunia lainnya.





Cepat, murah untuk digunakan, bersifat privat dan pemerintah pusat tidak dapat mengambilnya.


Mengapa Harus Menggunakan Bitcoin Untuk Bertransaksi?

Saat ini, semua orang di Indonesia bisa melakukan pembelian bitcoin dan mata uang digital lainnya. Bitcoin juga sudah mendapatkan izin legal untuk diperdagangkan di bursa berjangka Indonesia menurut Bappebti. Untuk membeli bitcoin, pengguna bisa menggunakan beberapa bursa yang menyediakan layanan ini di Indonesia dan menerima mata uang Rupiah sebagai alat penukarannya, salah satunya adalah platform PINTU. Beberapa langkah untuk membeli bitcoin di Indonesia, antara lain:

## Daftar dan Verifikasi 
Pengguna diharuskan untuk melakukan pendaftaran dengan memberikan sejumlah data dan menunggu data diverifikasi untuk kepentingan keamanan. Langkah membeli bitcoin akan menggunakan PINTU sebagai contoh. 

## Deposit 
Selanjutnya, pilih “Akun” dan klik “Rekening Bank Saya” untuk melakukan deposit.  Kemudian, tentukan bank yang akan digunakan untuk memasukkan dana ke dalam deposit. Pengguna bisa memasukkan data melalui rekening bank dari semua bank yang ada di Indonesia, kemudian masukan detil rekening bank. Dana Rupiah yang tersimpan di dalam Deposit akan digunakan untuk jual-beli Bitcoin.

Selanjutnya, pilih menu “Deposit” yang terletak di bawah saldo rupiah, pilih bank yang ingin digunakan untuk transfer rupiah. Jumlah minimum deposit awal biasanya sebesar Rp50 ribu. Pengguna juga memungkinkan untuk melihat perkembangan harga beli dan jual bitcoin secara real-time. 

## Mulai jual/beli bitcoin
Di laman _exchange_ kripto, pengguna akan menemukan aset kripto atau mata uang digital yang tersedia untuk dibeli. 


Kemudian, pengguna bisa membeli bitcoin dengan mengklik tulisan "Beli" atau sejenisnya, atau menjual bitcoin dengan klik “Jual”. Kemudian, masukkan jumlah rupiah pada kolom “Jumlah Pembelian” dan klik “Berikutnya”. Selanjutnya, akan muncul halaman konfirmasi pembelian bitcoin. Pastikan harga dan jumlah pembelian sudah sesuai keinginan, kemudian klik “Beli Sekarang”. 


## Wallet untuk Bitcoin

Bitcoin atau aset kripto lainnya akan tersimpan di wallet (dompet). Wallet serupa dengan istilah “dompet” untuk menyimpan aset digital sebelum ditransaksikan.

Di Indonesia, bitcoin dan 229 aset kripto lainnya sudah mendapatkan izin legal untuk diperdagangkan di komoditas berjangka dan diawasi oleh Bappebti. Beberapa platform jual beli Bitcoin di Indonesia antara lain:

PT Indodax Nasional Indonesia (INDODAX)
PT Crypto Indonesia Berkat (TOKOCRYPTO)
PT Zipmex Exchange Indonesia (ZIPMEX)
PT Indonesia Digital Exchange (IDEX)
PT Pintu Kemana Saja (PINTU)
PT Luno Indonesia LTD (LUNO)
PT Cipta Koin Digital (KOINKU)
PT Tiga Inti Utama
 PT Upbit Exchange Indonesia
PT Bursa Cripto Prima
PT Rekeningku Dotcom Indonesia
PT Triniti Investama Berkat
PT Plutonext Digital Aset


Masing-masing platform jual-beli bitcoin dan aset investasi lainnya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, termasuk biaya trading dan withdrawal yang beragam, aset kripto dan fitur yang tersedia, serta kemudahannya dalam mengoperasikan aplikasi. Pengguna diharapkan untuk mencari tahu informasi dan menentukan platform jual-beli aset kripto sesuai keinginan. 
Selain bitcoin, ada beberapa aset kripto legal dan sudah diakui oleh Bappebti termasuk ethereum, tether, binance, chainlink, dan lain-lain. 



Dibandingkan dengan ketika Bitcoin pertama kali diluncurkan pada 2009, sekarang pembelian bitcoin atau mata uang digital lainnya menjadi semakin mudah. 


Cara Jual Beli Bitcoin Secara Legal di Indonesia

Ada 100 juta satoshi dalam satu bitcoin. Artinya, setiap satoshi bernilai 0,00000001 BTC. Agar satu satoshi bernilai kurang lebih satu sen atau senilai Rp5 ribu, 1 BTC harus bernilai Rp 14.306.050.000,00
Satoshi bukan satu-satunya pecahan kecil dari bitcoin. Ada juga istilah milibitcoin yang bernilai seperseribu bitcoin atau 0,001 BTC. Ada pula microbitcoin yang nilainya sepersejuta bitcoin atau 0,000001 BTC. Di jaringan Lightning, pengguna masih mungkin untuk bertransaksi menggunakan unit yang bahkan lebih kecil dari satoshi, yakni millisatoshi yang mewakili seperseribu dari satu satoshi. Sayangnya, millisatoshi tidak dapat digunakan di jaringan bitcoin itu sendiri, maka satoshi menjadi unit terkecil di jaringan Bitcoin. 
Istilah seperti satoshi, atau unit kecil lainnya diciptakan agar pengguna tidak harus menulis angka nol yang terlalu banyak ketika ada aset kripto yang nilainya sangat kecil terlibat dalam transaksi.
Membagi bitcoin menjadi pecahan yang lebih kecil juga diperlukan untuk memfasilitasi transaksi kecil, seperti contohnya untuk membeli kopi dan sebagainya. Di sisi lain, volatilitas yang tinggi  seringkali membuat bitcoin dianggap bukan sebagai alat pertukaran yang stabil dan sesuai. 
Unit kecil satoshi menjadi sangat diperlukan sejak nilai satu bitcoin naik menjadi puluhan ribu dolar atau setara dengan Rp 286.121 juta. Ini juga berarti calon investor bisa mulai membeli BTC dengan harga mulai dari Rp15 ribu saja. 
Karena block rewards berkurang separuh kira-kira setiap empat tahun, token bitcoin baru yang dicetak setiap 10 menit pada titik tertentu akan dihitung dalam unit satoshi daripada bitcoin. Pencetakan bitcoin baru pada akhirnya harus berhenti di abad berikutnya karena kehadiran satoshi. Hal ini tidak memungkinkan untuk terus mencetak bitcoin baru selamanya dalam jumlah yang semakin kecil.
Satoshi merupakan nama yang diambil dari nama samaran pencipta bitcoin, yakni Satoshi Nakamoto. Meski begitu, sosok dibalik Satoshi Nakamoto telah berhenti menggunakan nama samarannya sejak 2010 dan meninggalkan hanya sedikit petunjuk mengenai identitas dirinya yang sebenarnya. 




Satu bitcoin dapat dibagi lagi, dan unit dengan nilai terkecilnya itu disebut dengan “satoshi”.


Apa Itu Satoshi? Begini Cara Menghitung Nilai Satu Satoshi Dalam Rupiah

Beberapa dekade yang lalu, setiap perusahaan _software_ komputer besar selalu memiliki ruang bawah tanah yang penuh dengan komputer yang berurusan dengan angka sepanjang hari. 

Namun, hal Itu berubah di era _cloud computing_. Alih-alih mengorbankan ruangan bawah tanah yang berharga, perusahaan _software_ mulai menyewa daya komputasi dari gudang yang dipenuhi dengan mesin kuat yang dipandu di tempat lain.

_Cloud mining_ menggunakan prinsip yang sama, yakni _outsourcing_ pekerjaan komputasi kepada tempat para penambangan aset kripto, yang mana prosesnya membutuhkan komputer canggih untuk menambang koin seperti bitcoin, litecoin, dan dogecoin. Alih-alih membeli komputer mahal untuk menambang koin ini sendiri, para _trader_ dapat menyewa daya komputasi penambang khusus dari perusahaan _cloud mining_ yang berbasis di mana pun di seluruh dunia.

Terlebih lagi, ketika pengguna membayar jasa layanan _cloud mining_, maka mereka akan menyewa bagian dari kumpulan kekuatan komputasi yang besar, yang berarti mereka memilih kemungkinan lebih besar untuk mengalahkan penambang bitcoin lainnya yang kurang dalam hal persiapan.

Cloud mining hanya berlaku untuk sistem _proof-of-work_, seperti Bitcoin dan blockchain Ethereum asli, yang menambang mata uang kripto baru dengan kekuatan komputasi saja. _Cloud mining_ tidak berlaku untuk sistem _proof-of-stake_, yang mana memungkinkan mereka yang mengunci sejumlah koin dalam jaringan dan berpartisipasi dalam memvalidasi blok baru untuk mendapatkan koin kripto yang baru dicetak sebagai imbalannya. Namun, banyak layanan _staking_ seperti Ethereum 2.0, Solana, dan EOS yang memungkinkan para _trader_ untuk mendelegasikan koin ke validator lain untuk mendapatkan bagian dari keuntungan, yang secara fungsional mirip dengan _cloud mining._
## Bagaimana cara memulai _Cloud Mining_?
Memulai _cloud mining_ tidak memerlukan pengaturan seperti yang dibutuhkan untuk menambang aset kripto. Para _trader_ tidak perlu membeli perangkat keras khusus, membayar tagihan listriknya, atau menyimpan alat tersebut di ruangan khusus. 
Sebagai gantinya, para _trader_ harus memilih _cloud mining pool_ yang sukses, menyewa beberapa perangkat keras darinya, dan menunggu sampai _mining pool_ menghasilkan uang. _Trader_ juga harus memilih aset kripto. Dilansir dari _Mining Pool Stats_, mata uang kripto yakni bitcoin, ethereum, dan dogecoin memiliki mining pool terbesar. 

Beberapa _cloud mining_ terbesar yang melayani konsumen ritel antara lain Genesis dan Bit Deer. 
Untuk memulai layanan _cloud mining_, _trader_ harus:

Memilih penyedia jasa _cloud mining_ dan koin kripto yang ingin ditambang.
Mendaftar untuk sebuah akun.

Setiap situs yang ada pasti memiliki perbedaan, baik dari segi biaya dan layanan yang ditawarkan.

## Apakah _cloud mining_ menguntungkan?
Ya, itu bisa. Ada biaya di muka yang harus dibayar untuk menyewa para _cloud miners_ ini, dan kumpulan penambangan juga bisa memotong keuntungan _trader._ Ini bisa bermanfaat, tetapi beberapa analis menyarankan para _trader_ untuk membeli bitcoin saja tanpa menggunakan jasa _cloud mining._

Keuntungan para _trader_ akan bergantung pada kekuatan _pool_ yang digunakan oleh penambang dan keadaan pasar. Para penambang baru akan membanggakan spesifikasi mesin yang lebih baik daripada model lama dan kemungkinan akan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi. Misalnya, jika _trader_ memilih untuk menahan bitcoin daripada menjualnya dengan uang biasa, seperti dolar AS, _trader_ akan tetap dikenakan harga bitcoin.

Koin yang berbeda menimbulkan risiko mata uang yang berbeda karena tiap pasar bagi masing-masing koin dapat berfluktuasi tanpa bisa diprediksi. Seiring waktu, semua perbedaan kecil ini dapat bertambah jika _trader_ menyewa penambang dengan kekuatan _hash_ yang lebih besar.
## Apakah cloud mining berisiko?
_Cloud mining_ akan berisiko jika _trader_ mengandalkan orang lain untuk menambang aset kripto atau tidak mengetahui informasi apapun tentang koin yang diinvestasikan. 
Banyak layanan _cloud mining_ palsu yang mengklaim identitas _trader_, tetapi hanya untuk menyedot uang mereka yang ada di dalam rekening, USDminer adalah salah satunya. Mereka sering beroperasi sepenuhnya secara anonim, sehingga tidak mungkin untuk mengetahui siapa yang mengelola platform, dan menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat tinggi dalam waktu singkat. 

Beberapa _red flag_ atau tanda-tanda platform _cloud mining_ yang berbahaya antara lain:

Kesalahan ejaan di situs web.
Kesaksian anonim yang menunjukkan stok gambar wajah orang.
Alamat perusahaan palsu atau sama sekali tidak ada.

Jadi, berpegang teguh pada _mining pool_ ternama akan sangat meminimalkan kerugian.


Seperti yang disebutkan, keuntungan _trader_ juga bergantung pada kesehatan pasar. Bitcoin dan aset kripto yang dapat ditambang lainnya sangat fluktuatif – artinya harganya dapat berubah secara dramatis dalam waktu singkat. Ini menimbulkan risiko bagi modal yang _trader_ investasikan karena koin apapun yang _trader_ peroleh dari penambangan berpotensi jatuh harganya.

Ada juga banyak resiko regulasi untuk _cloud mining_. Sejumlah besar _cloud mining_ dulunya ditempatkan di Tiongkok, misalnya, karena negara itu menawarkan listrik murah, dan di musim hujan, industri ini juga menggunakan energi yang ramah lingkungan. Tetapi pada musim semi 2021, Tiongkok menindak industri penambangan aset kripto dan memaksa para penambang untuk tutup toko atau pindah ke tempat lain. Itu berarti siapa pun yang menyewa _cloud mining_ dari pool di Tiongkok telah kehilangan penghasilan.

Negara lain juga dapat melarang penambangan aset kripto. Prosesnya membutuhkan energi dalam jumlah besar, sebagian besar dari pembakaran bahan bakar fosil, yang membuat segelintir pemerintah menganggapnya sebagai ancaman bagi lingkungan.

Namun, perlu dicatat bahwa risiko menggunakan _cloud mining_ jauh lebih rendah  bagi _trader_ ketimbang membeli mesin penambangan sendiri. Perangkat keras khusus bisa sangat mahal, belum lagi biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang terkait dengan penambangan. Perangkat keras yang _trader_ beli untuk menambang aset kripto mungkin tidak bernilai banyak jika permintaan untuk menambang terhapus oleh kehancuran ekonomi.



Cloud mining adalah cara langsung untuk mendapatkan aset kripto dengan menyewa daya komputasi dari sumber pihak ketiga.


Apa Itu Cloud Mining?

Tidak ada yang tahu siapa itu Satoshi Nakamoto, tetapi semua orang sudah mengetahui karya yang diciptakannya. Nakamoto adalah sang penemu protokol Bitcoin, ia menerbitkan sebuah makalah melalui Cryptography Mailing List pada November 2008.

Kemudian, Nakamoto merilis _software_ atau perangkat lunak versi pertama kepada kliennya pada 2009, dan bergabung bersama beberapa orang lainnya dalam proyek tersebut melalui mailing list (layanan mengirim e-mail ke banyak audiens dalam sebuah kelompok), sampai akhirnya ia menghilang dari komunitas menjelang akhir 2010.

Meskipun telah bekerjasama dalam tim,  Nakamoto sangat berhati-hati dan tidak pernah mengungkapkan informasi pribadi tentang dirinya. Kabar terakhir dari Nakamoto terdengar pada musim Gugur 2011 yang mengatakan bahwa ia harus “mengurus hal-hal yang lain”. 

## Apakah Satoshi Nakamoto adalah Orang Jepang?
Dalam bahasa Jepang, _Satoshi_ berarti “pemikiran yang jernih, pandai; bijaksana”, dan _Naka_ dapat berarti “sedang (ukuran), di dalam, atau hubungan.” _Moto_ artinya  “asal” atau “fondasi.” Keseluruhan makna kata tersebut rasanya cocok untuk menggambarkan seseorang yang berhasil menciptakan gerakan melalui rancangan algoritma yang cerdas. 

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apakah Nakamoto adalah orang Jepang atau tidak. Bahkan, terlalu lancang untuk berasumsi jika dia adalah seorang "laki-laki". Karena bisa saja  "Satoshi Nakamoto" merupakan sebuah nama samaran tanpa mencerminkan gendernya. 

## Apakah Ada yang Tahu Siapa Satoshi Nakamoto?
Tak ada seorang pun yang tahu identitasnya, namun ada beberapa orang yang menggunakan teknik detektif untuk menebak siapa identitas Nakamoto yang sebenarnya. Joshua Davis dari The New Yorker meyakini bahwa Satoshi Nakamoto adalah Michael Clear, siswa lulusan kriptografi dari Trinity College di Dublin, Irlandia. 

Davis menganalisis 80.000 kata dari tulisan online Nakamoto dan melakukan pencarian petunjuk linguistik. Selain mencurigai Clear, Davis juga mencurigai sosiolog ekonomi Finlandia dan mantan pengembang game Vili Lehdonvirta.

Sayangnya, Lehdonvirta maupun Clear membantah bahwa mereka adalah sang penemu bitcoin. Michael Clear secara terbuka membantah bahwa ia adalah Satoshi pada acara Web Summit 2013. 

Adam Penenberg dari Fast Company memperdebatkan bahwa Nakamoto mungkin sebenarnya adalah tiga orang yakni Neal King, Vladimir Oksman, dan Charles Bry. Dia mengetahuinya dari frasa unik dari ketikan dokumen tentang bitcoin Nakamoto ke Google, untuk melihat apakah frasa tersebut digunakan di tempat lain. Salah satunya adalah frasanya yakni “_computationally impractical to reverse_” yang ternyata muncul di dalam aplikasi paten yang dibuat oleh ketiga orang tersebut untuk memperbarui dan mendistribusikan kunci enkripsi. 

Bukti lain berasal dari negara tempat domain _bitcoin.org_ dipatenkan. Nama domain _bitcoin.org_ yang awalnya digunakan oleh Satoshi untuk menerbitkan makalah tersebut telah didaftarkan tiga hari setelah permohonan paten diajukan. Paten tersebut diregistrasi di Finlandia, dan salah satu dari ketiga penulis itu telah bepergian ke sana enam bulan sebelum domain teregistrasi. Namun ketiga orang itu menyanggah tuduhan bahwa mereka adalah Nakamoto. 

Ketika bitcoin.org diregistrasikan pada 18 Agustus 2008, orang tersebut menggunakan layanan pendaftaran anonim Jepang, dan menghostingnya menggunakan ISP Jepang. Pendaftaran untuk situs tersebut baru ditransfer ke Finlandia pada 18 Mei 2011, sehingga agak melemahkan teori bahwa Nakamoto adalah sosok yang berasal dari Finlandia.

Orang-orang di forum ada juga yang beranggapan bahwa Nakamoto adalah Martii Malmi, seorang developer di Finlandia yang telah terlibat dengan bitcoin sejak awal dan mengembangkan bagian _user interface._

Kemungkinan lain adalah Jed McCaleb, pencinta budaya dan penduduk Jepang, yang juga merupakan pencipta bitcoin exchange yakni Mt. Gox dan pendiri sistem pembayaran terdesentralisasi Ripple dan Stellar.

Teori lain menjelaskan bahwa ilmuwan komputer Donal O'Mahony dan Michael Peirce adalah Satoshi, berdasarkan makalah yang mereka tulis tentang pembayaran digital, bersama dengan Hitesh Tewari, berdasarkan buku yang mereka terbitkan bersama. O'Mahony dan Tewari juga belajar di Trinity College, tempat Michael Clear dulu sebagai mahasiswa.

Cendekiawan asal Israel Dorit Ron dan Adi Shamir dari Weizmann Institute mencabut tuduhan yang tertulis di dalam makalah yang menjelaskan adanya hubungan antara Satoshi dan Silk Road, situs web pasar gelap yang dihapus oleh FBI pada Oktober 2013. Mereka menulis adanya hubungan antara sebuah alamat yang diduga dimiliki oleh Satoshi, dan situs tersebut. Peneliti keamanan Dustin D. Trammell memiliki alamat tersebut, dan membantah klaim bahwa dia adalah Satoshi.

Pada Mei 2013, pelopor internet Ted Nelson melemparkan dugaan lain bahwa Satoshi adalah ahli matematika Jepang Profesor Shinichi Mochizuki, meskipun bahwa ia tak memiliki bukti langsungnya. Pada Februari 2014, Leah McGrath Goodman dari Newsweek mengklaim telah melacak Satoshi Nakamoto yang asli. Dorian S. Nakamoto sejak itu membantah bahwa dia tahu apa-apa tentang bitcoin, akhirnya menyewa pengacara dan merilis pernyataan resmi tentang hal itu.


Keterangan gambar: Tidak, Satoshi Nakamoto bukanlah Dorian S. Nakamoto, seorang pria asal Jepang berusia 64 tahun yang tinggal di California, mungkin.

Hal Finney, Michael Weber, Wei Dai dan beberapa pengembang lainnya termasuk sebagai sosok _developer_ yang sering muncul dalam laporan media dan diskusi online yang dipercaya sebagai Satoshi. Sekelompok ahli linguistik forensik dari Aston University percaya bahwa pencipta sebenarnya dari bitcoin adalah Nick Szabo, berdasarkan analisis Bitcoin White Paper.

Dominic Frisby, seorang komedian dan penulis, juga menyebut bahwa pencipta BitGold Szabo adalah kandidat utama yang diduga sebagai Satoshi dalam bukunya, _Bitcoin: The Future of Money._ Analisis terperincinya melibatkan linguistik tulisan Satoshi, menilai tingkat keterampilan teknis dalam C++ dan bahkan kemungkinan ulang tahun Satoshi.

Nathaniel Popper dalam bukunya yang berjudul _Digital Gold_ rilisan Mei 2015 mengungkapkan bahwa dalam pertemuan langka di sebuah acara, Szabo kembali menyangkal bahwa dia adalah Satoshi.

Kemudian pada awal Desember 2015, portal berita Wired dan Gizmodo mengklaim bahwa mereka telah mengidentifikasi Nakamoto sebagai pengusaha asal Australia, Craig S Wright. WIRED mengutip "sumber anonim yang dekat dengan Wright" yang menyediakan _cache_ email, transkrip, dan dokumen lainlah yang berspekulasi bahwa Wright adalah sang pencipta bitcoin. Gizmodo mengutip _cache_ dokumen yang bersumber dari seseorang yang mengaku telah meretas akun email bisnis milik Wright, serta upaya untuk mewawancarai orang-orang yang dekat dengannya. Alih-alih mengelak tuduhan sebagai Nakamoto, Wright membuat pengecualian. Ia mengakui dirinya Nakamoto. Namun, banyak yang percaya bahwa bukti yang disajikan sejauh ini tidak cukup untuk mengkonfirmasi klaim ini, dan beberapa bahkan berpikir bahwa laporan yang memulai koneksi-koneksi itu dibuat Wright sendiri dalam tipuan yang rumit.

## Jadi, Apa yang Kita Ketahui Tentang Satoshi Nakamoto?
Berdasarkan wawancara dengan orang-orang yang terlibat dengannya pada tahap awal pengembangan bitcoin, satu hal yang diketahui yakni Nakamoto telah memikirkan sistemnya dengan sangat teliti.

Menurut _core developer_ Jeff Garzik, coding dari Nakamoto tidak konvensional karena ia tidak menerapkan pengujian ketat yang serupa dari _software engineer_ klasik. 

## Berapa Kekayaan Satoshi Nakamoto?
Analisis dari Sergio Lerner, otoritas pada bitcoin dan kriptografi, menunjukkan bahwa Nakamoto menambang banyak _block_ sedari awal di jaringan Bitcoin, dan ia telah membangun kekayaan sekitar 1 juta bitcoin yang tidak terpakai. Tumpukan bitcoin itu akan bernilai USD18.4 miliar dolar AS pada 23 November 2020.

## Apa yang dilakukan Satoshi Nakamoto saat ini?
Tidak ada yang tahu apa yang sedang dilakukan oleh Nakamoto, tetapi salah satu email terakhir yang dia kirim ke pengembang perangkat lunak tertanggal 23 April 2011 mengatakan, "Saya telah beralih ke hal lain. Ini (Bitcoin) telah diurus dengan baik di tangan Gavin dan semua orang."

## Apakah Satoshi Nakamoto Bekerja untuk Pemerintah?
Ada beberapa rumor yang mengatakan demikian. Orang-orang telah menafsirkan namanya sebagai "pusat kecerdasan", namun seperti teori konspirasi pada umumnya, seseorang akan percaya pada apapun yang mereka ingin percaya.

Pertanyaannya adalah mengapa salah satu dari agensi berinisial tiga-huruf akan tertarik untuk menciptakan aset kripto yang kemudian akan digunakan sebagai mekanisme perdagangan anonim, membuat cemas para senator dan FBI akan potensi terorisme dan upaya kriminal lainnya. Tidak diragukan lagi, para ahli teori konspirasi akan melihat dari sudut pandang itu juga.

Mungkin hal itu bukanlah masalah. Pengembang inti Jeff Garzik dengan singkat mengatakan, "Satoshi menerbitkan sistem open source dengan tujuan agar Anda tidak perlu tahu siapa dia, dan percaya siapa dia, atau peduli dengan pengetahuannya," ujarnya. Kode _open source_ tidak memungkinkan untuk menyembunyikan rahasia. "Kode sumber yang akan memberitahu."

Selain itu, menurutnya bahwa menggunakan nama samaran adalah sesuatu yang cerdas karena memaksa orang untuk fokus pada teknologi itu sendiri daripada sosok di baliknya. Pada akhirnya, bitcoin sekarang jauh lebih besar dari Satoshi Nakamoto. 



Tak ada yang tahu siapa itu Satoshi Nakamoto, namun telah diketahui bahwa ia adalah sang penemu Bitcoin, yang menghantarkan para trader ke era aset kripto.


Mengenal Sang Penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto

Serupa dengan rekening bank atau dompet fisik pada umumnya, para _trader_ juga memerlukan tempat untuk menyimpan bitcoin setelah membelinya. Bitcoin disimpan dalam digital wallet atau dompet digital – sejenis perangkat lunak komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin. Serupa dengan rekening bank yang memiliki nomor rekening, dompet digital juga memiliki alamat unik yang dapat dibagikan kepada orang lain ketika hendak bertransaksi.

Alamat unik ini lebih singkat dan berguna daripada public key. Ini terdiri dari antara 26 dan 35 karakter alfanumerik acak seperti: 1A1zP1eP5QGefi2DMPTfTL5SLmv7DivfNa. Patut disebutkan bahwa setiap huruf dan angka dalam alamat ini penting. Selalu periksa kembali alamat Bitcoin sebelum hendak mengirim atau menerima dana.
## Para _Trader_ Harus Selalu Menjaga Kerahasiaan _private keys_ bitcoin 

Selain _public key_ atau kunci publik, alamat Bitcoin juga memiliki private key atau kunci pribadi. Dan seperti namanya, kunci ini tidak boleh dibagikan kepada siapa pun. Siapa pun yang memiliki akses ke kunci pribadi _trader_, dapat dengan mudah mengakses _wallet_ dan mencuri dana. Demikian pula, jika _trader_ gagal menyimpan kunci pribadinya dengan aman sampai kehilangannya, kemungkinan besar _trader_ tidak akan pernah bisa memulihkan bitcoin mereka.

Cara mudah untuk memahami kunci publik dan kunci pribadi adalah dengan menganggap kunci publik seperti alamat rumah pribadi. Siapa pun bisa melihat rumahnya dan alamatnya sering digunakan untuk mengirim barang, dalam hal ini untuk bertransaksi. Kunci pribadi diibaratkan saja sama seperti kunci pintu depan rumah. Ini adalah sesuatu yang hanya ingin dimiliki oleh pemilik rumah, dan itulah yang membuat orang lain tidak dapat mengakses konten dompet digital _trader_.

Kunci pribadi digunakan untuk verifikasi bahwa _trader_ memiliki kunci publik. Ini memungkinkan _trader_ untuk mengakses dompet dan menandatangani transaksi. Beberapa dompet digital secara otomatis langsung menghasilkan ‘_seed phrase_’ yang aman, yaitu satu set kata yang memungkinkan trader untuk membuka dompet jika kehilangan kunci. Cetak kalimat ini atau tulis di selembar kertas dan simpan di tempat yang aman. Sebaiknya jangan pernah mengambil foto atau _screenshot_ dari _seed word_ ini ya!
## Jenis-jenis dompet bitcoin
Sama seperti rekening bank, ada beberapa  jenis dompet untuk menyimpan bitcoin trader, yang masing-masing menawarkan pro dan kontra. Dalam arti luas, ada dua kategori utama dompet bitcoin:

- _Hot wallets_: Jenis dompet bitcoin ini terhubung ke internet dan biasanya tersedia secara online dan bisa diakses di _smartphone._

- _Cold wallets_: Jenis dompet bitcoin ini tidak dapat diakses melalui internet. Mereka sering melibatkan perangkat fisik (seperti stik USB), yang mana bitcoin dan aset kripto lainnya dapat disimpan secara _offline_ dengan aman.

## Hot wallet
Meskipun relatif kurang aman, _hot wallet_ adalah yang paling populer di dunia kripto karena kenyamanannya. Karena dompet panas sudah terhubung ke internet, artinya orang dapat mengakses dan menukar dana dengan cepat – sesuatu yang penting jika _trader_ ingin melakukan perdagangan cepat saat pasar kripto bergerak dengan cepat. Beberapa contoh populer dalam kategori ini termasuk _mobile wallet_ (misalnya, BitPay), _online web_ atau _online wallet_ (misalnya, Coinbase) dan _desktop wallet_ (misalnya, Bitcoin Core).

Saat _trader_ melakukan registrasi di platform perdagangan aset kripto, _web wallet_ akan terbuat secara otomatis untuk menyimpan bitcoin. Salah satu kelemahan menggunakan dompet web di platform pertukaran adalah kunci pribadi _trader_ yang dipegang oleh pihak ketiga. Ingat analogi kunci pintu depan? Sekarang, bayangkan jika orang lain yang memiliki “kunci rumah” kita. Jika mereka mau, pemilik kunci dapat memutuskan untuk “mengunci” akun para _trader_ atau seseorang dapat membobol masuk tanpa sepengetahuan pemilik rumah jika pemiliknya sendiri yang membiarkan kunci tersebut jatuh ke tangan yang salah.

Untuk menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif, pada 2019, pertukaran “Cryptopia” yang berbasis di Selandia Baru diretas, dan lebih dari Rp 242.930.850.000,00 dicuri, memaksa pertukaran untuk ditutup. Seorang mantan karyawan bursa juga dihukum karena mencuri senilai Rp 2.429.308.500,00 dalam bentuk kripto dengan membuat salinan kunci pribadi “Cryptopia” dan menyimpannya ke USB. Ini memberinya akses ke lebih dari 1.429.005.000.000,00 dalam bentuk kripto!

Di sisi lain, dompet pertukaran _online_ bisa dibilang yang paling mudah diatur dan digunakan, dan beberapa bursa terkemuka kini telah memiliki dana asuransi untuk memberi kompensasi kepada pengguna jika terjadi peretasan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa ini tidak boleh diandalkan secara eksklusif.

Seperti disebutkan sebelumnya, ada juga _mobile wallet_ dan _desktop wallet_ (atau dikenal sebagai _software wallet_) yang memberi _trader_ tingkat kontrol dan keamanan yang lebih besar. Tidak seperti dompet yang dibuat oleh platform perdagangan kripto, sebagian besar dompet seluler dan desktop memberi _trader_ akses ke kunci pribadinya. Tapi itu juga berarti jika ponsel _trader_ diretas atau dicuri, pencuri mungkin bisa mendapatkan salinan dompet dan bitcoin miliknya. Dompet perangkat lunak, oleh karena itu, memerlukan tindakan pencegahan keamanan yang lebih besar. Electrum dan Exodus adalah contoh dompet perangkat lunak.

Sebelum mengunduh _wallet software_ apa pun, pastikan _trader_ melakukan uji tuntas sendiri dan membaca ulasan pelanggan lain. Juga, konfirmasikan bahwa _trader_ telah mengunduh salinan dompet asli yang sah. Beberapa program sering melakukan aksi yang curang dengan membuat _cloning_ atau salinan dari berbagai situs web kripto dan menawarkan unduhan gratis yang mengarah ke kemungkinan peretasan.
## Cold wallet

_Cold wallet_ serupa dengan dompet perangkat keras atau dompet kertas yang menjadi opsi teraman dalam hal menyimpan bitcoin. Ini adalah produk yang sepenuhnya _offline_ dan tidak dapat diakses melalui internet; artinya seseorang harus berada di lokasi fisik yang sama dengan dompet untuk mencurinya. Namun, ketika trader menggunakan pembuat dompet kertas _online_, penting untuk dicatat bahwa beberapa dapat menimbulkan risiko keamanan karena trader mempercayai situs web dengan pembuatan kunci. Jika _trader_ menggunakannya, pastikan untuk memverifikasi bahwa kode tidak memiliki pintu belakang (cara bagi pengembang situs web untuk melihat kunci pribadi).

Ini direkomendasikan jika _trader_ berencana untuk menahan bitcoinnya untuk waktu yang lama dan tidak berencana untuk sering memperdagangkannya. Tetapi, sekali lagi, jika _trader_ kehilangan dompet perangkat keras, bitcoinnya pun mungkin akan hilang kecuali trader telah menyimpan cadangan kunci yang handal. Beberapa investor besar menyimpan dompet perangkat keras mereka di lokasi yang aman seperti brankas bank. Trezor dan Ledger adalah contoh penting dari penyedia dompet perangkat keras terkemuka.

Jika trader tidak dapat memutuskan dompet mana yang akan digunakan, jangan khawatir! Banyak investor bitcoin yang serius menggunakan pendekatan _hybrid_, yaitu dengan menyimpan sebagian besar aset kripto mereka secara _offline_ di _cold wallet_ sambil menjaga saldo pengeluaran yang lebih kecil di web atau dompet online. Ini mungkin bisa menjadi pilihan terbaik untuk memastikan bitcoin trader disimpan dengan aman. 



Dompet Bitcoin menyimpan kunci pribadi yang trader perlukan untuk mengakses alamat bitcoin dan membelanjakan dana. Tapi jenis mana yang paling cocok untuk trader?


Bagaimana Cara Menyimpan Bitcoin?

Masalah skalabilitas Bitcoin menunjukkan bahwa transaksi yang lebih kecil mampu membuat blockchain macet. Oleh sebab itu, diciptakanlah _lightning network_ untuk memperbaikinya. 

Dikarenakan setiap blok di blockchain Bitcoin membutuhkan waktu rata-rata sepuluh menit untuk diproses, maka hanya sejumlah kecil transaksi yang dapat dilakukan dalam satu waktu. Pada 2016, kedua _developer_ yakni Thaddeus Dryja dan Joseph Poon mengajukan ide yang dapat memungkinkan transaksi cepat dan murah di jaringan tanpa harus mengubah ukuran blok. Mereka menyebutnya, _lightning network_. 
_Lightning network_ menciptakan lapisan kedua di atas blockchain bitcoin yang berbasis _user-generated_, yakni saluran pembayaran mikro untuk pengguna agar dapat melakukan transaksi secara lebih efisien.

Transaksi ini jauh lebih cepat daripada transaksi bitcoin biasa, karena transaksi tidak perlu disiarkan ke seluruh jaringan. Dan karena tidak ada penambang yang membutuhkan insentif, biaya transaksi cenderung rendah atau bahkan tidak ada.
## Cara kerja Lightning Network
Sebagai gambaran, bayangkan blockchain utama Bitcoin sebagai jalan raya, dan _lightning network_ sebagai serangkaian jalan pintas untuk mengurangi kemacetan jalan raya karena transaksi-transaksi kecil.
Pertama-pertama, cara kerja _lightning network_ membutuhkan dua pihak yang ingin bertransaksi satu sama lain untuk menyiapkan _multi-signature wallet_ (yang membutuhkan lebih dari satu tanda tangan untuk melakukan transaksi) untuk menyimpan sejumlah bitcoin. _Wallet address_ tersebut kemudian disimpan ke blockchain Bitcoin, yang menyiapkan saluran pembayaran dua arah.

Kedua pihak tersebut kini bisa melakukan transaksi dalam jumlah tak terbatas tanpa pernah menyentuh informasi yang tersimpan di blockchain. Dengan setiap transaksi, kedua belah pihak telah menandatangani  saldo (_balance_) yang diperbarui untuk mencerminkan berapa banyak bitcoin yang tersimpan di dua _wallet_.

Setelah kedua belah pihak selesai bertransaksi dan menutup _channel_, saldo yang dihasilkan akan otomatis terdaftar di blockchain. Jika terjadi perselisihan, kedua belah pihak dapat menggunakan saldo yang paling baru ditandatangani untuk mengembalikan bagian dana masing-masing.

Untuk  bertransaksi di _lightning network_, para _trader_ tidak perlu langsung menyiapkan channel – _trader_ dapat mengirim pembayaran kepada seseorang melalui channel dengan orang-orang yang terhubung dengan masing-masing _trader_. Jaringan ini akan secara otomatis menemukan rute terpendek. Tujuan jaringan ini adalah memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran yang lebih kecil tanpa biaya transaksi atau _delay._

## Bagaimana perkembangan Lightning Network saat ini?

Lightning network meluncurkan versi ‘beta’ pada 2018, tetapi versi ini masih jauh dari operasional penuh. Sejak itu, jumlah _node_ di _lightning network jumlahnyatelah berlipat ganda dari tahun ke tahun, membuat proyek ini menjadi lebih dekat untuk mencapai tujuannya, dan menjadikan bitcoin sebagai mata uang yang layak untuk transaksi sehari-hari.


Setelah kedua belah pihak selesai bertransaksi dan menutup saluran, saldo yang dihasilkan akan kembali terdaftar di blockchain. Jika terjadi perselisihan, kedua belah pihak dapat menggunakan balance yang paling baru ditandatangani untuk mendapatkan kembali bagian dana mereka.



![bitcoin-lightning-network-coindesk.png](/uploads/bitcoin_lightning_network_coindesk_281388715e.png)
Peningkatan _node_ di _lightning network_. (Foto bitcoinvisual.com)

Jaringan berubah dari memiliki 8,321 _node_ pada Januari 2021 menjadi 19,374 pada Januari 2022, meningkat sebesar 132%. Perlu dicatat bahwa ini hanya mencakup node publik (_node_ yang dapat diakses oleh siapa saja). Jumlah total _node_ akan jauh lebih tinggi jika _trader_ menyertakan koneksi pribadi (_node_ ​​hanya dapat diakses oleh pengguna yang diizinkan).

Meskipun pertumbuhannya meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, _lightning network_ masih menghadapi tantangan untuk diatasi jika ingin menyelesaikan masalah skalabilitas bitcoin. Masalah yang paling menuntut adalah keamanan. Karena _node_ di _lightning network_ diharuskan untuk selalu _online_, sehingga membuatnya jadi lebih rentan terhadap serangan. Sementara jaringan bertujuan untuk mengurangi biaya yang timbul dari proses transaksi di jaringan utama Bitcoin, hal itu mencakup serangkaian biaya tambahan sendiri untuk membuka dan menutup _channel_, bersama dengan _routing fees_. Ini adalah masalah yang kemungkinan besar akan terpecahkan seiring waktu, seiring dengan perkembangan teknologi. 

Platform perdagangan atau _exchange_ juga mulai mengadopsi teknologi untuk mengoptimalkan deposit dan penarikan bitcoin penggunanya. Kraken mengumumkan pada 2020 bahwa mereka akan menambahkan dukungan untuk _lightning network_ pada 2021, tetapi pada Januari 2022, itu belum diimplementasikan. Dukungan jaringan telah ditambahkan oleh CoinCorner Inggris, VBTC Vietnam, dan OKCoin yang berbasis di San Francisco. 

Selain itu, pada 2022, Block mengumumkan bahwa mereka mengintegrasikan _lightning network_ ke dalam aplikasi yang populer mereka, Cash App, yang menjadi sebuah langkah yang pertama kali mereka janjikan sejak 2019. Pengadopsian dari _lightning network_ oleh beberapa bursa terkemuka adalah kabar baik untuk masa depan jaringan, dan sementara sebagian besar setuju bahwa _lightning network_ tidak akan menjadi solusi sepenuhnya untuk menghadapi semua tantangan masa depan bitcoin, namun, mereka tetap yakin bahwa _lightning network_ pasti akan memainkan peran penting bagi masa depan aset kripto.


Pada 2016, para developer Thaddeus Dryja dan Joseph Poon mengusulkan protokol yang disebut lightning network atau "jaringan kilat" yang akan memungkinkan transaksi agar lebih cepat dan murah tanpa harus mengubah ukuran block.


Apa itu Bitcoin Lightning Network?

Pasokan bitcoin dibatasi hingga sejumlah 21 juta. Ini ditentukan oleh kode sumber bitcoin yang diprogram oleh penciptanya, Satoshi Nakamoto, dan hal tersebut tidak dapat diubah. Setelah semua bitcoin ditambang, jumlah koin yang beredar akan tetap secara permanen. Jika bitcoin habis ditambang, penambangan menjadi tidak menguntungkan lagi. Untungnya, proses menuju habisnya koin bitcoin akan berlangsung lebih dari satu abad.

Para penambang bitcoin masih akan diberikan _mining rewards_ pada saat itu, tetapi hanya melalui biaya transaksi dan bukan dari koin yang baru dicetak. Hampir 19 juta atau 90% bitcoin telah ditambang sejak aset kripto diluncurkan pada 2009. Meski begitu, bitcoin terakhir kemungkinan tidak akan dicetak hingga sekitar tahun 2140, menurut perkiraan saat ini.

Tingkat di mana bitcoin baru ditambang diarahkan untuk melambat seiring dengan waktu. Reward yang diberikan untuk setiap penambangan block bitcoin – yang dilakukan setiap 10 menit – akan melalui tahap _halving_ setiap 210.000 blok yang terjadi kira-kira sekali setiap empat tahun. _Halving_ bitcoin adalah ketika imbalan atau _block reward_ berkurang sampai setengah setelah menambang 210.000 block. Pada 2022, imbalan atau _reward_ per blok telah berkurang dari awalnya sejumlah 50 BTC per block, pada 2009 menjadi hanya 6,25 bitcoin.

Penambangan relatif cepat pada awalnya: setengah dari 21 juta kemungkinan bitcoin telah ditambang pada akhir 2012, menurut perusahaan riset Messari. Pada 2021, penerbitan sangat melambat dan berkurang sampai kurang dari setengah juta BTC ditambang sepanjang tahun.

Mencapai batas pasokan kemungkinan akan mendorong harga bitcoin, asalkan permintaannya terus meningkat. Ini karena siapa pun yang ingin membeli bitcoin perlu mengambilnya dari orang lain sehingga memberikan kendali penuh harga berada para penjualnya. 

Bahkan ketika semua bitcoin ditambang, kurang dari 21 juta akan beredar secara aktif. Perusahaan analisis data Chainalysis memperkirakan bahwa kira-kira seperlima dari semua koin yang ditambang hingga saat ini telah hilang. Itu berarti bitcoin tersebut terjebak di dompet dengan kunci yang hilang, yang bisa jadi karena kehilangan kata sandi, kehilangan fisik _hard drive_ tempat kunci-kunci itu disimpan, atau bahkan terjebak di dompet milik pemilik yang sudah meninggal yang tidak pernah memberikan kata sandi yang diperlukan untuk mengaksesnya kepada orang lain. 




Bitcoin terakhir diperkirakan akan ditambang pada tahun 2140.


Apa Yang Terjadi Ketika Semua Bitcoin Sudah Ditambang?

_Halving bitcoin_ atau yang dikenal juga dengan istilah _the halvening_ merupakan salah satu peristiwa yang paling ditunggu dalam sejarah Bitcoin.

Pada Mei 2020, jumlah bitcoin (BTC) untuk imbalan atau _block reward_ yang masuk ke dalam sirkulasi setiap sepuluh menit telah turun sampai setengah jumlah yakni dari 12,5 menjadi 6,25, inilah yang dimaksudkan dengan istilah _halving_ atau pembagian menjadi dua. Hal ini merupakan tonggak sejarah yang mudah dilihat karena terjadi pada setiap 210,000 blok (yang diestimasikan terjadi setiap empat tahun) dan telah terjadi dua kali sebelum 2020.

Daya pikat inilah yang menarik perhatian banyak orang terhadap _bitcoin halving_. Jumlah bitcoin baru yang masuk ke dalam sirkulasi menurun, namun permintaan tetap sama. Artinya, hal ini dapat menaikan nilai bitcoin itu sendiri. Peristiwa ini memunculkan perdebatan sengit tentang prediksi harga bitcoin dan bagaimana pasar akan merespon.

_Co-founder_ organisasi penelitian kripto non-profit PoWX Michael Dubrovsky mengatakan bahwa “Teorinya adalah ketersediaan bitcoin untuk dibeli akan berkurang jika para penambang memiliki lebih sedikit bitcoin untuk dijual.”

Meski begitu, penurunan berkala dalam penambangan bitcoin memiliki kepentingan yang lebih mendalam ketimbang perpindahan harga jangka pendek untuk fungsi mata uang itu sendiri. Imbalan atau _block reward_ ini merupakan komponen penting dari Bitcoin yang memastikan keamanan dari sistem tak bertuan ini. Karena imbalannya akan berkurang menjadi nol dalam beberapa dekade ke depan, maka potensi yang akan muncul adalah terganggunya stabilitas ekonomi yang mendasari keamanan bitcoin itu sendiri.
## Mengenal bitcoin halving
Bitcoin baru yang memasuki sirkulasi dianggap sebagai imbalan atau _block rewards_. Bitcoin ini hadir berkat usaha dari para penambang bitcoin yang menggunakan alat-alat elektronik yang cukup mahal untuk memperoleh atau “menambang” koin. Secara kasar, jumlah bitcoin yang berpotensi untuk dimenangkan para penambang akan terbagi dua _(halving)_, dan itu terjadi setiap empat tahun sekali.

![suplai subsidi bitcoin. (Foto CoinDesk)](/uploads/Suplai_subsidi_bitcoin_coindesk_6b4d66350b.png)

suplai subsidi bitcoin. (Foto CoinDesk)

Pada 2009, sistem ini menghadiahkan para penambang dengan 50 bitcoin setiap sepuluh menit. Tiga _halving_ kemudian, sebanyak 6,25 bitcoin dibagikan setiap 10 menit. Proses ini akan berakhir ketika jumlah bitcoin dalam sirkulasi mencapai 21 juta. Estimasi diperkirakan bahwa jumlah ini akan tercapai pada 2140 atau sekitar 20 tahun mendatang. 
## Siapa yang menentukan jadwal pendistribusian Bitcoin dan Mengapa?
Satoshi Nakamoto, yang merupakan nama samaran dari pencipta Bitcoin, menghilang selama setahun setelah ia merilis software tersebut pada 2009. Jadi, ia tidak bisa lagi menjelaskan mengapa ia memilih formula spesifik yang sudah ada untuk menambahkan bitcoin baru ke dalam sirkulasi.  Namun, email yang pernah dituliskan oleh Nakamoto memberikan beberapa pencerahan mengenai pemikirannya.

Setelah merilis makalah mengenai Bitcoin, Nakamoto merangkum beberapa cara yang dapat dilakukan dari kebijakan moneter yang mereka pilih mengenai bagaimana para penambang menerima block rewards, dan bagaimana jika nanti ada keadaan yang bisa menyebabkan deflasi atau inflasi harga bitcoin. Pada saat itu, Nakamoto tidak mengetahui seberapa banyak orang yang akan menggunakan mata uang digital Bitcoin yang kala itu masih baru.

Ia memberikan penjelasan yang sangat minim terkait formula yang mereka pilih, yakni “Koin-koin tersebut harus didistribusikan entah bagaimana caranya, dan tingkat yang konstan _(constant rate)_ sepertinya adalah formula terbaik.” Salah satu karakteristik dari _bitcoin rewards_ atau  imbalan bitcoin ini adalah bahwa jadwal pasokannya sudah diatur.

Kebijakan moneter Bitcoin ditulis ke dalam kode yang disebarluaskan dalam jaringannya. Untuk mengubah kode tersebut membutuhkan koordinasi dan kesepakatan dari seluruh komunitas pengguna Bitcoin.

Pada 2016, _blockchain.com_ menulis sebuah postingan terkait bitcoin, “Berbeda dari mata uang nasional seperti dolar atau euro, bitcoin didesain dengan pasokan tetap dan jadwal inflasi yang terprediksi. Hanya ada 21 juta bitcoin yang akan dibuat. Jumlah ini membuat bitcoin menjadi langka, dan kelangkaan ini mempengaruhi nilai pasar disamping dari utilitas bitcoin tersebut.”

Aspek unik lainnya adalah imbalan yang dibuat Nakamoto diprogramkan agar terus menurun setiap waktu.
## Bagaimana bitcoin halving dapat mempengaruhi harga bitcoin itu sendiri?
_Bitcoin halving_ bisa menarik perhatian orang karena banyak yang beranggapan bahwa hal ini dapat menaikkan harga bitcoin. Kenyataannya, hal tersebut juga tidak pasti kebenarannya. _Halving bitcoin_ telah terjadi tiga kali sejauh ini.

![Timeline bitcoin halving. (Foto CoinDesk)](/uploads/bitcoin_halving_timeline_coindesk_1685f43e3f.jpeg)
Timeline bitcoin halving. (Foto CoinDesk)

_Bitcoin halving_ pada 2012 menampilkan demonstrasi pertama mengenai bagaimana pasar-pasar akan merespon terhadap jadwal pasokan yang sudah diatur Nakamoto. Sampai saat itu, komunitas Bitcoin tidak tahu bagaimana penurunan imbalan yang tiba-tiba tersebut mampu mempengaruhi jaringan. Ternyata, harga bitcoin mulai naik tak lama setelah peristiwa ini.

Bitcoin halving kedua terjadi pada 2016, dan ini menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penambang. Orang-orang percaya atas prediksi bahwa _halving_ bisa mempengaruhi harga bitcoin. Pada 16 Juli 2016 yakni momen terjadinya bitcoin halving kedua kali, harga bitcoin turun 10% ke Rp 8.749.260,50, namun kembali naik ke harga sebelumnya.

Walaupun dampak langsung pada harga bitcoin terhitung kecil, terbukti adanya respon di pasar bitcoin sepanjang tahun setelah halving kedua. Beberapa berpendapat bahwa peningkatan itu merupakan hasil tertunda dari halving bitcoin. Ketika pasokan bitcoin menurun, permintaan bitcoin akan tetap sama dan akan mendorong harga naik. Melihat harga bitcoin 365 hari setelah halving kedua, harga bitcoin naik 284% menjadi Rp35.943.683,30.

Pada _halving bitcoin_ baru-baru ini, harga bitcoin terus menunjukkan kinerja _bullish_ selama setahun penuh setelah peristiwa ini terjadi dengan kenaikkan lebih dari 559%.
## Mengapa para penambang mendapatkan block rewards?
Bitcoin tidak akan berfungsi tanpa imbalan blok atau _block rewards_. Peneliti independen dengan nama samaran Hasu menjelaskan bahwa ada dua hal yang membuat Bitcoin bisa berfungsi, yakni “Pembukuan Bitcoin harus menjawab pertanyaan terkait siapa yang memiliki apa dan kapan.”

Bagian pertama terkait ‘siapa yang memiliki apa’ terselesaikan dengan kriptografi. Hanya pemilik _private key_ (serupa dengan kode akses rahasia) yang bisa membelanjakan bitcoin.

Bagian kedua yaitu ‘kapan’ adalah sebuah tantangan yang dipecahkan oleh Bitcoin sendiri sebelumnya, menurut Hasu. Karena jika tidak, mudah bagi orang untuk _double-spend_ atau membelanjakan dua kali koin mereka. 

Tanpa imbalan blok, jaringan bitcoin akan menjadi kacau. Hasu menjelaskan bahwa jika mereka memiliki kekuatan komputasi yang cukup, penambang dapat menyerang jaringan dengan dua cara yaitu _double-spending_ atau dengan menghentikan transaksi. Namun, mereka juga tidak terdorong untuk melakukan hal tersebut, karena risikonya adalah mereka tidak akan mendapatkan imbalan blok.

Dubrovsky mengatakan, “Teori permainannya adalah untuk mengamankan Bitcoin, maka a) penambang harus memiliki insentif dari penambangan blok dengan jujur dan b) penambang harus mendapatkan ganjaran jika mencoba untuk tidak jujur.” Artinya, penambang akan kehilangan uangnya jika mereka tidak mengikuti aturan.

Semakin besar kekuatan komputasi terhadap bitcoin, maka semakin susah juga untuk menyerang jaringan karena mereka harus membutuhkan porsi yang signifikan untuk memprosesnya, atau yang dikenal dengan istilah _hash rate_, yang dibutuhkan untuk melaksanakan “serangan” tersebut. 

Semakin banyak uang yang dapat diperoleh penambang melalui imbalan blok, semakin banyak juga kekuatan mining atau penambangan yang masuk ke Bitcoin, dan dengan demikian semakin terlindungi pula jaringannya.

## Apa yang terjadi jika imbalan blok menjadi sangat kecil atau berkurang sepenuhnya?
Pertanyaan ini yang menyebabkan mengapa formula imbalan suatu saat nanti akan menjadi masalah. Penambang membutuhkan insentif untuk menambang, artinya mereka butuh imbalan uang. Mereka tidak mau mengambil risiko untuk “menipu” setelah mengoperasikan komputer yang biayanya mahal dan boros listrik ini.

Namun, konsekuensi dari pengurangan block rewards ini lama-kelamaan bisa mengancam para penambang tidak memperoleh _block rewards_ sama sekali. Biaya transaksi yang pengguna bayar setiap mereka melakukan transaksi (_transaction fee_) juga merupakan cara lain bagi para penambang untuk mendapatkan uang. Biaya tersebut diharapkan menjadi sumber lainnya yang lebih penting bagi penambang ketika harga imbalan blok jatuh.

“Dalam beberapa dekade ke depan ketika harga imbalan menjadi sangat kecil, biaya transaksi akan menjadi kompensasi utama untuk node. Saya yakin bahwa 20 tahun ke depan akan terjadi transaksi besar besaran,” Tulis Nakamoto.

Namun untuk jangka panjang, para peneliti Bitcoin telah mempertimbangkan kemungkinan bahwa biaya transaksi tidak akan mencukupi. Artinya biaya transaksi harus dibuat lebih mahal dari waktu ke waktu untuk menjaga keamanan jaringan.


Seperti yang dibahas di atas, imbalan blok menarik lebih banyak daya komputasi ke Bitcoin agar memperkuat perlindungan dari serangan. Masih tidak jelas apakah imbalan blok yang berkurang di masa depan akan memiliki daya pikat yang sama untuk para penambang, bahkan ketika ditambah dengan biaya.

Sebagian dari masalahnya adalah bahwa lebih dari satu dekade setelah kelahiran Bitcoin, pasar bitcoin masih mencari tahu imbalan sebenarnya untuk melindungi jaringan dari penyerang.

Hasu mengatakan bahwa ia berharap biaya transaksi akan menjadi insentif yang cukup untuk keamanan Bitcoin, namun penting juga untuk mengantisipasi kasus terburuknya.

Pertanyaan ini merupakan hal yang menarik untuk direnungkan ketika memikirkan prospek Bitcoin ke depan.

“Sulit untuk memprediksi masa depan, namun kami ingin mempunyai sistem yang awet selama 100 tahun, maka kami harus siap untuk kasus terburuknya,” Menurut Hasu, “Hal terburuknya adalah permintaan untuk ruang blok tidak meningkat. Hasilnya adalah imbalan blok akan menurun sepenuhnya ke angka nol.”


Halving bitcoin terakhir terjadi pada 11 Mei 2020, dan halving bitcoin selanjutnya diprediksi akan terjadi lagi pada 2024. Namun, apa sebenarnya arti halving bitcoin itu? Dan bagaimana hal ini mempengaruhi harga bitcoin? Kemudian, apa prospek jangka panjangnya bagi aset kripto dan para penambang?


Apa Itu Bitcoin Halving? 

Lebih dari satu dekade yang lalu, sangat mudah untuk menambang bitcoin dari rumah. _Trader_ cukup merakit beberapa komputer game, atau diam-diam memanfaatkan infrastruktur sekolah atau kantor, dan menambang begitu banyak bitcoin – asalkan mereka menyimpan atau bisa menjual bitcoin pada waktu yang tepat atau tidak membuang _hard drive_-nya. Meski begitu, masa-masa kejayaan seperti itu kini tinggal kenangan. 

Jaringan Bitcoin telah menjadi sangat besar sehingga operasi penambangan membutuhkan seluruh gudang yang penuh dengan mesin penambangan dan daya listrik yang kuat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan _block rewards_. Meski begitu, ada cara di mana penambangan aset kripto masih bisa menguntungkan bagi orang biasa tanpa segelintir alat penambangan – dan keuntungan bisa diperoleh tidak hanya dari bitcoin saja. Berikut merupakan beberapa alat yang dibutuhkan untuk menghitung peluang dalam menghasilkan keuntungan dan cara menentukan mana aset kripto yang terbaik.

## Apakah menguntungkan untuk menambang bitcoin di rumah?
Bitcoin adalah aset kripto pertama yang dapat diakses secara global di dunia yang mempopulerkan penambangan – yakni proses menggunakan kekuatan komputasi untuk menghasilkan _winning code_ (dikenal dengan istilah _hash_) sebelum orang lain dipilih untuk menambahkan block baru ke blockchain. Sebagai imbalan atas upaya mereka, setiap penambang yang berhasil diberi hadiah aset kripto yang baru dibuat dan biaya apa pun yang melekat pada transaksi yang mereka sertakan di blok baru. Jenis sistem validasi blockchain ini dikenal sebagai _proof-of-work._

Saat _trader_ menambang mata uang kripto, ia harus memperhatikan kewajiban yang akan memotong keuntungan mereka yakni harga pasar bitcoin, biaya listrik, biaya pemeliharaan, biaya peralatan penambangan, dan berapa lama kemungkinan mereka akan bertahan melawan penambang lainnya yang semakin kuat. Saat mesin yang lebih kuat mencapai pasar, mesin para _trader_ yang dulunya dianggap “kuat” mungkin tidak bisa lagi menandinginya. 

Kalkulator profitabilitas, seperti yang ada di _Nicehash_ (https://www.nicehash.com/profitability-calculator), mampu membantu para _trader_ untuk menentukan apakah aktivitas aset kripto tertentu memiliki kemungkinan akan untung atau rugi. 

Jika _trader_ menggunakan mesin AntMiner S19 Pro yang dibuat khusus, _Nicehash_ mengklaim bahwa trader akan menghasilkan keuntungan harian yang diproyeksikan sebesar Rp255.131,73. Namun, satu mesin penambang S19 Pro akan dikenakan biaya sekitar Rp143.413.000,00, dan itu hanya bagus untuk menambang bitcoin saja. Biaya listriknya saja bisa menghabiskan hampir setengah dari pendapatan _trader_ untuk Antminer 19 Pro.

Karena harga bitcoin sangat fluktuatif, tidak mungkin untuk menjamin bahwa _trader_ akan dapat menghasilkan uang kembali dengan mesin-mesin yang mahal diikuti dengan biaya pemeliharaan dan listrik yang tinggi dalam waktu singkat. 

Kesulitan jaringan, yang menentukan seberapa sulit untuk menambang bitcoin baru, juga tidak stabil. Melihat penambangan kripto di Tiongkok pada Juli 2021, terdapat penurunan efektivitas jaringan hingga 28% sehingga memudahkan penambang yang tersisa untuk menemukan block baru. Namun, ini hanya berjangka pendek. 

Penambangan mendapat manfaat dari skala, dan penambang rumahan umumnya memperoleh keuntungan lebih sedikit daripada perusahaan penambangan profesional. Untuk menutupi biaya mereka, peralatan pertambangan profesional sering berpindah-pindah antara yurisdiksi dengan listrik murah, broker berurusan dengan jaringan listrik lokal, menghasilkan listrik sendiri dan membuang perangkat keras pertambangan yang sudah ketinggalan zaman dengan kecepatan yang mengejutkan.

## Koin apa yang menguntungkan untuk ditambang di rumah?
Ada banyak pilihan lain untuk menambang aset kripto di rumah. Sayangnya, ada begitu banyak pilihan dan variabel sehingga sulit untuk membuat perbandingan yang akurat.

Ada beberapa kebenaran: setelah titik tertentu, umumnya lebih efisien untuk menambang bitcoin daripada koin ethereum dengan chip komputer dibandingkan dengan menggunakan _graphic cards_, karena Ethereum lebih mudah ditambang menggunakan _Graphic Processing Unit_ (GPU).  Meski begitu, ini tidak akan berlangsung lama karena Ethereum sedang bermigrasi ke sistem blockchain _proof-of-stake._

Perangkat keras penambangan itu sendiri juga terus menjadi masalah besar. Dalam perjalanan bull (kenaikan harga dalam pasar) selama 2021, pasar GPU menjadi gila, membuat graphic card teratas hampir mustahil untuk dibeli dengan nilai pasar. Lebih membingungkan lagi, beberapa jaringan seperti Chia, mengandalkan hard drive daripada graphic cards atau chip komputer, sehingga menyebabkan beberapa orang menuduh Chia melakukan penambangan karena kekurangan _hard drive_ pada 2021. 

Maka dari itu, beberapa kalkulator profitabilitas seperti yang disediakan oleh CoinWarz menunjukkan rasio profitabilitas secara ilustratif, dengan asumsi bahwa _hash power_ – jumlah daya komputasi yang digunakan trader untuk menambang aset kripto – adalah konstan. Menggunakan anggaran perangkat keras sebesar USD1000 atau sekitar Rp 14.341.300,00, CoinWarz memberikan peringkat koin yang paling menguntungkan yakni:

- Ethereum
- Peercoin
- Bitcoin Cash
- Bitcoin
- Ethereum Classic.
Dengan tarif listrik Rp 5.894,27 per kilowatt di Amerika Serikat, kalkulator CoinWarz mengklaim bahwa hash power senilai USD1000 atau sekitar Rp 14.341.300,00 akan menghasilkan Rp 300.306,82 per hari untuk ethereum, lebih dari dua kali lipat yang akan dihasilkan oleh penambangan ethereum klasik.

Koin kecil – yang memiliki persaingan lebih sedikit dari penambang lain – mungkin lebih menguntungkan. Namun karena harga koin yang lebih kecil umumnya lebih fluktuatif, maka nilai pengembaliannya akan jauh lebih sulit untuk diprediksi.
Situs _Whattomine_ memprediksi bahwa dengan menggunakan tiga _card_ dari Radeon RX 480, para _trader- akan menghasilkan keuntungan harian sebesar USD1.21 atau sekitar Rp17.352,97 mining firo, USD1.07 atau sekitar Rp 15.345,19 mining ravencoin, dan USD0.9 atau sekitar Rp12.907,17 mining sero.

## Alternatif untuk menambang sendiri di rumah
Jika _trader_ tertarik dalam meningkatkan peluang menuai hasil penambangan, mereka juga dapat mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam _bitcoin mining pool_. Ini melibatkan penggabungan kekuatan dengan penambang lain untuk meningkatkan peluang _trader_ dalam menemukan block baru dan menghasilkan keuntungan – tetapi itu juga berarti _trader_ harus membagi hasilnya.

Terakhir, jika trader tidak memiliki kekuatan komputasi di rumah, _trader_ dapat mempertimbangkan _cloud mining_ dan mempertimbangkan pro dan kontra dari kebutuhan perangkat keras.



Terlepas dari kepercayaan populer, orang tidak harus memiliki turbin angin atau pembangkit listrik tenaga nuklir sendiri untuk menambang kripto secara menguntungkan dari rumah pada 2022.


Apakah Menambang Bitcoin dan Aset Kripto Lainnya Bisa Dilakukan Dari Rumah?

Sesuai dengan namanya, _bitcoin mining difficulty_ (tingkat kesulitan menambang bitcoin) mengacu pada tingkat kesulitan yang terlibat dalam menemukan blok bitcoin baru dari kegiatan penambangan.

Karena jaringan Bitcoin sepenuhnya terdesentralisasi dan tidak dijalankan oleh otoritas tunggal mana pun, maka diciptakan sebuah algoritma yang dikodekan ke dalam kode sumber oleh pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto. Algoritma ini terus-menerus menyesuaikan pada tingkat kesulitan proses penambangan sejalan dengan berapa banyak penambang yang beroperasi di jaringan untuk memastikan bahwa blok ditemukan dengan kecepatan tetap.

Dalam panduan ini, kita akan mengeksplorasi konsep ini secara ekstensif, menyoroti seberapa penting dan detailnya metode yang digunakan untuk menentukan dan menyesuaikan kesulitan penambangan bitcoin. 
## Hal utama tentang penambangan bitcoin
Proses penambangan bitcoin sangat penting bagi keamanan dan validitas dari seluruh jaringan dan mata uang kripto yakni – bitcoin (BTC). Penambangan merupakan inti dari sistem konsensus Bitcoin – yakni sistem kesepakatan yang digunakan oleh bitcoin untuk memastikan bahwa semua miner yang terdistribusi telah mencapai konsensus mengenai data baru yang masuk ke dalam blockchain. Jaringan ini bergantung sepenuhnya pada proses validasi transaksi yang terdesentralisasi di mana siapapun di dunia bisa mengambil tanggung jawab untuk memvalidasi transaksi baru dan menambahkannya secara kronologis ke dalam blockchain melalui block baru.

Sesederhana kedengarannya, seluruh proses – yang dikenal sebagai _proof-of-work_ – melibatkan upaya intensif komputer yang mengharuskan calon validator untuk menggunakan mesin mereka untuk menghasilkan kode panjang tetap sebelum orang lain melakukannya.

Dengan memaksa validator untuk mengeluarkan beberapa bentuk energi untuk menemukan block baru, idenya adalah untuk menghalangi calon pihak-pihak jahat untuk berpartisipasi dalam jaringan dan mencoba untuk merusak blockchain dengan transaksi yang tidak valid.

Untuk meningkatkan peluang untuk menang, para miner telah melakukan peralihan dalam menggunakan peralatan komputasi khusus selama bertahun-tahun yang disebut dengan _Application-Specific Integrated Circuit_ (ASIC) yang mampu menghasilkan lebih dari satu triliun kode acak per detik; yakni jumlah tebakan yang secara eksponensial lebih tinggi daripada yang mampu dihasilkan oleh laptop biasa mana pun tiap detik.

## Mengapa _bitcoin mining difficulty_  itu penting
Algoritma _bitcoin mining difficulty_  diprogram untuk terus menjaga seluruh sistem agar tetap stabil dengan mempertahankan durasi 10 menit untuk menemukan block baru. Intinya, dibutuhkan sekitar 10 menit bagi satu penambang dari seluruh jaringan untuk menghasilkan _winning code_ dan memenangkan hak untuk mengusulkan block baru atas transaksi bitcoin untuk ditambahkan ke blockchain.

Untuk mempertahankan frekuensi ini, algoritma akan masuk dan menambah atau mengurangi kesulitan menambang bitcoin. Setiap kali penambang atau _rig_ penambangan bergabung, itu akan menambahkan kesulitan untuk menambang bitcoin. Jika sebaliknya (yaitu, jika ada penurunan jumlah penambang yang bersaing untuk menemukan block baru), protokol akan mengurangi kesulitan penambangan untuk memudahkan penambang yang tersisa untuk menemukan block. Kesulitan penambangan dari jaringan bitcoin telah diubah dengan menambahkan atau mengurangi angka nol di depan _hash target_. Target hash adalah nama yang diberikan untuk hash tertentu (kode panjang tetap) yang menjadi target bagi seluruh penambang untuk dikalahkan. Siapa pun yang bisa menghasilkan kode acak yang kebetulan memiliki jumlah nol yang sama atau lebih tinggi di depan daripada target hash akan dipilih sebagai pemenang.

Tanpa sistem seperti itu, kemungkinan block akan ditemukan lebih cepat dan semakin cepat lagi karena akan ada lebih banyak lagi penambang yang bergabung dalam jaringan dengan peralatan yang semakin canggih. Ini akan membuat bitcoin yang baru memasuki sirkulasi bisa masuk pada _rate_ yang tidak dapat diprediksi dan kemungkinan akan memiliki efek langsung pada hambatan kenaikan nilainya.

Penting untuk dicatat, sebagian besar daya tarik bitcoin adalah tingkat inflasi yang stabil dan dapat diprediksi dibandingkan dengan inflasi mata uang fiat yang tidak dapat diprediksi karena pelonggaran kuantitatif yang berlebihan. Fakta bahwa persediaan bitcoin yang beredar dibatasi sampai maksimum 21 juta koin juga membuktikan bahwa bitcoin adalah aset yang benar-benar terbatas dengan persediaan maksimum yang relatif langka. Kedua faktor ini, secara teori, seharusnya membantu mendukung harga bitcoin dari waktu ke waktu – dengan asumsi permintaan yang tetap tinggi.

## Seberapa sering _bitcoin mining difficulty_ disesuaikan?

Kesulitan penambangan Bitcoin diperbarui setiap 2,016 block (atau kira-kira setiap dua minggu). Inilah sebabnya mengapa setiap interval 2,016 block disebut sebagai era yang menyulitkan, karena jaringan akan menentukan apakah aktivitas penambang selama dua minggu terakhir telah mengurangi atau menambah waktu yang diperlukan untuk menambang block baru. Jika waktu yang dibutuhkan di bawah 10 menit, kesulitan penambangan akan meningkat. Hal sebaliknya terjadi ketika waktu block di atas 10 menit.
## Bagaimana kesulitan _bitcoin mining difficulty_ dihitung?
Kesulitan menambang Bitcoin dihitung dengan berbagai rumus. Namun, yang paling umum adalah: Tingkat Kesulitan = Target Kesulitan/Target Saat Ini. _(Difficulty Target/Current Target)._

Perhatikan bahwa Target Kesulitan adalah notasi heksadesimal dari _hash target_ yang kesulitan penambangannya adalah 1.

Sebaliknya, target saat ini adalah hash target dari block transaksi terbaru. Saat kedua nilai tersebut dibagi, maka akan menghasilkan bilangan bulat yang menjadi tingkat kesulitan dalam menambang bitcoin.

Misalnya jika hasil jawabannya adalah 24 triliun, maka penambang diharapkan menghasilkan sekitar 24 triliun hash sebelum dia dapat menemukan hash yang menang. Tentu saja, terkadang penambang bisa beruntung dan menemukannya dengan tebakan yang jauh lebih sedikit.


## Bagaimana kesulitan penambangan bitcoin disesuaikan
Penyesuaian kesulitan penambangan dilakukan dengan membandingkan estimasi waktu yang  diperlukan untuk menemukan 2.016 block transaksi di jaringan Bitcoin dengan waktu yang dibutuhkan untuk menemukan 2.016 blok terakhir. Perlu diingat bahwa waktu block yang diterima adalah 10 menit. Oleh karena itu, waktu yang diharapkan untuk penambangan 2016 block adalah 20,160 menit (2016 X 10 menit).

Jaringan menghitung total waktu yang diperlukan untuk menambang 2.016 blok terakhir. Rasio standar 20.160 menit (10 menit x 2.016 blok) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menskalakan zaman kesulitan terakhir kemudian dikalikan dengan tingkat kesulitan terbaru. Perhitungan menghasilkan hasil yang akan menentukan persentase perubahan yang diperlukan dalam kesulitan penambangan yang akan membawa waktu blok ke 10 menit yang diinginkan.

Maka dari itu, kesalahan dalam protokol Bitcoin asli membuat penyesuaian tingkat kesulitan berdasarkan 2.015 blok sebelumnya, bukan 2.016 blok yang diteorikan di atas.

Sementara waktu blok 10 menit menjadi tujuannya, kesulitan penambangan tidak dapat diubah di atas atau di bawah empat kali tingkat kesulitan saat ini. Batas atas untuk setiap masa kesulitan adalah perubahan +300%, sedangkan yang lebih rendah adalah perubahan -75%. Aturan ini diberlakukan untuk menghilangkan perubahan mendadak dalam kesulitan penambangan.




Untuk memastikan bahwa block bitcoin ditemukan kira-kira setiap 10 menit, ada sistem otomatis yang menyesuaikan kesulitan atau difficulty yang bergantung pada berapa banyak penambang yang bersaing untuk menemukan blok pada waktu tertentu.


Apa itu Bitcoin Mining Difficulty?


Untuk merayakan peristiwa tersebut, dibuatlah perayaan yaitu _Bitcoin Pizza Day_. Peristiwa tersebut memperingati peristiwa seorang adopter aset kripto pionir yang membeli dua _slice_ pizza menggunakan bitcoin pada 22 Mei 2010. Ini merupakan kali pertama orang menggunakan bitcoin untuk membeli barang (setidaknya yang diketahui sejauh ini). 

Ia merupakan _programmer_ asal Florida, AS, bernama Laszlo Hanyecz, yang juga merupakan penambang bitcoin awal.

Menjelang _halving bitcoin_ pertama pada 2012, setiap penambang yang sukses dihadiahkan 50 BTC untuk menemukan blok baru. Hal ini berarti seseorang hanya harus menambang 200 blok untuk menambang 10,000 BTC, yang mana tidak menjadi hal yang sulit mengingat belum banyak penambang saingan saat itu.

Pada 18 Mei, Hanyecz mengumumkan dalam sebuah forum bernama _bitcointalk.org_ bahwa ia ingin membeli pizza, berukuran besar, menggunakan bitcoin. Ia menawarkan 10,000 BTC untuk siapapun yang ingin mengantarkan kepadanya. Ada orang lain yang mengatakan  kepadanya bahwa sebenarnya Hanyecz bisa mendapatkan sekitar USD41 atau sekitar Rp598 ribu untuk 10,000 bitcoin pada beberapa situs web exchange, yang saat itu menjual BTC seharga kurang dari Rp100 rupiah per koinnya.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS pada 2019, Hanyecz mengatakan bahwa transaksi tersebut bisa "membuat bitcoin jadi terasa asli untuk sebagian orang. Tentunya untuk saya juga."

Pada 21 Mei 2010, ia belum menemukan orang yang mau melakukan transaksi pizza dengan pembayaran bitcoin. Kemudian sehari setelahnya, seseorang mengambil tawaran tersebut, kemudian peristiwa ini pun menjadi sejarah yang penting di dunia aset kripto. 

"Saya hanya ingin melaporkan bahwa saya sudah sukses menukarkan 10,000 bitcoin dengan pizza." Pizza tersebut buatan Papa John, namun Hanyecz mendapatkannya dari pihak kedua yakni dari seorang remaja berusia 19 tahun bernama Jeremy Sturdivant (username "jercos").

Tidak perlu dikatakan, bitcoin tersebut mengalami kenaikan harga pada satu dekade kemudian. Faktanya, jika Hanyecz menjual jumlah bitcoin tersebut pada saat titik tertinggi yakni USD68,990 atau sekitar Rp1 miliar, ia dapat meraup sekitar USD690 juta atau sekitar Rp10 triliun, cukup untuk membeli 46 juta pizza Papa John ukuran besar dengan harga Rp218 ribu per pizza.

Menanggapi peristiwa historis ini, komunitas kripto global bersama-sama menobatkan 22 Mei sebagai Bitcoin Pizza Day untuk memperingati transaksi fisik pertama bitcoin sekaligus pengingat bagi Hanyecz bahwa ia sebenarnya berkesempatan unruk memiliki kekayaan sebanyak sepersepuluh dari mantan istri Bill Gates, Melinda Gates. 


Pada Mei 2010, Laszlo Hanyecz membeli dua loyang pizza dengan bitcoin. 


Apa Itu Bitcoin Pizza Day?


- Penambangan Bitcoin adalah proses menemukan block baru, memverifikasi transaksi, dan menambahkannya ke blockchain Bitcoin.
- Setiap kali block baru ditemukan, penambang yang berhasil diberikan hak untuk mengisi block tersebut dengan data transaksi baru.
- Sebagai imbalan atas dedikasi waktu dan sumber daya untuk melakukan tugas ini, penambang yang menang menerima sejumlah bitcoin yang baru dicetak secara gratis yang dikenal sebagai _block reward_ serta biaya apapun yang melekat pada transaksi yang mereka simpan di block baru. 
- Keberhasilan penambang dalam menambang bitcoin itulah yang menjadi cara eksklusif bagaimana koin bisa masuk ke dalam sirkulasi pasar.



Alih-alih dicetak, Bitcoin itu “ditemukan” oleh para penambang. Komputer-komputer di seluruh dunia akan menambang koin dengan cara bersaing satu sama lain.


Bagaimana Cara Kerja Penambangan Bitcoin?

Beberapa analis mengklaim bitcoin (BTC) bisa bertahan terhadap guncangan yang mempengaruhi keuangan global; seperti inflasi. Di sisi lain, berbagai media mengatakan bahwa bitcoin juga terpengaruh oleh beberapa hal yang tidak mempengaruhi produk finansial konvensional, yakni regulasi internasional dan media sosial. 

Berikut merupakan faktor utama yang menyebabkan harga bitcoin bisa turun drastis atau meroket.
## Kapitalisasi pasar
Harga kripto sering bergantung pada keadaan pasar global. Ketika pandemi COVID-19 mencekik pasar global sejak Maret 2020, harga bitcoin ikut jatuh. Dalam waktu seminggu pada pertengahan Maret 2020, harga bitcoin turun 57% ke posisi terendah yakni seharga USD3,867 atau sekitar Rp55,466,103.50. Kemudian, serupa dengan pasar saham, ia pulih dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan harganya mencapai titik tertinggi sepanjang masa satu tahun kemudian. Para analis berpendapat peristiwa ini disebabkan karena para _trader_ yang memiliki waktu luang yang lebih banyak atau ada yang memperoleh pemasukan yang lebih tinggi di tengah pandemi. 

![Harga bitocin, emas, dan S&P 500. (Sumber: "On the Relationship of Cryptocurrency Price with US Stock and Gold Price Using Copula Models" paper. mdpi.com)](/uploads/harga_bitcoin_emas_coindesk_99985d3c3c.png)

Harga bitcoin, emas, dan S&P 500. (Sumber: "On the Relationship of Cryptocurrency Price with US Stock and Gold Price Using Copula Models" paper. mdpi.com)

Bitcoin juga terpengaruh oleh guncangan pasar lainnya. Misalnya, harga bitcoin turun 6,9% pada akhir 2021 ketika para pedagang khawatir bahwa Evergrande, raksasa _real estate_ asal Tiongkok, akan bangkrut, dan sekali lagi ketika perusahaan transportasi Tiongkok, Didi Chuxing, mengumumkan rencana untuk delisting dari _New York Stock Exchange_. Secara lebih luas, situasi bereaksi positif terhadap inflasi bitcoin yang naik, seiring dengan harga kebutuhan pokok yang juga melonjak. 

Sulit untuk menyebutkan tentang segala peristiwa ekonomi yang bisa mempengaruhi bitcoin, tetapi ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa bitcoin melacak pasar global sampai batas tertentu.

Sebuah makalah yang dipublikasikan di _Journal of Economic Dynamics and Control_ pada 2020 tentang volatilitas bitcoin menemukan bahwa volatilitas tidak dipengaruhi oleh pengumuman berita makro ekonomi di suatu negara, tetapi dari indikator jangka panjang, termasuk indeks kepercayaan pelanggan. 


Sistem _over-leveraging_ ini jadi membesar-besarkan berbagai peristiwa yang mengguncang dan hal itu berpengaruh pada volatilitas. _Leveraging_ adalah ketika seorang _trader_ meminjam modal dari bursa untuk meningkatkan potensi investasi. Sebagai contoh, alih-alih trading dengan uang sendiri senilai USD1000 dari uang pribadi, beberapa bursa sebelumnya mengizinkan _trader_ untuk meminjam hingga 100x dari uang deposit, yang artinya _trader_ bisa trading dengan uang sejumlah USD100,000. Di sisi lain, tentu saja meminjam uang sebanyak itu diikuti dengan risiko likuiditas yang serius.

Ketika sejumlah besar _trader_ yang berpengaruh bertaruh pada harga bitcoin yang bergerak satu arah, maka hal tersebut bisa menciptakan peluang bagi investor besar lainnya untuk menggerakan harga bitcoin ke arah sebaliknya. Melakukan hal tersebut dapat memicu serangkaian likuidasi, membuat harga bitcoin jatuh dan menciptakan kerugian tertulis yang besar bagi _long trader_ (trader yang memprediksi harganya naik). Para _whales_ (investor yang memiliki aset kripto dalam jumlah besar) kemudian bebas mengambil bitcoin dengan harga yang jauh lebih murah daripada sebelumnya dengan mengorbankan pedagang "_rekt_".

Akhir pekan pun bisa jadi memberikan dampak yang signifikan pada volatilitas harga bitcoin. Lebih sedikit trader yang secara aktif berada di belakang komputer untuk memantau pasar selama akhir pekan, yang berarti resistance atau pertahanannya lebih lemah ketika harga bitcoin jatuh sehingga mereka tidak bisa memperoleh keuntungan sebesar ketika saat bitcoin melonjak. Ini sering dapat menyebabkan perubahan harga yang lebih signifikan di kedua arah.

## Regulasi internasional
Regulasi internasional memiliki dampak yang serius pada harga bitcoin karena itu menentukan pasar mana yang dapat mengaksesnya, perusahaan mana saja yang bisa menjual koin, dan di mana para penambang bitcoin dapat beroperasi. Sementara negara-negara seperti Inggris, Thailand, dan India telah terbukti memiliki pengaruh langsung terhadap harga bitcoin, dua pasar utama yang paling mempengaruhi harga bitcoin yakni Amerika Serikat dan Tiongkok.

Jatuhnya harga Bitcoin, dari hampir USD65,000 atau sekitar Rp932,280,152.29 pada April 2021 menjadi USD35,000 atau sekitar Rp501,988,425.26 pada pertengahan Juni 2021 sebagian besar merupakan respons terhadap tindakan keras Tiongkok terhadap penambangan bitcoin. Bitcoin turun 5,5% ketika pemerintah Tiongkok mengklarifikasi pada September 2021 bahwa aset kripto itu ilegal.

Di Amerika Serikat, bitcoin menanggapi berita dari regulator dan legislator. Pada tahun 2021, tagihan infrastruktur Presiden Joe Biden melukai harga bitcoin karena menimbulkan kesulitan bagi perusahaan dompet yang terdesentralisasi, yang harus melaporkan data pajak tentang pelanggan mereka yang pada dasarnya tidak mereka kumpulkan.
Tidak semuanya buruk. Bitcoin juga merespons kabar baik secara positif. Harapan dari pengumuman bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS akan memberi lampu hijau pada dana yang diperdagangkan di bursa berjangka bitcoin membantu harga bitcoin naik sekitar Rp 43,027,949.12 pada Oktober 2021.

## Keuangan tradisional

Pergerakan dalam keuangan tradisional dapat meningkatkan atau menurunkan harga bitcoin karena itu menentukan betapa mudahnya pusat keuangan seperti Wall Street untuk berinvestasi dalam bitcoin. Pergerakan yang akan mengirim lebih banyak uang Wall Street ke bitcoin, seperti bank-bank besar yang menawarkan bitcoin kepada klien, sering kali berkorelasi dengan kenaikan harga. Pedagang takut akan berita buruk, seperti raksasa Wall Street yang akan membanting harga bitcoin.

Bitcoin sering meningkat ketika perusahaan besar mengumumkan bahwa mereka telah menambahkan bitcoin ke neraca mereka. Bitcoin melonjak setelah perusahaan seperti MicroStrategy dan Tesla berinvestasi dalam bitcoin. Sebaliknya, total kapitalisasi pasar kripto turun dari USD2,43 triliun atau sekitar Rp3,485,534,152,271,156,000 menjadi USD2,03 triliun atau sekitar Rp2,911,771,611,297,846,000 setelah CEO Tesla, Elon Musk, mengatakan bahwa Tesla tidak akan lagi menerima bitcoin untuk pembayaran pada Mei 2021 karena alasan lingkungan.

Produk keuangan tradisional juga dapat berdampak pada harga pasar bitcoin, khususnya produk turunan yang mewakili kontrak yang melacak harga dasar BTC. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, _leveraged futures trading_ sering kali dapat memicu perubahan harga yang tajam, tetapi juga produk lain seperti opsi kripto. Singkatnya, opsi kripto memberi investor hak, tetapi bukan obligasi, untuk membeli atau menjual aset dasar (dalam hal ini, bitcoin) pada harga tertentu (dikenal sebagai harga kesepakatan) sebelum, atau pada, tanggal tertentu.

Ketika sejumlah besar opsi bitcoin _out-of-the-money_ (OTM) akan kadaluarsa pada saat yang bersamaan, terkadang hal tersebut dapat berdampak pada volatilitas pasar bitcoin. OTM mengacu pada saat opsi tidak menguntungkan. Misalnya, _call option_ (hak untuk membeli aset dasar) dianggap _out-of-the-money_ ketika strike price (harga yang disepakati untuk membeli aset dasar) lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
Sebelum kadaluarsa, umum bagi investor besar seperti market makers atau pembuat pasar untuk hedge dengan aset dasar untuk mengurangi kerugian yang diperpanjang jika bitcoin berayun ke arah yang berlawanan.

## Media sosial
Ketika CEO teknologi ada di seluruh media sosial, garis antara keuangan tradisional dan pengaruh media sosial bisa kabur. Investor ritel tampak sangat sensitif terhadap komentar tentang bitcoin dari influencer besar di media sosial. Bitcoin melonjak lebih dari 20% setelah Elon Musk mengubah bio Twitter-nya menjadi bitcoin karena itu memberi isyarat kepada investor ritel bahwa Musk mungkin akan berinvestasi dalam bitcoin, sesuatu yang kemudian dia lakukan melalui Tesla. Ini berjalan secara paralel dengan pengaruh kuat CEO terhadap aset lain, terutama dogecoin.

![Pengaruh Elon Musk terhadap harga Dogecoin. (Foto TradingView)](/uploads/pengaruh_elon_musk_harga_doge_3cb92b0e0e.png)

Pengaruh Elon Musk terhadap harga Dogecoin. (Foto TradingView)

Beberapa analis telah mencoba melihat media sosial untuk memprediksi harga. Dalam makalah tahun 2021, dua ilmuwan Korea Selatan menyimpulkan bahwa posting bitcoin lebih sering dilakukan saat harga tinggi, dan lebih jarang saat harga rendah. Makalah penelitian 2019 dari analis India menyimpulkan bahwa posting negatif dan positif berkorelasi dengan harga bitcoin.


Sementara pergerakan harga liar bitcoin mungkin tampak acak, mereka sering didorong oleh katalis fundamental yang sama seperti di pasar tradisional.


Apa Penyebab Harga Bitcoin Bisa Naik Turun?

Ketika _trader_ sudah mencari tahu bagaimana cara menyiapkan perangkat keras atau alat untuk melakukan penambangan bitcoin, mereka mungkin sudah memahami cara kerja bitcoin dan apa artinya penambangan bitcoin. Berbeda dengan teorinya, penambang perlu terjun langsung dalam praktik mencari uang digital ini. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memutuskan perangkat keras apa yang akan gunakan. 

Ada dua hal utama yang harus dipikirkan saat memilihnya, yakni:

- _Hashrate_: Ini adalah jumlah perhitungan yang dapat dilakukan setiap perangkat keras atau mesin per detik saat mencoba untuk mengalahkan _target hash_. _Hashrate_ diukur dalam megahash, gigahash, terahash, dan exahash per detik (MH/dtk, GH/dtk, TH/dtk, dan EH/dtk). Semakin tinggi _hashrate_ (dibandingkan dengan hashrate rata-rata saat ini), semakin besar kemungkinan trader untuk memecahkan block transaksi. 
- _Energy consumption_: Saat memilih perangkat keras, ada baiknya melihat konsumsi energi dari perangkat tersebut. Rig penambangan Bitcoin memakan listrik yang besar dan itu membutuhkan biaya. Pastikan untuk tidak menghabiskan semua uang untuk biaya pemeliharaan ketika menambang koin, apalagi jika koin yang diperoleh tidak menutup pengeluaran. 

Untuk mengetahui berapa banyak hash yang _trader_ peroleh untuk setiap watt listrik yang digunakan, bagilah jumlah hash dengan jumlah watt yang ditunjukkan dalam spesifikasi teknis perangkat keras.

Misalnya, jika trader memiliki perangkat 500 GH/dtk, dan menggunakan daya 400 watt, _trader_ mendapatkan 1,25 GH/dtk per watt. _Trader_ dapat memeriksa tagihan listrik atau menggunakan kalkulator harga listrik online untuk mengetahui seberapa besar artinya dalam bentuk uang tunai.
Ada tiga kategori perangkat keras utama untuk penambang bitcoin: GPU, FPGA, dan ASIC. Kami akan menjelajahinya secara mendalam di bawah ini.


## Penambangan bitcoin CPU/GPU

Perangkat keras penambangan kripto yang paling lemah adalah menggunakan komputer sendiri. Secara teoritis, _trader_ dapat menggunakan CPU komputer sendiri untuk menambang bitcoin, tetapi dalam praktiknya, ini sangat lambat menurut standar saat ini sehingga tidak ada gunanya.

_Trader_ dapat meningkatkan hashrate bitcoin dengan cara menambahkan _graphic hardware_ ke komputer. _Graphic cards_ memiliki fitur _Graphical Processing Units_ (GPUs). Ini dirancang untuk angkat berat matematika sehingga mereka dapat menghitung semua poligon kompleks yang dibutuhkan dalam video game kelas atas. Ini membuat mereka sangat baik dalam Secure Hash Algorithm (SHA) - atau SHA-256 dalam kasus Bitcoin - yakni perhitungan _hashing_ yang diperlukan untuk memecahkan blok transaksi.

Salah satu hal menyenangkan tentang GPU adalah mereka juga membiarkan opsi yang luas bagi _trader_. Tidak seperti opsi lain yang akan dibahas nanti, unit ini dapat digunakan dengan aset kripto lain selain bitcoin. Litecoin, misalnya, menggunakan algoritma _proof-of-work_ yang berbeda dengan Bitcoin, yang disebut Scrypt. Ini telah dioptimalkan agar ramah terhadap CPU dan GPU, menjadikannya pilihan yang baik untuk penambang GPU yang ingin beralih di antara mata uang yang berbeda. Namun, mirip dengan penambangan bitcoin, ASIC sekarang mendominasi lanskap penambangan litecoin.

Penambangan CPU dan GPU tidak lagi dapat dilakukan akhir-akhir ini. Kesulitan penambangan Bitcoin telah meningkat pesat dengan dirilisnya kekuatan penambangan ASIC sehingga kartu grafis sederhana tidak dapat bersaing.


## Penambang FPGA
_Field Programmable Gate Array_ (FPGA) adalah sirkuit terintegrasi yang dirancang untuk dikonfigurasi setelah dibangun. Hal ini memungkinkan produsen perangkat keras penambangan kripto untuk membeli chip dalam jumlah banyak, kemudian menyesuaikannya untuk penambangan bitcoin sebelum memasukkannya ke dalam peralatan mereka sendiri. Karena disesuaikan untuk penambangan bitcoin, mereka menawarkan peningkatan kinerja di atas CPU dan GPU. FPGA chip tunggal terlihat beroperasi pada sekitar 750 MH/dtk, meskipun itu di kelas atas dan para pabrik sesungguhnya dapat memasang lebih dari satu chip di satu _board_.
Meskipun ada peningkatan yang signifikan atas penambangan CPU dan GPU pada saat itu, kini FPGA tidak lagi kompetitif dalam penambangan bitcoin karena kinerjanya yang rendah.


## Chip ASIC
Di sinilah aksinya. _Application Specific Integrated Circuits_ (ASICs) secara khusus dirancang untuk melakukan hanya satu hal: menambang bitcoin dengan kecepatan yang luar biasa dan seefisien mungkin. Karena _chip_ ini harus dirancang khusus untuk tugas itu dan kemudian dibuat, mereka cenderung mahal dan memakan waktu yang lama untuk diproduksi – tetapi kecepatannya menakjubkan. Sampai pada penulisan artikel ini, unit terjual dengan kecepatan di mana saja dari 7-14 Terahash/detik (1 Terahash = 1 triliun hash.) Akan menarik untuk melihat apakah ada lebih banyak kemajuan yang harus dibuat melewati titik 14 TH/detik.

Sebelum melakukan pembelian untuk memulai bisnis penambangan kripto, hitung proyeksi profitabilitas penambang _trader_, menggunakan kalkulator profitabilitas penambangan _online_ seperti ini. _Trader_ dapat memasukkan parameter seperti biaya peralatan, _hashrate_, konsumsi daya, dan harga bitcoin saat ini untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan dana investasi.

Salah satu parameter kunci lainnya di sini adalah kesulitan jaringan. Metrik ini menentukan seberapa sulit untuk menemukan blok baru dan variasi-variasi sesuai dengan _hashrate_ jaringan. Kesulitannya kemungkinan akan meningkat secara substansial ketika perangkat ASIC hadir di pasar, jadi mungkin ada baiknya meningkatkan metrik ini di kalkulator untuk melihat seperti apa laba atas investasi _trader_ karena semakin banyaknya orang menambang koin. 

_Trader_ mungkin juga memerlukan perangkat lunak penambangan kripto untuk penambang ASIC, meskipun beberapa model yang lebih baru memiliki fitur yang sudah dikonfigurasi ulang, termasuk alamat bitcoin sehingga yang perlu dilakukan hanyalah memasangnya di dinding.

Tips di atas sudah cukup bagi para trader untuk menambang bitcoin. Tetapi kemungkinan _trader_  tidak akan memiliki banyak peluang untuk berhasil menambang bitcoin kecuali mereka jika bekerjasama dengan orang lain, contohnya seperti dengan bergabung pada _bitcoin mining pool_. Saat ini, industri penambangan bitcoin fokus beroperasi pada tingkat _pool_ daripada pada tingkat individu. Beberapa kumpulan penambangan bitcoin terbesar di dunia saat ini adalah F2Pool, Poolin, Binance Pool, dan AntPool.



Sementara penambangan bitcoin didominasi oleh perusahaan besar dengan gudang besar yang penuh dengan peralatan, masih mungkin bagi individu untuk berhasil menambang bitcoin sebagai bagian dari pool. Inilah cara memulai penambangan kripto.


Hal yang Harus Dipersiapkan Untuk Menjadi Penambang Bitcoin

Sekarang setelah _trader_ telah mengatur bitcoin _wallet_ dan sudah siap untuk membuat transaksi pertama, mari kita mengetahui cara kerja transaksi bitcoin. 

Ada tiga variabel kunci dalam setiap transaksi bitcoin: jumlah, input, dan output. Input adalah alamat dari mana uang dikirim, dan output adalah alamat yang menerima dana. Karena dompet dapat berisi beberapa alamat input, _trader_ dapat mengirim uang dari satu atau lebih input ke satu atau lebih output. Ada juga bagian penyimpanan data aset kripto pada setiap transaksi, semacam catatan, yang memungkinkan _trader_ untuk merekam data ke blockchain secara permanen dalam jaringan bitcoin.

Bitcoin adalah aset virtual dengan penambangan yang unik. Jika _trader_ memulai transaksi bitcoin yang nilainya kurang dari jumlah total pada input, maka _trader_ akan mendapatkan kembalian bukan ke output asli, tetapi melalui alamat ketiga yang baru yang bisa dikendalikan _trader_. Ini berarti dompet biasanya berisi beberapa alamat, dan _trader_ dapat menarik dana dari alamat ini untuk membeli bitcoin di masa mendatang.

Jika telah mengetahui cara membeli dan menyimpan bitcoin, maka _trader_ sudah akrab dengan arti _private key_ dan _public key_ yang diperlukan untuk melakukan transaksi. Untuk melakukan itu, _trader_ harus memasukkan _private key_, jumlah bitcoin yang ingin dikirim, dan alamat output ke dalam perangkat lunak bitcoin di komputer atau smartphone.

Kemudian program bitcoin akan menghasilkan tanda tangan yang terbuat dari _private key_ untuk mengumumkan transaksi ini ke jaringan untuk di validasi. Jaringan perlu mengonfirmasi bahwa _trader_ memiliki bitcoin yang ditransfer dan bahwa _trader_ belum membelanjakannya dengan cara memeriksa semua transaksi sebelumnya yang bersifat publik di buku besar. Setelah program bitcoin memverifikasi bahwa memang _private key_ sesuai dengan _public key_ yang disediakan (tanpa mengetahui apa kunci pribadi sang _trader_), maka transaksi akan dikonfirmasi.

Transaksi ini sekarang termasuk dalam "block" yang berkaitan ke block sebelumnya untuk ditambahkan ke blockchain. Setiap transaksi di blockchain terikat pada pengidentifikasi (_identifier_) unik yang disebut _transaction hash_ (txid), yang terlihat seperti 64 karakter string huruf dan angka acak. _Trader_ dapat melacak transaksi tertentu dengan mengetikkan txid ini di kolom pencarian di blockchain explorer. 

Bitcoin menggunakan sistem dimana transaksi tidak dapat dibatalkan atau dirusak, karena itu berarti akan mengubah semua blok yang datang setelahnya. Bitcoin tidak memiliki sistem yang instan. Transaksi bitcoin ini membutuhkan proses. Mengenal sistem blockchain bitcoin yang cukup besar, dibutuhkan banyak waktu untuk memproses bahkan satu transaksi saja di blockchain.

Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengkonfirmasi transaksi bervariasi, mulai dari beberapa menit hingga beberapa hari, berdasarkan lalu lintas di blockchain dan ukuran transaksi _trader_. Transaksi yang lebih besar dengan biaya yang lebih tinggi cenderung divalidasi oleh penambang lebih cepat daripada yang lebih kecil. Setelah dikonfirmasi, transaksi akan terekam secara otomatis untuk selamanya. 



Transaksi Bitcoin dikirim dari dan ke dompet bitcoin elektronik, dan ditandatangani secara digital untuk keamanan sebagai alat pembayaran yang sah.


Bagaimana Cara Kerja Transaksi Bitcoin?

Salah satu pertanyaan pertama yang dihadapi calon penambang aset kripto yaitu apakah harus menambang sendirian (solo) atau bergabung dengan _pool_. Ada banyak alasan untuk mendukung dan menentang _mining pool_. Inilah yang perlu _trader_ ketahui.

Untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan_mining pool_ bitcoin atau tidak, akan sangat membantu jika trader menganggap hal ini seperti seperti sindikat lotere – karena pro dan kontranya seimbang. Menjadi penambang bitcoin solo berarti _trader_ tidak perlu membagikan hasil _reward_, tetapi peluang untuk mendapatkan _reward_ terus berkurang secara signifikan. Di sisi lain, _mining pool_ bitcoin memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk memecahkan block dan memenangkan hadiah, tetapi hadiah itu akan dibagi di antara semua anggota _pool_.

Oleh karena itu, bergabung dengan _pool_ untuk membeli bitcoin dapat menciptakan aliran pendapatan yang stabil, bahkan jika setiap pembayaran itu termasuk kecil, dibandingkan dengan hadiah block penuh (yang saat ini mencapai 6,25 BTC). Penting untuk dicatat bahwa _mining pool_ tidak boleh melebihi 51% dari kekuatan _hashing power_ jaringan. Jika satu entitas akhirnya mengendalikan lebih dari 50% kekuatan komputasi jaringan aset kripto, maka secara teoritis itu dapat mendatangkan malapetaka di seluruh jaringan.

## Mengapa bergabung _mining pool_ bitcoin?

Tingkat kesulitan atau _difficulty level_ adalah faktor lain yang perlu diingat ketika mempertimbangkan penambangan bitcoin solo. Saat ini, tingkat kesulitan penambangan koin sangat tinggi sehingga hampir tidak mungkin bagi solois untuk menghasilkan keuntungan dari penambangan, kecuali _trader_ memiliki ruangan sendiri yang penuh dengan ASIC dalam kondisi Arktik. Bagi pemula, bergabung dengan _mining pool_ adalah cara yang bagus untuk menuai _reward_ kecil dalam waktu singkat. Ya, _pool_ adalah cara untuk mendorong penambang skala kecil untuk tetap terlibat.

Salah satu metode penambangan yang difasilitasi bitcoin adalah “_merged mining_”, ini adalah ketika block yang dipecahkan untuk bitcoin dapat digunakan untuk aset kripto lainnya yang menggunakan algoritma _proof-of-work_ yang sama (misalnya, namecoin dan devcoin). Analogi yang berguna untuk _merged mining) adalah dengan menganggapnya seperti memasukkan kumpulan angka yang sama ke dalam beberapa lotere.

Penambang koin yang baru pertama kali dan tidak memiliki perangkat keras yang sangat kuat sebaiknya melihat altcoin terlebih dahulu daripada bitcoin – terutama mata uang berdasarkan algoritma scrypt daripada SHA256. Ini karena kesulitan perhitungan bitcoin terlalu tinggi untuk prosesor yang ditemukan di PC biasa.


## Apa yang harus dipertimbangkan ketika bergabung pada _mining pool_ bitcoin?

Saat memutuskan _mining pool_ mana yang akan dipilih, _trader_ perlu mempertimbangkan bagaimana setiap _pool_ membagikan pembayarannya dan biaya apa (jika ada) saja yang akan memotong hasil keuntungan anggota. Pengurangan tipikal berkisar dari 1% hingga 10%. Namun, beberapa _pool_ tidak mengurangi apa pun.

Ada banyak skema dimana _pool_ biasanya membagi pembayaran. Sebagian besar terkonsentrasi pada jumlah _share_ yang telah diserahkan _miner_ ke _pool_ sebagai _proof-of-work_. _Share_ adalah konsep yang rumit untuk dipahami. Ingatlah dua hal ini: 
**Pertama**, menambang adalah proses memecahkan teka-teki kriptografi; **kedua**, pertambangan memiliki tingkat kesulitan. Ketika penambang 'memecahkan block', ada tingkat kesulitan yang sesuai untuk solusinya. Anggap saja sebagai ukuran kualitas. Jika tingkat kesulitan dari solusi penambang melebihi tingkat kesulitan seluruh aset kripto, maka itu akan ditambahkan ke blockchain aset kripto tersebut. 

Selain itu, _mining pool_ akan menetapkan tingkat kesulitan antara 1 dan kesulitan aset kripto tersebut. Jika penambang mengembalikan blok yang mencetak tingkat kesulitan antara tingkat kesulitan _pool_ dan tingkat kesulitan aset kripto, maka block tersebut akan dicatat sebagai _share_. Sebenarnya _Shared block_ ini tidak berguna, tetapi mereka dicatat sebagai bukti kerja untuk menunjukkan bahwa penambang telah mencoba memecahkan block. Mereka juga menunjukkan berapa banyak kekuatan pemrosesan yang mereka sumbangkan ke _pool_ – semakin baik perangkat kerasnya, semakin banyak _shares_ yang dihasilkan.

Versi paling dasar dari pembagian pembayaran dengan cara ini adalah model _pay per share_ (PPS) atau 'bayar per saham'. Variasi dalam hal ini membatasi tarif yang dibayarkan per saham; misalnya,  _equalised shared maximum pay per share_ (ESMPPS) atau _shared maximum pay per share_ (SMPPS). _Pool_ berkemungkinan atau tidak berkemungkinan untuk memprioritaskan pembayaran untuk bagaimana penambang baru-baru ini mengirimkan _share_: misalnya RSMPPS. 



Ada banyak opsi kumpulan yang tersedia untuk menambang selain bitcoin. _Trader_ dapat dengan mudah menemukan daftar _mining pool_ untuk aset kripto pilihan, yakni zcash, litecoin atau ethereum. Beberapa yang populer adalah BTC.com, Slush Pool dan AntPool.

## Bagaimana cara bergabung pada _mining pool_?

Setelah memutuskan aset kripto mana yang akan ditambang dan _pool_ mana yang akan digunakan, saatnya untuk memulai. _Trader_ perlu membuat akun di situs web _pool_, yang serupa dengan mendaftar ke layanan web lainnya. Setelah memiliki akun, _trader_ harus membuat _worker_. _Trader_ bisa menciptakan beberapa _worker_ untuk setiap perangkat keras penambangan yang akan digunakan. Pengaturan _default_ pada sebagian besar _pool_ ditujukan supaya pekerja diberi nomor sebagai nama mereka, dan 'x' sebagai kata sandi mereka, tetapi _trader_ dapat mengubahnya menjadi apa pun yang disuka.



Cari tahu apa itu bitcoin _mining pool_ dan bagaimana cara bergabung dengannya. Metode yang sama dapat digunakan untuk sebagian besar aset kripto.


Apa itu Bitcoin Mining Pool?

Blockchain Bitcoin sepenuhnya itu bersifat publik. Jika membuka blockchain.com/explorer, maka para _trader_ akan menemukan catatan dari seluruh transaksi bitcoin yang pernah diproses sejak peluncuran aset kripto tersebut pada awal 2009.

Bagi sebagian orang, transparansi ini menjadi fitur utama bitcoin. Di sisi lain, sebagian orang lebih menyukai anonimitas. Sifat natur dari blockchain Bitcoin yakni transparansi ini menjadi kelemahan privasi yang sangat besar bagi mereka. 

Ada beberapa cara untuk menjaga agar transaksi bitcoin sepenuhnya pribadi, yakni dengan mengacaukan identitas penerima, pengirim, dan berapa jumlah aset kripto yang terlibat.  Salah satu metode yang paling populer adalah dengan menggunakan _mixer bitcoin_, atau sering disebut dengan istilah _tumbler_. Ini adalah alat yang mencampurkan sejumlah besar bitcoin di _private pool_, sebelum kemudian membagikannya kepada penerima yang dituju.

Melalui perantara _mixer_, maka sulit untuk mengetahui bahwa pihak A mengirim 10 bitcoin ke orang B. Semua pencarian publik transaksi bitcoin hanya akan menunjukkan bahwa orang A mengirim beberapa bitcoin ke mixer, seperti yang dilakukan lusinan orang lainnya. Di sisi lain, orang B akan menerima beberapa bitcoin dari _mixer_, tanpa bisa ditebak dengan jelas siapa pengirim aslinya. 

## Mixer terpusat vs. terdesentralisasi
Ada dua jenis utama bitcoin _mixer_, antara lain:

Mixer terpusat  (_Centralized Mixer), contohnya Blender.io.
Mixer terdesentralisasi (_Decentralized Mixer_): Wasabi dan JoinMarket.

Mixer terpusat adalah perusahaan yang akan menerima bitcoin dan akan mengirim bitcoin yang berbeda dengan biaya tertentu. Meskipun mereka menawarkan solusi mudah untuk mengacaukan identitas dari transaksi bitcoin, _mixer_ ini masih bisa tertebak. Memang,  kotak masuk dan kotak keluar transaksi bitcoin tidak bersifat publik, tetapi transaksi dengan _mixer_ itu sendiri masih akan tercatat, yang mana masih berkaitan dengan transaksi yang ingin dikaburkan identitasnya. Artinya, suatu hari nanti perusahaan _mixer_ mungkin bisa mengungkapkan catatan transaksi tersebut dan transaksi antar pihak jadi tidak rahasia lagi. 

Di sisi lain, _mixer_ terdesentralisasi menggunakan protokol seperti CoinJoin untuk sepenuhnya mengaburkan transaksi entah melalui metode terkoordinasi atau _peer-to-peer_. Pada dasarnya, protokol tersebut memungkinkan sekelompok besar pengguna untuk menggabungkan sejumlah bitcoin bersama, (contohnya 100 orang masing-masing ingin mencampur 1 bitcoin), kemudian mendistribusikannya kembali sehingga setiap orang mendapatkan kembali 1 bitcoin, tetapi tidak ada yang bisa mengetahui siapa pengirim dan penerimanya. 

## Masalah yang timbul ketika menggunakan _mixer_
Menggunakan _mixer_ juga ada kekurangannya. Hampir tidak mungkin orang lain di _mixer_ akan memiliki transaksi bitcoin dengan jumlah yang tepat sepertimu,  dikurangi biaya _tumbler_. Jika lembaga penegak hukum mengetahui alamat yang digunakan oleh tersangka pertama, dan jika tersangka kedua menjadi pihak satu-satunya yang menerima bitcoin kurang lebih sejumlah angka yang spesifik, maka tidak akan terlalu sulit untuk menghubungkan kembali aliran uang. Semakin banyak orang yang menggunakan _mixer_, maka masalah ini akan semakin sulit untuk dipecahkan. 

Beberapa _exchange_ atau bursa tidak mengizinkan bitcoin campuran untuk masuk atau keluar dari bursa. Karena bursa dapat mengidentifikasi mixer, maka mereka akan memberi cap  kepada bitcoin campuran sebagai ‘_tainted_’ atau ‘tercemar'. 

Binance, misalnya, telah memblokir penarikan ke Wasabi, dompet bitcoin yang menjaga privasi dan mengintegrasikan layanan _mixing_ populer yang disebut CoinJoin. _Mixer_ bitcoin populer lainnya termasuk Samourai dan JoinMarket.

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua layanan _mixing_ itu legal atau sah, dan beberapa di antaranya sangat tidak efektif dalam mengaburkan transaksi keuangan daripada yang lain. Pastikan untuk melakukan riset sebelum menggunakan _mixer._

## Apakah bitcoin _mixer_ ilegal?
Kemampuan untuk mengaburkan transaksi bitcoin membuat mixer menjadi sarang untuk pencucian uang, menarik orang-orang seperti para penghindar pajak dan kriminal yang ingin menyembunyikan hasil dari aktivitas ilegal mereka. 

Pertanyaan mengenai kelegalan layanan _mixer_ sebenarnya bergantung pada yurisdiksi di negara tempat _trader_ tinggal.  Pada Februari 2021, Wakil Asisten Jaksa Agung Amerika Serikat, Brian Benczkowski, mengatakan bahwa menggunakan _mixer_ untuk menyembunyikan transaksi kripto dianggap sebagai kejahatan.

Dua bulan kemudian, pihak berwenang AS menangkap pria asal Rusia-Swedia, Roman Sterlingov,  yang mendirikan layanan bitcoin _mixer_ bernama Bitcoin Fog. Bitcoin Fog berhasil mengaburkan transaksi dan membantu pencucian uang sebesar USD335 juta atau sekitar Rp4,9 triliun. Pada Agustus 2021, pemilik mixer bitcoin bernama Helix yakni Larry Harmon, mengaku bersalah karena membantu penjahat dari dunia _dark web_ yang mencuci uang sebanyak USD300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun. 


## Alternatif dari bitcoin _mixer_

_Mixer_ bitcoin bukan satu-satunya cara untuk menyembunyikan aliran transaksi bitcoin.

Setelah peretasan, para penjahat biasanya sering menyedot dana melalui berbagai _exchange_ dan menggunakan berbagai akun yang dibuatnya dengan identitas yang dibeli atau dicuri dengan yang harga murah. Metode ini dikenal dengan istilah _chain-hopping_, yang memanfaatkan fakta bahwa penegakan hukum akan membutuhkan waktu yang lama untuk memaksa pihak _exchange_ untuk menutup akun yang digunakan untuk melakukan aktivitas kejahatan. Ditambah lagi, sulit bagi pihak _exchange_ untuk menemukan akun-akun mencurigakan ini karena sang pembuat akun telah melewati prosedur _know-your-customer_ (KYC), meskipun sang pembuat tidak menggunakan identitasnya sendiri. 

Sesungguhnya, ingin menyembunyikan transaksi keuangan tidak selalu berasosiasi dengan kriminal. Para pendukung privasi berpendapat bahwa menyembunyikan transaksi bitcoin menjadi cara yang digunakan untuk mencegah pemerintah mengintip transaksi keuangan mereka. 



Apa Itu Mixer Bitcoin?

Fungsi dan Cara Kerja Mixer Bitcoin 

Ketika sudah terjun ke dunia kripto, _trader_ harus  mengetahui  berapa nilai mata uang kripto saat dikonversi ke mata uang pilihan _trader_. Dengan begitu, para _trader_ akan memutuskan untuk menyimpan atau menjual koin, dan berharap bisa mendapatkan keuntungan dari keputusan tersebut. Namun, menganalisis grafik harga dan memahami istilah perdagangan dari dunia keuangan bisa menjadi sangat membingunkan, terutama bagi pemula. Berikut merupakan panduan dasar bagi para pemula untuk memahami grafik harga bitcoin. 

## Berapa harga bitcoin saat ini?
Tempat terbaik untuk mengetahui harga terbaru bitcoin (simbol mata uang: BTC atau XBT) adalah melalui _exchange_ atau bursa tempat para trader membeli Bitcoin (Pintu, Indodana, Tokocrypto, dsb), atau _trader_ juga bisa melihat di Indeks Harga Bitcoin dari CoinDesk. 
## Metode untuk memprediksi tren harga
Memprediksi pergerakan harga dari aset kripto apa pun yang diperdagangkan di _exchange_ menjadi permainan probabilitas yang berisiko, yang artinya tidak ada hal yang pasti. Banyak _trader_ yang telah kehilangan uang ketika _trading_. 

Dua pendekatan utama dalam memprediksi perkembangan harga disebut **analisis fundamental** dan **analisis teknis**. Analisis fundamental memeriksa kekuatan yang mendasari ekonomi, perusahaan atau keamanan, sedangkan analisis teknis mencoba untuk memperkirakan arah harga berdasarkan data pasar masa lalu, terutama harga historis dan volume yang ditemukan pada grafik harga.

## Bagaimana cara menemukan grafik harga bitcoin?
Untuk melakukan analisis teknis pada harga bitcoin dan riwayat volume, _trader_ memerlukan grafik harga bitcoin yang menampilkan data dengan cara yang lebih mudah dibaca daripada sekadar tabel angka biasa. Tempat yang baik untuk melihat harga bitcoin  adalah grafik di Indeks Harga Bitcoin milik CoinDesk Indonesia. 

Tipe grafik harga paling dasar akan menampilkan harga bitcoin sebagai berikut:

![Harga Indeks Bitcoin Milik CoinDesk. (Foto Coindesk)](/uploads/harga_indeks_bitcoin_6ecabd31c7.jpeg)
Harga Indeks Bitcoin Milik CoinDesk. (Foto Coindesk)

Harga penutupan (_closing price_) pada periode waktu tertentu (sebulan, seminggu, sehari, satu jam, dll) digunakan untuk menggambar garis harga. Bagan semacam ini dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran singkat atau _overview_ tentang perkembangan harga akhir-akhir ini, namun para _trader_ tetap membutuhkan lebih banyak data sebelum menarik kesimpulan.

## Grafik Pilihan trader: _Candlestick chart_
Jenis grafik yang paling umum di kalangan _trader_  adalah _ candlestick chart_, seperti yang terlihat di bawah ini:

![Coinstackr bitcoin chart. (Foto CoinDesk)](/uploads/coinstackr_bitcoin_chart_coindesk_8505fb5d0c.png)
Coinstackr bitcoin chart. (Foto CoinDesk)

_Candlestick chart_ tidak hanya  menampilkan harga penutupan (_closing price_), tetapi lebijh  : setiap 'lilin' menunjukkan harga pembukaan (_opening price_), harga terendah (_lowest price), dan harga tertinggi (_highest price_) dari periode waktu tertentu, dan harga penutupan (_closing price_). 

Selain itu, warna badan lilin menunjukkan apakah harga penutupan (_closing price)  lebih tinggi  (biasanya batang hijau, disebut '_up-bar_') atau lebih rendah  (biasanya dengan badan merah, disebut ' _down-bar_).
 dari harga pembukaan (_opening price_). 

![Bullish dan Bearish di grafik Candlestick. (Foto Wikipedia)](/uploads/bullish_bearish_candle_stick_coindesk_438cdc24eb.png)
Bullish dan Bearish di grafik Candlestick. (Foto Wikipedia)

_Candlestick chart_ termasuk dalam golongan grafik harga OHLC (_open high, low close_), tetapi ada banyak tipe/model grafik lain yang sesuai dengan preferensi _trader_ tingkat lanjut.
Jenis lain yang layak disebutkan adalah grafik _non-time based_ (NTB) atau grafik yang tidak berdasarkan waktu. Meski begitu, grafik ini cukup sulit dipahami untuk _trader_ pemula. 

Grafik harga candlestick berisi banyak informasi berguna untuk para _trader_ yang jeli dan terampil. Dalam _candlestick chart_, _trader_ bisa mengecek apakah bentuk lilin atau _candle_ itu lebar atau sempit (menggambarkan perbedaan antara harga tinggi dan rendah), dan apakah harga penutupan relatif naik atau turun. 
Bersama dengan pola yang dibentuk dari lilin-lilin dari _candlestick chart_, inilah yang menjadi pengambilan keputusan apakah sedang _bullish_ (harga naik) atau _bearish_ (harga turun). 


Baik trader yang sudah memiliki bitcoin atau berencana untuk membeli, pasti ingin tahu berapa nilainya.


Ini Cara Memahami Grafik Harga Bitcoin

“Emas digital” terkadang terasa sama sulitnya untuk diperoleh serupa dengan emas berwujud. Akun yang dilindungi pajak atau beberapa bank tertentu mungkin tidak mengizinkan _trader_ untuk berinvestasi dalam bitcoin secara langsung karena bursa kripto tidak diasuransikan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, ada pula beberapa orang yang kesulitan memahami tampilan dari _order book_ di bursa kripto atau _exchange_. Namun, ada beberapa cara untuk berinvestasi dalam bitcoin tanpa membeli BTC secara langsung.

## Instrumen keuangan tradisional turunan (Derivatif)
Istilah seperti reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), _trust_, _option_, dan _futures_, seringkali menjadi hal yang rumit bagi para pemula. Derivatif pada dasarnya adalah kontrak atau saham yang dapat diperdagangkan, yang dibuat dengan tujuan untuk mengikuti performa harga dari suatu aset  – dalam hal ini, bitcoin. Jadi ketimbang harus membeli bitcoin langsung di bursa kripto yang tidak memiliki regulasi, _trader_ dapat secara langsung menukar uang dengan derivatif, dalam hal ini adalah ETF (reksa dana yang diperdagangkan di bursa). Kontrak Derivatif atau saham dapat diselesaikan dalam bentuk tunai atau dalam bentuk bitcoin.

Salah satu produk keuangan ini memiliki manfaat untuk memiliki regulasi yang mengaturnya, artinya sejumlah investor ini dilindungi oleh sejumlah perlindungan konsumen. Belum lagi, panduan pajak pada instrumen yang diatur jauh lebih jelas daripada saat berhadapan langsung dengan aset kripto. Kemudian, _trader_ tidak perlu menyiapkan dompet bitcoin atau menavigasi bursa tanpa regulasi. 

## ETF Bitcoin
ETF bitcoin adalah instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa saham. Kepemilikan di ETF sebanding dengan harga bitcoin, yang dibeli dan dijual oleh manajer ETF. ETF membebankan biaya rendah dan mengikuti performa harga Bitcoin sebagai aset.

Tujuannya adalah bahwa ETF mengikuti performa harga bitcoin secara langsung – namun hanya ditawarkan di beberapa negara saja, seperti Kanada dan Brasil. _Securities and Exchange Commission_ (SEC) Amerika Serikat telah berulang kali menolak implementasi untuk ETF Bitcoin dengan alasan bahwa bitcoin tergolong manipulatif. SEC telah memberi lampu hijau beberapa ETF bitcoin _futures_, yang melacak nilai jangka pendek pada harga bitcoin di masa depan.

Alasan utama yang diberikan oleh Ketua SEC, Gary Gensler, untuk preferensi terhadap ETF _futures_ daripada ETF spot adalah bahwa ETF _futures_ dapat disusun menggunakan Undang-Undang Perusahaan Investasi 1940, yang memberikan perlindungan lebih besar kepada konsumen.


## _Kontrak Opsi Bitcoin_ dan _Kontrak Berjangka Bitcoin_
Produk turunan (Derivatif) memungkinkan _trader_ memperdagangkan klaim atas harga bitcoin dibandingkan membeli bitcoin secara langsung.

Kontrak berjangka memungkinkan trader membeli atau menjual bitcoin di masa depan dengan harga yang ditentukan hari ini. Pada dasarnya, ini membeli harga masa depan bitcoin. Jika pembelian dilakukan, _trader_ bisa mendapatkan bitcoin dengan harga murah atau menjualnya lebih dari harga pasar. Jika terjadi kesalahan, _trader_ bisa membayar jauh lebih banyak untuk bitcoin atau menjualnya dengan kerugian saat kontrak berakhir.

Beberapa kontrak berjangka bitcoin diselesaikan secara tunai – seperti yang ada di _Chicago Mercantile Exchange_ (CME) – misal jika melalui Deribit, diselesaikan langsung dalam bitcoin.

Kontrak swap _perpepetual_ (dikenal sebagai perps) adalah kontrak berjangka yang tidak pernah kadaluarsa, dan memungkinkan _trader_ untuk bertransaksi pada harga bitcoin sepanjang waktu.

Cara lain untuk transaksi Bitcoin adalah menggunakan _option_ (opsi): Ini memberi trader hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual bitcoin pada harga yang telah ditentukan (disebut strike price) dalam jangka waktu tertentu. Untuk memiliki hak untuk membeli atau menjual ini, investor harus membayar biaya dimuka yang dikenal sebagai “premi”.

Kontrak berjangka dan _option_ (opsi) adalah produk yang rumit dan di AS dengan persyaratan dan persetujuan tambahan sebelum _trader_ diizinkan untuk mulai membeli kontrak _calls_ atau _puts_. _Call option_ memungkinkan _trader_ atau investor untuk mendapat keuntungan lebih tinggi ketika suatu harga aset mengalami apresiasi atau kenaikan. Sedangkan _Put option_ memungkinkan trader atau investor mendapat keuntungan ketika suatu harga aset mengalami depresiasi atau penurunan.

## Opsi alternatif investasi bitcoin
### Berinvestasi di perusahaan yang memegang atau memperdagangkan bitcoin
Cara lain untuk mendapatkan eksposur terhadap harga bitcoin adalah dengan membeli saham perusahaan publik yang kinerjanya terkait dengan harga Bitcoin.

Coinbase, bursa kripto yang sahamnya diperdagangkan secara publik, menghasilkan sebagian besar pendapatannya melalui biaya transaksi kripto, dan orang-orang cenderung lebih sering bertransaksi ketika bitcoin berkinerja baik.

Perusahaan yang paling terkenal dalam menyimpan bitcoin di pembukuannya adalah Tesla, tetapi ada banyak perusahaan lain yang menyimpan Bitcoin di portofolio mereka. MicroStrategy memiliki bitcoin senilai miliaran dolar AS yang disimpan di perbendaharaannya, menyebabkan beberapa analis menyamakan MicroStrategy dengan ETF bitcoin. 

Saham pertambangan kripto seperti Hut 8 Mining dan Riot Blockchain juga merosot saat bitcoin terkoreksi, begitu juga sebaliknya. Ini karena banyak perusahaan penambangan bitcoin yang HODL bitcoin mereka dibanding menjualnya, atau menggunakan kepemilikan Bitcoin mereka untuk mendapatkan pendanaan guna investasi.
## Berinvestasi di perusahaan yang mendukung infrastruktur Bitcoin
Langkah lebih jauh, tetapi masih bagus untuk dipertimbangkan, adalah dengan berinvestasi di perusahaan yang membuat _chip_ dan komponen yang diperlukan untuk operasi penambangan Bitcoin. Bitcoin bergantung pada mesin penambangan ASIC dan kekuatan komputasi _cloud_, sehingga _trader_ dapat menganalisis perusahaan pembuat chip dan berinvestasi di perusahaan tersebut.

## Perdagangan bitcoin sintetis
Salah satu batasan bitcoin adalah bahwa ini berlandaskan pada blockchain Bitcoin dan  tidak dapat dioperasikan dengan blockchain lain.

Misalnya, _trader_ tidak dapat memperdagangkan bitcoin secara langsung di blockchain lain seperti Ethereum atau Solana. Meski begitu, kini _trader_ sudah bisa _trading_ bitcoin sintetis di blockchain-blockchain ini. Token ini dicetak di blockchain lain dan dipatok dengan harga bitcoin.

_Wrapped_ Bitcoin (wBTC) adalah versi paling populer dari ini. _Wrapped bitcoin_ merupakan token ERC-20 yang terikat dengan bitcoin yang terkunci di brankas dan diamankan oleh penjaga kripto BitGo. _Trader_ dapat melakukan _staking_ token ke dalam protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) berbasis blockchain Ethereum. Aset sintetis serupa juga tersedia untuk blockchain lain, seperti renBTC, atau _wrapped_ bitcoin Sollet untuk _blockchain_ Solana.

## Penambangan Bitcoin
Jika _trader_ tidak dapat memperdagangkan bitcoin secara langsung, bukan berarti mereka tidak bisa memperolehnya. 

Salah satu cara untuk mendapatkan bitcoin adalah dengan menyiapkan _rig_ penambangan bitcoin. Namun, keuntungan lebih bagus bisa diperoleh jika sudah siap untuk menyiapkan dana untuk peralatan penambangan Bitcoin atau _mining hardware_, dan beberapa waktu agar bisa balik modal dan memperoleh keuntungan. Penambangan bitcoin sendiri juga memungkinkan _trader_ terkena volatilitas bitcoin. Di sisi lain, ada alternatif yang lebih mudah agar _trader_ tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli _mining hardware_, antara lain:

- Bergabung dengan bitcoin _mining pool_. 
- _Cloud Mining_


Produk turunan memungkinkan investor untuk berinvestasi ke bitcoin tanpa perlu berurusan langsung dengan kripto.


Cara Berinvestasi di Bitcoin Tanpa Membeli BTC


ETF merupakan reksadana yang berbentuk kontrak investasi kolektif, yang mana unit penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa pasar saham. Harga ETF bitcoin akan mengikuti performa pergerakan bitcoin. ETF dapat dibeli, dijual, dan diperdagangkan pada bursa saham, bukan pada platform _trading_ bursa kripto. ETF merupakan salah satu cara yang membuat investor umum dan _trader_ mendapatkan eksposur terhadap performa pergerakan harga bitcoin. 

ETF bukan merupakan sesuatu yang baru dan sudah cukup umum di sektor keuangan. Secara umum, ETF atau reksa dana yang diperdagangkan di bursa saham bisa dibentuk sesuai tujuan, seperti mengikuti performa pergerakan harga komoditas, mata uang, atau terhadap kumpulan perusahaan terbuka yang ramah lingkungan atau berfokus pada keragaman. 

Saat ini, Amerika Serikat belum menerima ETF bitcoin di spot, namun investor AS dapat berinvestasi pada ETF bitcoin _futures_ (kontrak berjangka), yang mana didukung oleh derivatif bitcoin. Di Indonesia sendiri, ETF bitcoin belum tersedia baik di spot maupun _futures_.

Tambahan ETF bitcoin dapat memberikan investor AS lebih banyak pilihan yang tersedia untuk berinvestasi.

## Apa keuntungan dan kerugian ETF bitcoin?

Meskipun semua orang dapat membeli bitcoin dari bursa kripto melalui ATM bitcoin, ETF menawarkan keuntungan yang beragam, seperti:
- Kemudahannya, investor tidak perlu mengetahui tentang _crypto wallet_ (dompet kripto) atau membuka akun baru di bursa kripto.
- Investor tidak memiliki Bitcoin secara langsung, tetapi mereka bisa merasakan keuntungan atau kerugian tanpa kepemilikan aset melalui sarana investasi yang lebih mudah dikenal dan sesuai aturan pajak yang diketahui oleh investor. 
- Diversifikasi portofolio: ETF dapat menyimpan lebih dari satu aset. Sebuah ETF bitcoin dapat menyimpan BTC dan saham perusahaan terbuka yang berkaitan dengan BTC yang termasuk di dalam ETF. Meski begitu, penggabungan BTC atau saham perusahaan terbuka lainnya yang berkaitan dengan BTC ke dalam Bitcoin ETF ditentukan oleh aset manajemen tertentu. Sejauh ini, Bitcoin ETF yang tersedia hanya menyimpan satu aset yakni BTC saja. 
- Bahkan jika ETF tersebut hanya menyimpan BTC, investor memiliki opsi untuk mendiversifikasi portofolio yang mereka miliki di pasar keuangan tradisional.

Meskipun kelebihannya signifikan, ETF bitcoin hanya bisa sampai situ saja. Terdapat juga banyak kekurangannya, seperti:
- Biaya: ETF biasanya memiliki _management fee_ atau biaya menejemen yang termasuk di dalamnya. Artinya, beberapa persen dari uang dan aset yang dikelola pada ETF tersebut tidak menjadi investasi, namun untuk membayar orang/perusahaan yang mengelola ETF. Periksa terlebih dahulu "_expense ratio_" atau rasio pengeluaran di ETF sebelum melakukan investasi. Harusnya semakin rendah semakin baik, idealnya di bawah 1%,
- Tidak ada kepemilikan bitcoin: ETF bitcoin tidak dapat diperdagangkan dengan aset kripto lainnya karena investor tidak memiliki asetnya, namun hanya mengikut performa harganya.
- Jam _trading_ yang lebih kaku: Kripto dapat diperjualbelikan kapanpun, namun bursa saham seperti New York Stock Exchange (NYSE) hanya buka dari Senin hingga Jumat, yakni pukul 9 pagi hingga 4 sore. Jadi jika terdapat pergerakan BTC yang signifikan pada malam hari, investor tidak dapat melakukan apapun sampai pasarnya dibuka kembali pada hari bursa selanjutnya.
- Harga yang kurang akurat: Kenaikan atau penurunan harga bitcoin tidak langsung terlihat dalam nilai ETF secara langsung, terlebih jika ETF nya memiliki banyak aset di dalamnya.

## Mengakses ETF Bitcoin

AS maupun Indonesia belum menerima segala jenis ETF bitcoin, namun ETF Bitcoin telah tersedia di negara lain. Popularitas yang terus tumbuh dari industri aset kripto memungkinkan perusahaan lain menerbitkan ETF di negara lain, misalnya seperti:
- Kanada: 3IQ Coinshares, Purpose Bitcoin dan CI Galaxy Bitcoin
- Eropa: 21Shares Bitcoin ETP, BTCetc - ETC Group Physical Bitcoin, VanEck Bitcoin ETN, Iconic Funds Physical Bitcoin ETP dan Bitpanda Bitcoin ETC
- Brazil: ETF Bitcoin milik QR Capital
- Jersey: WisdomTree Bitcoin

Meskipun tidak ada ETF bitcoin spot di AS, namun terdapat ETF bitcoin _futures_ dan beragam cara untuk berinvestasi di ETF yang fokus kepada perusahaan yang berkaitan dengan aset bitcoin. ETF seperti ini mungkin memiliki saham perusahaan yang berinvestasi di bitcoin seperti Tesla (TSLA) atau mendukung infrastruktur pertambangan Bitcoin atau teknologi lainnya.


## Apakah ETF bitcoin lebih baik daripada memiliki bitcoin?

Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Setiap investor memiliki kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda. Misalnya, ETF bitcoin tidak merepresentasikan kepemilikan BTC namun menawarkan imbal hasil dari performa pergerakan harganya. Lalu, ETF juga dapat lebih cocok untuk orang-orang yang senang terhadap harga yang pasif, waspada terhadap bitcoin, atau invsetor yang ingin mendiversifikasi portofolionya dengan lebih mudah.

Di sisi lain, memiliki bitcoin cukup bagus untuk seseorang yang lebih ingin berpartisipasi dalam _trading_ secara reguler, menggunakan BTC sebagai alat tukar, atau mengeksplor aset kripto lebih dalam melalui _trading_ atau lainnya.

Siapapun dapat membeli bitcoin dari bursa kripto, broker, atau ATM setelah memverifikasi identitas, sedangkan Bitcoin ETF belum tersedia di Indonesia. 


ETF atau exchange-traded fund_bitcoin memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar tersebut tanpa harus benar-benar memiliki BTC.


Apa itu ETF Bitcoin?

Bitcoin

Learn

learn-apa-itu-btc-coindesk.jpg

Apa Saja yang Bisa Dibeli dengan Bitcoin? (Coindesk Indonesia)

learn-bisa-dibeli-btc-coindesk.jpg

Mengapa Harus Menggunakan Bitcoin Untuk Bertransaksi? (Coindesk Indonesia)

learn-mengapa-btc-coindesk.jpg

Cara Jual Beli Bitcoin Secara Legal di Indonesia (Coindesk Indonesia)

learn-cara-legal-coindesk.jpg

Apa Itu Satoshi? Begini Cara Menghitung Nilai Satu Satoshi Dalam Rupiah (Coindesk Indonesia)

learn-unit-satoshi-coindesk.jpg

Fungsi dan Cara Kerja Mixer Bitcoin (Coindesk Indonesia)

learn-mixer-btc-coindesk.jpg

Ini Cara Memahami Grafik Harga Bitcoin (Coindesk Indonesia)

learn-harga-btc-coindesk.jpg

Cara Berinvestasi di Bitcoin Tanpa Membeli BTC (Coindesk Indonesia)

learn-invest-btc-coindesk.jpg

Apa itu ETF Bitcoin? (Coindesk Indonesia)

learn-etf-bitcoin-coindesk.jpg

Bagaimana Cara Kerja Penambangan Bitcoin? (Coindesk Indonesia)

learn-mining-bekerja-coindesk.jpg

Apa Penyebab Harga Bitcoin Bisa Naik Turun? (Coindesk Indonesia)

learn-harga-btc_1-coindesk.jpg

Hal yang Harus Dipersiapkan Untuk Menjadi Penambang Bitcoin (Coindesk Indonesia)

0	NuCypher	GRT
1	NuCypher	GRT
2	NuCypher	GRT
3	NuCypher	GRT
4	NuCypher	GRT

Belajar tentang Bitcoin

Kursus Kripto

Topik Lainnya