Dengan AS yang terperosok ke dalam kebuntuan politik sementara wilayah lain membangun kerangka kerja kripto, ada baiknya manusia perlu melihat evolusi dan prospek permintaan aset kripto di lapangan. Hal ini menjadi semakin relevan karena banyak negara besar yang berjuang melawan inflasi yang meroket, mata uang yang goyah, dan kontrol otokratis atas akses keuangan, dan ketika populasi menjadi semakin sadar akan kripto dan kurangnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga yang terpusat.

Pekan lalu, pemerintah Pakistan—negara terbesar kelima di dunia dalam hal populasi, dengan lebih dari 239 juta penduduk—dilaporkan mengatakan bahwa aset kripto "tidak akan pernah dilegalkan" di Pakistan, untuk menghindari hukuman Financial Action Task Force (FATF).

**Artikel ini ditulis oleh, Noelle Acheson adalah mantan _Head of Research_ di CoinDesk dan Genesis Trading.**

Ini mungkin terdengar seperti reaksi berlebihan terhadap sikap kripto oleh FATF. Kamis (18/5/2023) lalu, Presiden FATF menerbitkan surat berjudul [_An end to the lawless crypto space_](https://www.globalgovernanceproject.org/an-end-to-the-lawless-crypto-space/t-raja-kumar/) yang mendesak regulasi kripto daripada larangan total.

Kemudian lagi, Pakistan memiliki hubungan yang agak tegang dengan FATF, dan pada Oktober 202 lalu negara tersebut telah dikeluarkan dari _grey list_ atau daftar abu-abu. Daftar ini melabeli negara-negara tertentu sebagai negara yang memiliki kekurangan dalam kontrol AML mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan partisipasi terbatas dalam keuangan global.

Tidak sulit juga untuk melihat campur tangan International Monetary Fund (IMF). Pakistan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan organisasi ini mengenai _bailout_, meskipun negosiasi tersebut tampaknya terhenti dan kekhawatiran tentang masalah politik dan ekonomi negara ini mulai mempengaruhi negara-negara tetangga. IMF [tidak malu-malu](https://www.reuters.com/world/imf-flags-debt-disagreements-says-banning-crypto-should-not-be-off-table-2023-02-25/) tentang kegelisahannya dengan pasar kripto, dan beberapa bulan yang lalu, laporan dari [_CoinDesk_](https://www.coindesk.com/policy/2022/03/18/argentine-congress-approves-imf-debt-deal-that-would-discourage-crypto-usage/) mengungkapkan bahwa mereka telah menerapkan kondisi penindasan kripto pada negosiasi dengan Argentina.

Namun, penggunaan kripto di Pakistan tetap aktif, karena orang-orang dilaporkan mengubah gaji mereka menjadi _stablecoin_ untuk mencegah erosi mata uang. Mata uang rupee telah turun lebih dari 20% terhadap dolar AS secara _year-to-date_, lebih dari 30% selama setahun terakhir. Sementara itu, BTC dalam mata uang rupee naik sebesar 103% sejauh ini pada 2023, dibandingkan dengan kenaikan 63% dalam mata uang dolar AS. Mungkin bukan kebetulan bahwa laporan pada 2022 dari [Chainalysis](https://blog.chainalysis.com/reports/2022-global-crypto-adoption-index/) menempatkan Pakistan di urutan ke-6 dalam hal adopsi kripto global.

Ada juga Nigeria—negara terbesar keenam di dunia dengan lebih dari 218 juta orang—yang kemungkinan akan mendevaluasi mata uangnya setelah presiden baru dilantik, dalam upaya untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan dan kekurangan dolar. Negara sub-Sahara ini berada di peringkat ke-11 dalam peringkat adopsi kripto global oleh [Chainalysis](https://blog.chainalysis.com/reports/2022-global-crypto-adoption-index/). Menurut [Google Trends](ends.google.com/trends/explore?date=today%203-m&q=bitcoin&hl=en) dengan melihat kembali ke belakang selama 90 hari terakhir, Nigeria adalah negara peringkat teratas dalam hal pencarian untuk istilah "kripto" dan kedua dalam hal pencarian untuk istilah "bitcoin".

![Peringkat pencarian untuk "crypto" selama 90 hari terakhir. (Foto CDI)](/uploads/NIGERIA_CDI_5c9a4346a7.png)
Turki adalah negara terbesar ke-18 di dunia dalam hal populasi dengan lebih dari 85 juta penduduk. Pekan lalu, mata uangnya mencapai rekor terendah baru karena pasar bersiap-siap untuk kemungkinan terpilihnya kembali Erdogan dalam pemilihan umum pada 28 Mei mendatang. Grafik terbaru dari data [Kaiko](https://marketing.kaiko.com/binance-halts-withdrawals-as-btc-fees-surge) menunjukkan lonjakan aktivitas kripto yang berbasis lira yang kini jauh lebih tinggi daripada aktivitas berbasis euro. 

Turki berada di urutan ke-12 dalam peringkat adopsi kripto pada 2022, menurut data Chainalysis. Kesengsaraan mata uang dan kebutuhan mendesak untuk melakukan lindung nilai dan diversifikasi kemungkinan besar akan mendorongnya ke peringkat atas.

![Lira Turki. (Foto CDI)](/uploads/lira_turki_cdi_36d08f9b30.png)

Kemudian ada Jepang, sebuah negara terbesar ke-11 dengan lebih dari 124 juta orang dan terkaya ketiga dalam hal PDB nominal. _Head of Research_ di CoinShares, James Butterfill, membagikan sebuah grafik pada pekan llalu yang menunjukkan pertumbuhan volume _spot_ di _crypto exchange_. Pemimpinnya? Jepang, dengan volume harian rata-rata tertinggi kedua setelah AS dan dengan persentase pertumbuhan tertinggi, yakni sekitar 55% _year-to-date_.

![Volume spot Bitcoin. (Foto CDI)](/uploads/coinshares_coindesk_a67605f780.png)

Hal ini bisa jadi sebagian besar karena spekulasi, sebab Jepang memiliki inflasi yang rendah dan mata uangnya relatif stabil. Atau, ini bisa menjadi tanda bahwa investor tengah bersiap-siap menghadapi inflasi yang lebih tinggi dan ketidakstabilan mata uang. Inflasi yang lebih tinggi kemungkinan besar akan memicu kenaikan suku bunga, yang seharusnya memperkuat yen, sehingga tidak jelas apa yang akan menjadi lindung nilai di Jepang.

Ada banyak contoh lain dari warga di seluruh dunia yang beralih ke kripto untuk melakukan lindung nilai terhadap volatilitas dan penurunan nilai mata uang lokal, seperti Ukraina, Argentina, dan Lebanon. Banyak yang berjuang dengan tidak adanya _onramp_ yang dapat diandalkan dan dengan sulitnya penjagaan. Namun hanya sedikit yang mengkhawatirkan permusuhan regulasi di AS.

Semua ini berfungsi sebagai pengingat bahwa AS mungkin memiliki pasar keuangan terbesar di dunia, tetapi tujuan kripto jauh melampaui spekulasi yang dilayani oleh pasar keuangan. 

Terlebih lagi, banyak negara berkembang yang terbiasa dengan regulator yang melampaui batas mereka dalam hal membatasi kebebasan finansial, dan dengan demikian warganya menemukan sifat terdesentralisasi dari banyak aset kripto yang lebih mudah dipahami dan dihargai daripada individu yang terbiasa dengan rezim yang lebih terbuka.


Tambahkan kemungkinan terkai meningkatnya gejolak mata uang yang signifikan di masa depan dalam ekonomi negara berkembang, tekanan inflasi dan dolar yang kuat, dan pada gilirannya akan terjadi kemungkinan gejolak politik, dan masyarakat dapat melihat bagaimana kualitas asuransi dan lindung nilai dari aset kripto seperti BTC dan _stablecoin_ akan menjadi lebih menarik. Hambatan likuiditas moneter mungkin signifikan, tetapi itu bukan keseluruhan narasi dari pasar kripto.


Banyak negara besar di seluruh dunia, termasuk Pakistan dan Nigeria, yang tengah mengalami gejolak mata uang. Dan terlepas dari upaya resmi untuk mengekang aktivitas kripto, ada tanda-tanda bahwa warganya beralih ke aset kripto sebagai lindung nilai, tulis Noelle Acheson.

Negara berkembang mulai beralih ke kripto. (Foto CDI)

large_123-24 Mei-Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto.jpg

medium_123-24 Mei-Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto.jpg

small_123-24 Mei-Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto.jpg

thumbnail_123-24 Mei-Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto.jpg

123-24 Mei-Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto.jpg

Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto

_Chief Content Officer_ di CoinDesk, Michael J. Casey, mengungkapkan kekesalannya atau sebuah cuitan yang dilontarkan oleh _founder_ Loops, Chris Frantz.

Melalui cuitannya, Frantz mengatakan, "90% orang yang saya kenal di web3 telah mengalihkan perusahaan mereka ke AI."

Casey mengatakan bahwa kekecewaannya bersal dari orang-orang yang melihat berbagai elemen ekonomi digital baru yang kompleks—seperti kecerdasan buatan atau _artificial intelligence_ (AI), _blockchain_, _metaverse_, uang yang dapat diprogram, identitas digital, bukti kriptografi, komputasi kuantum, IoT, dan lain-lain—sebagai bagian yang tidak terkait dan dapat dipertukarkan, padahal sebenarnya mereka benar-benar saling terkait dan saling melengkapi.


**Artikel ini ditulis oleh Michael J. Casey, seorang _Chief Content Officer_ di CoinDesk dan mantan _CEO_ Streambed Media**.

AI membutuhkan Web3, dan sebaliknya.

Casey menyatakan ia melihat penyederhanaan yang berbahaya dan reduksionis dari Web3, _blockchain_, dan kripto berasal dari kegagalan mendasar untuk mengidentifikasi inti, fitur pemersatu dari semua proyek yang berakhir di bawah label-label tersebut. Baginya, kesamaannya adalah bahwa mereka semua menggunakan sistem baru dalam pencatatan yang terdistribusi dan insentif untuk menangani masalah dasar kepercayaan manusia terhadap informasi. Teknologi-teknologi ini membantu komunitas yang tidak saling percaya untuk secara kolektif menyimpan catatan data yang terbuka yang memungkinkan mereka untuk mendistribusikan dan berbagi informasi berharga maupun sensitif di antara mereka sendiri tanpa perantara.

Dalam membahas cara menjaga keamanan informasi berharga dalam lingkungan yang terdesentralisasi, Web3, kripto, dan _blockchain_ menjawab tantangan sosial yang telah ada sejak awal kemunculan internet. Namun sekarang di era AI, ketika ketidakpastian atas informasi akan menjadi ‘stratosfer’, ini merupakan masalah yang lebih mendesak.

## Awal Mula Kesalahpahaman

Casey bertanya-tanya, mengapa banyak orang—baik itu para pendiri yang berpindah dari satu tren ke tren lainnya, atau para pembuat kebijakan yang berpikir bahwa kripto hanya untuk pencucian uang—tidak memahami pentingnya arsitektur data yang baru ini?

Casey berpikir bahwa hal ini kembali ke akar dari aset kripto, dengan berdirinya Bitcoin.

Saat itu, pesan yang disampaikan adalah tentang informasi, tentang berbagi data, tentang melindungi privasi. Pada intinya, kekhawatiran utama para _cypherpunk_ yang _mailing list_ atau milisnya digunakan Satoshi Nakamoto untuk meluncurkan _white ledger_ Bitcoin pada Oktober 2008.

Sebagai catatan, Casey tidak menyalahkan Satoshi di situasi ini. Sang pendiri hanya menawarkan salah satu dari sejumlah solusi informasi yang telah dipikirkan oleh para _cypherpunk_ selama bertahun-tahun, yakni sebuah mata uang digital berbasis kriptografi. 

Satoshi tahu bahwa, meskipun uang itu istimewa dalam hal kepentingannya yang mendasar bagi masyarakat, uang sebenarnya hanyalah sebuah bentuk informasi.

Uang bukanlah sebuah benda. Uang adalah representasi simbolis nilai yang terstandarisasi dan disepakati bersama. Ini adalah jenis informasi tertentu yang karena sangat dihargai, jadi membutuhkan sistem yang rumit dan terlembaga untuk menanamkan kepercayaan bahwa orang dan entitas tidak akan menyalahgunakannya. Namun, Bitcoin bukanlah satu-satunya jenis informasi yang memiliki nilai dan dengan demikian membutuhkan koordinasi kelembagaan. Itulah mengapa Bitcoin menurut Casey merupakan sebuah prototipe untuk ide yang jauh lebih besar.

Tentu, ada banyak orang yang percaya pada Bitcoin, termasuk _founder_ Ethereum, Vitalik Buterin. Mereka menyadari bahwa arsitektur data terdesentralisasi ini dapat diterapkan pada berbagai masalah yang manusia tengah hadapi dalam berbagi informasi berharga di era digital.

Masalahnya adalah bahwa di mata masyarakat umum dan para regulator, aset kripto dan _blockchain_ murni hanya tentang uang.

## Kemunduran

Kesalahpahaman tersebut telah membuat orang-orang mundur, melanggengkan struktur Web2 dari manipulasi data yang berbahaya oleh platform internet raksasa yang telah menabur ketidakpercayaan pada sistem informasi dan demokrasi tiap individu. Jika pemahaman yang lebih luas tentang potensi yang ada, industri ini akan lebih mudah mengatasi tantangan skala, hukum, dan privasi yang melekat. Mungkin naluri untuk melakukan penipuan dan kasino token yang jumlahnya terus bertambah akan berkurang, dan lebih banyak dorongan untuk membangun solusi yang berarti bagi masalah-masalah dunia.

Tetapi saat ini di era AI, kesalahpahaman ini menjadi sangat berbahaya.

Tantangan AI saat ini sangat menakutkan, mulai dari melindungi hak cipta dalam input _large language model_ (LLM), menghindari bias rasial dalam outputnya, hingga dividen pembohong yang dipupuk oleh ketidakmampuan manusia saat ini untuk membedakan antara konten nyata dan fabrikasi yang dibuat oleh AI. Tidak ada cara yang mudah untuk menyelamatkan manusia dari teknologi mesin. Solusi apa pun yang muncul pasti akan memanfaatkan berbagai macam teknologi dan kebijakan.

Casey menyatakan bahwa manusia tidak akan menyelesaikan masalah ini dengan tumpukan teknologi regulasi abad ke-20 yang sudah ketinggalan zaman. Akan tetapi, mereka akan membutuhkan sistem tata kelola yang terdesentralisasi untuk cara mereka memproduksi, memverifikasi, dan berbagi informasi di era baru ini.


## Bagaimana Hal Ini Dapat Membantu?

Terlepas dari apakah _blockchain_ yang dirancang saat ini dapat memberikan apa yang dibutuhkan atau tidak, _blockchain_ memiliki kualitas yang dapat membantu.

_Ledger_ yang tidak dapat diubah memungkinkan manusia untuk melacak asal-usul gambar dan konten lainnya sehingga dapat melindungi dari pemalsuan yang mendalam. Hal yang sama dapat digunakan untuk menguji integritas set data yang menjadi dasar pelatihan produk _machine learning_ AI.

Aset kripto dapat digunakan sebagai alat pembayaran di seluruh dunia, dengan cara digital tanpa batas, untuk kontribusi mereka dalam pelatihan AI. Proyek-proyek seperti Bittensor sedang membangun komunitas blockchain pemerintah yang diberi token, yang memberi insentif kepada pengembang AI untuk membangun model yang ramah terhadap manusia (mengatasi kekhawatiran bahwa sistem AI yang dimiliki oleh perusahaan swasta diberi insentif untuk mengutamakan keuntungan pemegang saham daripada hak-hak pengguna).

Masih ada jalan panjang yang harus dilalui sebelum ide-ide ini dapat memenuhi janji ini pada skala yang dibutuhkan, jika memang bisa terwujud. Selain itu, kesuksesan akan membutuhkan integrasi dari berbagai teknologi lain—_zero knowlege proof_, enkripsi homomorfisma, komputasi yang aman, identitas digital dan kredensial yang terdesentralisasi, IoT—serta legislasi yang cerdas dan melibatkan banyak pihak yang melindungi privasi, menghukum perilaku yang tidak baik, dan mendorong inovasi yang berpusat pada manusia.

Namun, memposisikan Web3, _blockchain_, kripto, atau apa pun sebutannya, sebagai sesuatu yang tidak memiliki tempat di masa depan digital yang sedang berkembang dapat berarti salah memahami masalah yang dihadapi.


Melihat kripto dan AI sebagai teknologi yang tidak berhubungan adalah sebuah kesalahan. Keduanya saling melengkapi, masing-masing meningkatkan satu sama lain, kata Chief Content Officer CoinDesk, Michael J. Casey.

large_110-22 Mei-Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Menjadi Satu.jpg

medium_110-22 Mei-Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Menjadi Satu.jpg

small_110-22 Mei-Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Menjadi Satu.jpg

thumbnail_110-22 Mei-Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Menjadi Satu.jpg

110-22 Mei-Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Menjadi Satu.jpg

Inilah Alasan Mengapa Web3 dan AI Saling Melengkapi


Industri musik selalu menjadi ruang kreativitas. Namun seiring dengan munculnya _non-fungible token_ (NFT), industri ini mengalami transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

NFT adalah aset digital unik yang diverifikasi di jaringan _blockchain_, yang telah membuka kemungkinan tak terbatas untuk industri musik dan investasi.

**Artikel ini ditulis oleh DJ Windle, _Founder_ dan _Portfolio Manager_ di Windle Wealth.**

## Kepemilikan Unik

Keuntungan paling signifikan dari NFT dalam industri musik adalah kemampuannya untuk memberikan kepemilikan unik atas konten digital. Dengan NFT, musisi dapat menerbitkan album digital edisi terbatas yang memiliki kepemilikan unik dan dapat dijual dengan harga premium. Hal ini memungkinkan penggemar untuk memiliki konten digital eksklusif dan memberikan aliran pendapatan tambahan bagi para musisi. Hasilnya, mereka dapat mulai memproduksi musik yang lebih diarahkan untuk menciptakan karya-karya unik yang ingin dimiliki dan dikoleksi oleh para penggemar.


## Pembayaran Royalti

Model industri musik tradisional telah membuat para musisi menerima sebagian kecil dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan musik. Namun dengan NFT, kepemilikan musik menjadi jelas di jaringan _blockchain_, memungkinkan pembayaran royalti yang transparan. Ini berarti bahwa para musisi dapat menerima porsi yang lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan musik, yang pada gilirannya akan menghasilkan perubahan dalam cara album musik diterbitkan. Musisi dapat memilih untuk merilis album musik melalui NFT untuk memastikan bahwa mereka menerima bagian yang adil dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan musik.

## Tokenisasi Musik

NFT memungkinkan tokenisasi musik, yang berarti musik dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini memungkinkan musisi untuk memonetisasi bagian tertentu dari musik mereka, seperti hak untuk menggunakan ketukan tertentu, lirik lagu, atau bahkan satu riff gitar. Ini berarti musisi dapat menjual musik mereka dalam bagian-bagian yang lebih kecil, yang dapat lebih mudah diakses oleh para penggemar.

## Interaksi dengan Penggemar

NFT memberikan kemampuan kepada musisi untuk berinteraksi dengan penggemar dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Dengan NFT, musisi dapat merilis konten digital eksklusif kepada penggemar, seperti cuplikan di belakang panggung atau rekaman pertunjukan langsung. Hal ini memungkinkan penggemar untuk merasa lebih terhubung dengan musisi dan menciptakan rasa eksklusivitas, yang dapat meningkatkan keterlibatan penggemar. 

Karena itu, musisi dapat mulai berfokus pada pembuatan konten digital yang dapat dibagikan secara eksklusif dengan para penggemar.

## Barang Koleksi Digital

NFT memungkinkan album musik dirilis sebagai barang koleksi digital. Hal ini menciptakan cara baru bagi penggemar untuk memiliki lagu dan menciptakan rasa eksklusivitas yang dapat meningkatkan keterlibatan penggemar. Kepemilikan unik NFT berarti bahwa NFT dapat dijual sebagai barang langka dengan harga yang lebih tinggi, yang menciptakan aliran pendapatan baru bagi para musisi. Hal ini akan membuat para musisi ingin membuat konten digital unik yang dapat dijual sebagai barang koleksi.

## Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

NFT memungkinkan musisi untuk melindungi kekayaan intelektual mereka yang telah menjadi tantangan dalam industri musik. Dengan NFT, kepemilikan musik menjadi jelas di jaringan _blockchain_, yang menyulitkan orang lain untuk menyalin atau menjiplak musik. Hal ini memberikan perlindungan yang lebih besar bagi para musisi terhadap kekayaan intelektual mereka dan memungkinkan mereka untuk mengontrol distribusi musik mereka. Jika musisi dapat menciptakan lagu dengan kebebasan yang lebih besar—karena mengetahui bahwa kekayaan intelektual mereka dilindungi—mereka dapat menulis musik dengan cara yang sangat berbeda.

## Musik Sebagai Sebuah Investasi

Ketika NFT terus merevolusi industri musik, penasihat keuangan harus memikirkan cara-cara untuk potensi berinvestasi dalam album musik untuk klien mereka di masa depan.

Tokenisasi musik dan kemampuan untuk membuat konten digital yang unik berarti bahwa album musik sekarang dapat dilihat sebagai kelas aset, memberikan peluang investasi baru bagi klien.

Berinvestasi di NFT yang mewakili kepemilikan album musik dapat memberi klien eksposur ke kelas aset unik yang tidak berkorelasi dengan investasi tradisional. Hal ini dapat membantu mendiversifikasi portofolio investasi mereka dan mengurangi risiko.

Penasihat keuangan dapat bekerja sama dengan klien mereka untuk mengidentifikasi album musik berkualitas tinggi yang kemungkinan besar akan meningkat nilainya dan menghasilkan aliran pendapatan potensial. Mereka juga dapat bekerja sama dengan pakar dan analis industri musik untuk mengidentifikasi musisi baru dan tren musik yang dapat mewakili peluang investasi. Ini bisa sangat relevan bagi klien yang memiliki minat pada musik dan mungkin tertarik untuk berinvestasi pada musisi baru.

Namun, berinvestasi dalam album musik melalui NFT memang memiliki risiko. Nilai dari album musik dan NFT dapat berubah-ubah dan dapat berfluktuasi berdasarkan popularitas musik dan musisi. Selain itu, kurangnya pengawasan regulasi di pasar NFT dapat menyulitkan penasihat keuangan untuk menilai risiko yang terkait dengan investasi NFT.

**[Ditulis oleh DJ Windle](https://www.coindesk.com/web3/2023/05/11/music-albums-as-an-asset-class/)**




NFT memungkinkan 6 perubahan besar dalam industri musik, yang dapat menghasilkan peluang investasi baru bagi klien penasihat keuangan, tulis Founder Windle Wealth, DJ Windle.


NFT adalah aset digital unik yang diverifikasi di jaringan blockchain yang telah membuka kemungkinan tak terbatas untuk industri musik dan investasi. (Foto CDI)

large_69-12 Mei-Album Musik Sebagai Kelas Aset.jpg

medium_69-12 Mei-Album Musik Sebagai Kelas Aset.jpg

small_69-12 Mei-Album Musik Sebagai Kelas Aset.jpg

thumbnail_69-12 Mei-Album Musik Sebagai Kelas Aset.jpg

69-12 Mei-Album Musik Sebagai Kelas Aset.jpg

Album Musik Sebagai Kelas Aset

Veteran dari perang ukuran blok yang berkobar pada 2015 sampai 2017 lalu di Bitcoin melihat sesuatu yang menarik pekan ini: Bitcoiners mengeluh tentang biaya yang tinggi. Jika ini menurut Anda tidak ganjil, akan saya sajikan sedikit sejarah.

Dulu, faksi "blok kecil" yang mempertahankan klaim pada Bitcoin di war ukuran blok, mendukung adanya biaya ketika terjadi kemacetan sebagai pertukaran yang penting untuk mencapai desentralisasi. Faksi satunya, blok besar, yang terpecah menjadi BCH dan BSV, adalah salah satu yang ingin biaya tetap rendah. Namun tren ini bergerak untuk beberapa Bitcoiners, utamanya baru-baru ini.

Blok besar (dan pecinta biaya rendah) Roger Ver, [lima tahun yang lalu](https://twitter.com/bitcoinrick/status/981233235635195904) menyesali bahwa "bayi pada mati" karena pengembang inti Bitcoin menolak untuk meningkatkan batas blok (dan meringankan biaya). Yang utama dari pembicaraan blok besar adalah lebih banyak blok dibutuhkan dalam rangka mengakomodasi lebih banyak transaksi. Hal ini secara teori akan menurunkan biaya dan membuat penskalaan _blockchain_ lebih mudah untuk penggunaan global bagi segala pembayaran.

Blok kecil, di sisi lain, mengagungkan kepentingan dari pembatasan, dan ingin mempertahankan _blockchain_ tersebut seringkas mungkin, sehingga mungkin untuk tetap terdesentralisasi secara maksimal sekaligus tahan terhadap sensor. _Blockchain_ yang lebih besar hanya dapat dipertahankan oleh operator _node_ industri, dan dapat dimiliki secara bersama oleh negara atau aktor korporat. Dalam perang penskalaan, dibandingkan secara naif memperluas blok untuk mengendurkan tekanan biaya dalam jangka pendek, Bitcoiners memilih filosofi _layer_.

>"Pada 2023, kembali ke 2017, tapi kali ini banyak Bitcoiners garis keras pindah kubu dan meminta perspektif 'biaya harus rendah'"

Hal ini adalah fakta terkait cara sistem pembayaran menskalakan: dengan menunda penyelesaian. Anda tidak menggunakan pembayaran kabel untuk membayar rokok, Anda menggunakan jaringan seperti Visa yang menggunakan penyelesaian berkelompok dan ditunda dan kemudian diselesaikan secara serempak ke bank mitra melalui ACH. Anda akan menggunakan pembayaran kabel untuk transaksi yang lebih besar seperti pembayaran rumah di muka ketika penyelesaian menjadi penting.

Jelas saya simpati terhadap filosofi blok kecil, dan itulah mengapa saya lebih mendukung Bitcoin dibanding Bitcoin Cash, dan itulah mengapa saya secara umum skeptis dengan pendekatan yang diambil oleh _blockchain_ seperti EOS atau Solana. Menerima blok yang lebih kecil berarti menoleransi kenaikan biaya yang lebih besar ketika _blockchain_ sibuk. Dalam sejarah, blok besar menggunakan waktu kemacetan _blockchain_ sebagai bukti ke arah mereka, dan Bitcoiners dipaksa untuk menerima dan mengambil argumen yang lebih filosofis terkait mengapa kenyamanan tidak pantas ditukar dengan desentralisasi. Pada 2017, Gregory Maxwell, mungkin pengembang paling berpengaruh di kubu blok kecil mengatakan, "buka sampanye" ketika biaya Bitcoin berada [di atas _rewards_](https://lists.linuxfoundation.org/pipermail/bitcoin-dev/2017-December/015455.html) untuk pertama kalinya.

Pada 2023, kembali ke 2017, tapi kali ini banyak Bitcoiners garis keras pindah kubu dan meminta perspektif 'biaya harus rendah', salah satu anteseden yang secara eksplisit mereka lawan ketika perang penskalaan.

Pelakunya adalah, ironisnya, _upgrade_ Taproot, yang (mungkin tidak diniatkan) membuka skena desain baru yang mengizinkan pengguna untuk menulis konten arbitrer di _blockchain_. Gambar NFT ("Ordinals") yang mencuri banyak perhatian, namun katalisator utama dari kenaikan ini adalah pembuatan standar BRC-20, yang bergantung pada metode distribusi yang eksotik. BRC-20 diterbitkan dengan mekanisme "_proof of burned fee_", yang mana pengguna harus mengorbankan biaya transaksi untuk membuat token baru. Hal ini mendorong biaya jangka pendek hingga level yang menyebalkan, membuat semua penggunaan konvensional menjadi sulit. Beberapa Bitcoiners bahkan mengungkapkan terkait penggunaan _blockchain_ ini menjadi serangan "[penolakan layanan](https://twitter.com/proofofjogi/status/1655157035804098561)" atau serangan pada [misi Bitcoin El Salvador](https://bitcoinmagazine.com/culture/ordinals-hurt-el-salvador-bitcoin-mission).

Berita baiknya adalah kenaikan biaya umumnya tidak bertahan lama. Jika sejarah bisa jadi panduan, euforia _minting_ token BRC-20 saat ini terlihat akan memudar cukup cepat. Di saya, peristiwa ini terlihat mirip seperti _mint_ Otherside di Ethereum dibandingkan hal lain yang lebih bertahan lama. Bagaimanapun juga, ini merupakan kasus di mana Ordinals dan Inscriptions membuka permintaan laten dalam jumlah besar untuk ranah blok Bitcoin, dan membuat kita masuk ke rezim baru dengan biaya yang secara struktur lebih tinggi, bahkan jika kenaikan parah ini akan hilang dalam hitungan hari.

>"Ideologi maksimalis Bitcoin menjadi sangat reaktif, secara teknologi regresi, dan lebih khawatir dengan kesucian ideologi dibandingkan koherensi intelektual"

Hal ini saya kira merupakan hal yang baik, karena ranah blok Bitcoin seperti tempat sampah virtual dari musim panas 2021 sampai awal 2023. Penambang bagaimanapun juga harus dibayar dan seiring subsidi untuk penambang makin berkurang, biaya harus dikompensasikan dari pendapatan yang hilang. Berkurangnya pendapatan yang cukup dari biaya menjadi alasan kekhawatiran utama untuk saya dan banyak Bitcoiners yang menyadari risiko jangka panjang protokol tersebut. Jadi saya berbesar hati melihat Ordinals dan Inscriptions memicu permintaan dalam bentuk baru untuk ranah blok Bitcoin. Saya percaya penggunaan lebih kreatif seperti ini menggunakan ranah blok dapat merepresentasikan jalan menuju _block reward_ yang lebih berkelanjutan untuk Bitcoin.

Meskipun saya simpati pada observasi yang menyatakan bahwa biaya tinggi menafikan individu yang menggunakan Bitcoin untuk membuat transaksi yang lebih kecil di _base layer_ Bitcoin, utamanya pengguna global seperti El Salvador atau Afrika, salah jika percaya kalau Bitcoin berutang biaya rendah pada semua orang. Bitcoiners membuat pilihan yang sangat sengaja untuk membatasi blok untuk membuat validasi murah (dan jelas, untuk membuat validasi seinklusif mungkin, utamanya untuk pengguna). Secara mekanis, hal ini berarti biaya memang harusnya naik ketika ada kemacetan. Ini merupakan konsekuensi yang tidak dapat dipungkiri dari desain Bitcoin.

Untuk beberapa orang yang mengklaim garis keturunan pintar dari tradisi Austria, karakterisasi harga ranah blok "terlalu tinggi" merupakan inkoheren. Biaya ditentukan oleh pasar dan percaya bahwa mereka terlalu tinggi berarti mendukung intervensionisme dan perencanaan terpusat. Percaya bahwa harga blok "tinggi" berarti memaksakan sudut pandang normatif terkait tipe transaksi yang harusnya menggunakan Bitcoin, yang mana tidak mungkin untuk sistem _permissionless_.

Harga pasar komoditas tidak akan "salah". Harga hanya merefleksikan sikap keseluruhan partisipan pasar. Logika ini seperti menyatakan harga minyak harusnya hanya USD20 atau sekitar Rp294 ribu per barrel jadi orang-orang miskin dapat membeli bensin. Meskipun pendapat tersebut memang populis, ada orang yang harus tetap membayar. Di dalam kasus Bitcoin, biaya yang rendah adalah ranah blok tidak terbatas (nonstarter dari sudut pandang desentralisasi), belum juga subsidi permanen (karena biaya menjadi pendorong utama pendapatan penambang dalam jangka panjang). Jadi Bitcoiners yang mengklaim biaya "terlalu tinggi" secara langsung meminta bahwa biaya rendah disubsidi oleh operator _node_ dan dalam jangka panjang oleh inflasi perpetual di protokol Bitcoin.

Mereka yang mengeluh tidak dapat menambahkan pengguna baru ke Bitcoin memang tidak mengerti sifat asli jaringan. Penyelesaian _base layer_ merupakan komoditas yang terbatas dan tidak dapat diharapkan tetap murah. Di sisi lain, asuransi penyelesaian harus menyesuaikan sifat asli transaksi. Anda tidak butuh level asuransi kabel bank untuk membeli kopi, dan Anda tidak membutuhkan transaksi _base layer_ untuk menyelesaikan pembayaran USD5 atau sekitar Rp73 ribu kepada seorang teman.

Jika Bitcoiners yang kesulitan dengan biaya ingin berdebat, harusnya mendorong percepatan pengembangan L2 di ranah Bitcoin. Tidak ada alasan untuk miskonsepsi ini juga: penglihatan pada data menunjukkan bahwa biaya mencapai lebih dari USD50 atau sekitar Rp736 ribu per transaksi di beberapa titik saat 2017 dan 2021. Hal ini harusnya tidak mengejutkan siapapun. Biaya akan selalu merefleksikan permintaan pasar untuk blok Bitcoin, dan jika mode penggunaan yang Anda inginkan sudah tidak bisa, hal ini berarti _base layer_ Bitcoin bukanlah jaringan yang cocok untuk Anda.

Lebih pusing lagi mengapa eks blok kecil Giacomo Zucco atau Francis Pouliot ikut mengeluh terkait tekanan biaya (meskipun mereka termasuk dalam kubu blok kecil dama perang penskalaan). Jawabannya adalah, terdapat dua tipe penggunaan Bitcoin: suci dan duniawi. Ordinals dan Inscriptions yang secara umum didukung oleh "_outgroup_" moderat dan saat ini utamanya digunakan untuk menerbitkan dan memperdagangkan NFT, atau untuk berspekulasi pada token baru.

Untuk orang-orang fundamentalis garis keras yang sangat meremehkan kepemilikan apapun selain Bitcoin, merupakan duniawi. Doktrin maksimalis Bitcoin saat ini menetapkan bahwa Bitcoin hanya digunakan hanya untuk transaksi moneter, namun tidak menyinggung tipe aset selain Bitcoin. Pandangan mereka yang salah ini merupakan yang diterima secara moral untuk Korea Utara yang menggunakan Bitcoin untuk menghindari sanksi, namun tidak dapat diterima oleh seniman untuk menerbitkan NFT mereka di blok Bitcoin. Jika hal ini menurut Anda aneh dan tidak konsisten, hal ini karena ideologi maksimalis Bitcoin menjadi sangat reaktif, secara teknologi regresif dan lebih khawatir terhadap kesucian ideologi dibandingkan koherensi intelektual.


>"Kegilaan BRC-20, seberapa membingungkannya untuk orang pun, adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada Bitcoin dalam beberapa waktu"

Untuk sedikit blok kecil yang masih konsisten dari 2017 sampai hari ini, tekanan biaya baru diterima. Ini merupakan katalisator untuk adopsi yang lebih masif lagi bagi jaringan L2 seperti Lightning, dan ketika Lightning gagal, masih ada sistem L2 alternatif. Dengan seluruh komoditas, harga yang tinggi adalah obat untuk harga yang tinggi. Sebagai kapitalis ventura, saya didorong oleh pengusaha yang saya temui belakangan ini yang telah mendesain L2 baru yang mengeksplor ranah desain alternatif. Secara khusus, _rollups_ memiliki pasar produk yang jelas di Ethereum, dan saya berharap mereka dapat diadakan di Bitcoin.

Lightning bukan obat segala penyakit, dan cocok untuk pembayaran skala kecil dan frekuensi tinggi, yang jelas tidak memuaskan seluruh tipe permintaan transaksi Bitcoin. Terdapat lebih dari satu cara untuk memindahkan dollar, kita punya kabel, ACH, jaringan kredit dan debit, Fednow, kas fisik, remitansi, jaringan hawala, pemesanan uang dan aplikasi fintech. Lebih abstrak, mereka dapat dipisahkan menjadi pendekatan "_push_" dan "_pull_", _real time_ melawan penyelesaian ditunda, dan model penyelesaian kasar melawan bersih. Semuanya memiliki pengorbanannya sendiri dan menawarkan kecepatan transaksi dan asuransi penyelesaian yang berbeda.

Naif jika berpikir bahwa satu jaringan penskalaan saja dapat memuaskan kebutuhan transaksi yang beragam dari Bitcoiners. Masa depan panjang untuk Bitcoin adalah keragaman pendekatan penskalaan. Esensinya, bagaimanapun juga, adalah pindah dari penyelesaian satu _base layer_ = model pembayaran satu, menuju yang lebih padat secara ekonomi, penyelesaian satu _base layer_ = model pembayaran banyak. Inilah cara yang tepat untuk menskalakan. Ini merupakan satu-satunya cara untuk menyiarkan sistem seperti _blockchain_, ketika setiap operator _node_ harus awas terhadap setiap transaksi, dapat menskalakan ke penggunaan global.

Tingginya aktivitas di sekeliling _inscriptions_ dan menghasilkan biaya tinggi adalah percepatan menuju masa depan yang lebih efisien dan harus dirayakan. Kegilaan BRC-20, seberapa membingungkannya untuk orang pun, adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada Bitcoin dalam beberapa waktu.

[**Ditulis oleh Nic Carter**](https://www.coindesk.com/consensus-magazine/2023/05/09/theres-no-such-thing-as-high-fees-on-bitcoin/)

Inilah Alasan Mengapa Negara Berkembang Terbesar Mulai Beralih ke Kripto

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait