
Harga saham [Coinbase (COIN)](https://www.nasdaq.com/market-activity/stocks/coin) mengalami penurunan hingga 9% pada Selasa (6/6/2023) pagi setelah muncul kabar bahwa US Securities and Exchange Commission (SEC) menggugat Binance atas tuduhan pelanggaran undang-undang sekuritas federal.

Melansir [_CoinDesk_](https://www.coindesk.com/markets/2023/06/05/coinbase-stock-drops-6-following-secs-suit-against-binance/), _Senior Market Analyst_ di Oanda, Edward Moya, mengungkapkan bahwa , penurunan tajam harga saham Coinbase terjadi karena adanya kekhawatiran bahwa peraturan di Amerika Serikat akan menganggap banyak kripto sebagai sekuritas.

"Coinbase menginginkan kejelasan dalam regulasi dan tampaknya SEC akan memiliki dampak besar terhadap sebagian besar industri kripto," tambahnya.

[Gugatan yang diajukan oleh SEC](https://www.sec.gov/news/press-release/2023-101) terhadap Binance dan CEO Changpeng Zhao pada Senin (5/6/2023) mencakup 13 dakwaan, termasuk tuduhan bahwa Binance melanggar hukum dengan menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar kepada masyarakat umum, seperti token BNB (BNB) dan stablecoin Binance USD (BUSD). Gugatan tersebut juga menuduh bahwa layanan staking yang ditawarkan oleh Binance melanggar undang-undang sekuritas.

Gugatan SEC ini sontak mengejutkan seluruh sektor kripto, yang mengakibatkan penurunan lebih dari 5% dalam harga saham Coinbase segera setelah pengumuman tersebut, dan kemudian terus berlanjut. Sementara itu, harga bitcoin (BTC) [turun lebih dari 5%](https://www.coindesk.id/berita/gugatan-sec-terhadap-binance-guncang-harga-aset-kripto-bitcoin-jatuh-ke-rp381-6-juta) menjadi di kisaran USD25.640 atau setara Rp381,6 juta.

Bagi Coinbase, gugatan terhadap Binance memiliki implikasi yang signifikan, karena pihaknya tengah dalam penyelidikan oleh SEC dan telah [menerima Wells notice](https://www.coindesk.id/berita/sec-kirimkan-wells-notice-ke-coinbase-terkait-penawaran-sekuritas-tak-terdaftar) pada Maret lalu. Surat tersebut merupakan langkah awal yang mengindikasikan bahwa SEC berencana untuk mengambil tindakan penegakan hukum terhadap perusahaan tersebut.

Coinbase menyatakan bahwa SEC mengecam kegiatan perusahaan yang diduga melanggar undang-undang sekuritas, namun belum memperjelas aktivitas mana yang melanggar.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Coinbase memutuskan untuk menyediakan layanannya di Kanada yang memiliki peraturan yang lebih jelas bagi perusahaan kripto dibandingkan AS, sehingga memudahkan operasional perusahaan di negara tersebut.

**Baca juga: [Coinbase Lebih Menyukai Pendekatan Regulasi Kanada Dibandingkan Amerika](https://www.coindesk.id/berita/coinbase-lebih-menyukai-pendekatan-regulasi-kanada-dibandingkan-amerika)**

Meski Coinbase belum dilibatkan dalam gugatan SEC, pergerakan harga saham _exchange_ tersebut saat ini menunjukkan bahwa investor khawatir tentang kemungkinan langkah penegakan hukum yang mungkin diambil setelah tindakan regulator tersebut terhadap Binance.



Coinbase menerima Wells Notice pada Maret lalu dan kini tengah dalam penyelidikan SEC. 

COIN merosot menyusul kabar gugatan SEC terhadap Binance. (Foto CDI)

large_21-06 Juni-Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance.jpg

medium_21-06 Juni-Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance.jpg

small_21-06 Juni-Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance.jpg

thumbnail_21-06 Juni-Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance.jpg

21-06 Juni-Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance.jpg

Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance

Optimism (OP) dijadwalkan akan melewati _unlocking_ token sebanyak 24,16 juta token OP, atau sekitar 3% dari suplai yang bersirkulasi pada Sabtu (30/9) nanti. Namun, harganya terus turun sejak Senin (25/9).

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir, mencapai USD1,24 atau sekitar Rp19.161, menurut data dari CoinDesk Indices. Sementara itu, selama sepekan terakhir, OP sudah kehilangan nilainya sekitar 10%, salah satu yang terburuk di antara 50 aset digital teratas di pasar kripto. Meski begitu, harganya sudah naik kembali menjadi USD1,27 atau sekitar Rp19.625 pada Selasa (26/9).

Hal ini tidak mengherankan karena kegiatan _unlocking_ token merupakan kegiatan yang melepaskan token ke suplai yang bersirkulasi, sehingga dapat dijual. Maka dari itu umumnya kegiatan ini berkaitan erat dengan penurunan harga. Ditambah, seringkali investor sudah lebih dulu menjual tokennya sebelum _unlocking_ terjadi, membuat harga semakin turun.

Menurut [Token.Unlocks](https://token.unlocks.app/optimism), 24,16 juta token OP yang akan dilepas ini bernilai sekitar USD30 juta atau sekitar Rp463,6 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk kontributor inti proyek Optimism sebesar USD16 juta atau sekitar Rp247,2 miliar. Sisanya sebesar USD14 juta atau sekitar Rp216,3 miliar akan digunakan untuk investor.

Unlocking token merupakan kegiatan yang memicu harga turun karena bertambahnya suplai token yang bersirkulasi.

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir. (Foto CDI)

large_125-26 September-Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token.jpg

medium_125-26 September-Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token.jpg

small_125-26 September-Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token.jpg

thumbnail_125-26 September-Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token.jpg

125-26 September-Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token.jpg

Harga Optimism Kembali Turun Menjelang Unlocking Token

Harga token-token di pasar kripto merespons buruk dengan penurunan pasca _Chair_ Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa mereka bergeming terkait keputusan menaikkan suku bunga dan tetap akan mempertahankan kebijakan keuangan yang selama ini digunakan.

![RD2MBZOPK5E6VMEOGJAUUEPNBQ.webp](/uploads/RD_2_MBZOPK_5_E6_VMEOGJAUUEPNBQ_abed00fcfb.webp)

Harga bitcoin (BTC) turun 1,5% selama 24 jam terakhir, mencapai harga USD26.600 atau sekitar Rp409 juta sedangkan ether (ETH) turun 1,8% ke bawah USD1.600 atau sekitar Rp24,6 juta selama 24 jam terakhir.

Untuk token-token kripto besar seperti Solana (SOL), Polygon (MATIC), Lido (LDO), dan Optimism (OP), mengalami penurunan di antara 3 sampai 5 persen selama 24 jam terakhir.

Tidak cukup sampai di sini, keputusan The Fed untuk mempertahankan kebijakannya berarti _yield_ Treasury 10 tahun akan naik, hingga menyentuh angka tertinggi dalam 16 tahun. Indeks DXY, indeks untuk mengukur kekuatan dollar Amerika Serikat dengan mata uang besar lainnya, juga turun naik mencapai hampir 106.

Menurut _senior market analyst_ di platform broker daring Oanda, Edward Moya, dengan bertahannya suku bunga, tingkat peminjaman akan terus naik dan _refinancing_ bagi perusahaan aset digital yang kesulitan akan makin sulit lagi.

Tidak hanya bitcoin, token kripto lain juga merespons buruk sikap hawkish yang diisyaratkan oleh Federal Reserve.

Harga bitcoin (BTC) turun 1,5% selama 24 jam terakhir. (Foto CDI)

large_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

medium_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

small_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

thumbnail_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun

Warga Korea Selatan diketahui memiliki total aset digital di luar negeri senilai ratusan triliun won.

Menurut [laporan](https://www.nts.go.kr/nts/na/ntt/selectNttInfo.do) dari National Tax Service (NTS) Korea Selatan pada Rabu (20/9/2023), sebanyak 1.432 individu dan entitas perusahaan di Korea Selatan telah melaporkan akun aset kripto yang berada di luar negeri pada 2023 dengan total nilai mencapai KRW131 triliun atau setara dengan Rp1.505 triliun. Jumlah ini mewakili lebih dari 70% dari total aset luar negeri yang telah dilaporkan.

Sementara itu, jumlah gabungan dari aset luar negeri yang dilaporkan—termasuk uang tunai dan sekuritas—telah melonjak mencapai KRW186,4 triliun atau setara Rp2.139 triliun, mencapai rekor tertinggi setelah adanya penerapan peraturan pajak baru, menurut NTS.

Berdasarkan undang-undang perpajakan negara, warga negara Korea Selatan yang memiliki aset dalam bentuk apapun senilai lebih dari KRW500 juta atau setara dengan Rp7,6 triliun di rekening keuangan asing diwajibkan untuk melaporkannya kepada pihak berwenang pada Juni. Warga yang tidak melaporkan nilai kepemilikan aset tersebut akan dikenakan denda hingga 20% dari jumlah aset yang tidak dilaporkan.

NTS menekankan bahwa pihak regulator pajak berencana untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap individu atau entitas yang tidak mematuhi kewajiban tersebut. 

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya telah berupaya untuk menerapkan pajak sebesar 20% pada penghasilan dari aset kripto yang seharusnya mulai berlaku pada awal tahun ini. Namun, pelaksanaannya telah diundur hingga tahun 2025.


**Baca juga: [Perusahaan di Korea Selatan akan Diwajibkan Menunjukkan Simpanan Kripto Mereka](https://www.coindesk.id/berita/perusahaan-di-korea-selatan-akan-diwajibkan-menunjukkan-simpanan-kripto-mereka)**


Jumlah ini mewakili lebih dari 70% dari total aset di luar negeri yang telah dilaporkan, ungkap National Tax Service Korea Selatan.

Warga Korea Selatan menyimpan aset digital senilai ratusan triliuan won di akun luar negeri. (Foto CDI)

large_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

medium_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

small_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

thumbnail_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun

_Governance token_ milik pemberi pinjaman DeFi MakerDAO, Maker (MKR), mengalami kenaikan harga hingga USD1.320 atau Rp20,3 juta dalam 24 jam terakhir, hampir mencapai harga tertingginya pada Agustus, USD1.366 atau sekitar Rp21 juta, menurut data CoinDesk.

Tidak hanya harga MKR yang naik, pendapatan tahunan protokol tersebut juga mengalami kenaikan sebanyak empat kali lipat sejak awal tahun, mencapai USD185 juta atau sekitar Rp2,8 triliun, menurut dasbor [Makerburn](https://makerburn.com/#/charts/revenue).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satunya karena investasi mereka ke aset cadangan di US Treasuries berhasil, terutama karena mendapatkan _yield_ tinggi di pasar obligasi tradisional.

Selain itu, diketahui bahwa dua investor besar, atau _whale_, telah mengakumulasi MKR bulan ini, menurut [Lookonchain](https://twitter.com/lookonchain/status/1704508917475065901). Satu entitas membeli MKR senilai USD1,95 juta atau sekitar Rp30 miliar sejak 4 September, sedangkan satu lagi membeli MKR senilai USD1,63 juta atau sekitar Rp25 miliar pada pekan ini.

Kenaikan harga yang dialami MKR tahun ini mencapai 152%, lebih tinggi dari bitcoin (BTC) yang hanya naik 64% dalam waktu yang sama.

Untuk mempertahankannya, MakerDAO memperkenalkan hadiah 5% untuk _stablecoin_ mereka, DAI, agar menambahkan permintaan bagi _stablecoin_ mereka. Suplai DAI terus meningkat hingga mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp15,3 triliun sejak Agustus.

Selain harga governance token MKR yang naik, pendapatan tahunan protokol MakerDAO juga mengalami kenaikan.

Selain itu, diketahui bahwa dua whale telah mengakumulasi MKR bulan ini. (Foto CDI)

Saham Coinbase Merosot 9% Pasca Gugatan SEC Terhadap Binance

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait