Coinfest Asia kembali digelar pada tanggal 24-25 Agustus 2023 di kawasan Jimbaran, Bali. Dalam edisi keduanya ini, Coinfest Asia hadir berhasil menarik lebih dari 4.000 peserta dari lebih dari 50 negara.

Acara yang diselenggarakan oleh Coinvestasi ini menjadi wadah bagi industri web2 dan web3 untuk bersatu demi membangun ekosistem web3 yang kuat dan berkelanjutan.

_Chief Marketing Officer_ PinkSale, Abdullah bin Rashed, yang juga hadir menjadi pembicara pada acara ini, berbagi pandangan bahwa Coinfest Asia mempunyai keunikan dengan memadukan profesionalisme dan suasana santai. 

"Kami dapat bersenang-senang sambil bekerja bersama dalam satu waktu," ujarnya kepada CoinDesk Indonesia. 

Melansir [situs resmi](https://docs.pinksale.finance/), PinkSale merupakan sebuah platform _launchpad_ terdesentralisasi yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menerbitkan token mereka sendiri dan mengadakan presale token.

_Launchpad_ PinkSale menawarkan sejumlah fitur inovatif, termasuk distribusi token yang otomatis dan perlindungan terhadap aktivitas bot yang bertujuan untuk menjaga integritas pasar. Selain itu, platform ini juga mendukung beragam model penggalangan dana, seperti Dutch Auction dan penawaran dengan harga tetap.

Terkait dengan platform ini, Abdullah mengklaim bahwa PinkSale saat ini menjadi _launchpad_ terdepan di ruang lingkup Web3, dengan lebih dari 19.000 proyek yang telah diluncurkan dan melibatkan lebih dari 2,1 juta partisipan yang menggunakan layanan PinkSale.

"Kami telah beroperasi selama dua tahun, dan meskipun sebelumnya ada dua pesaing, namun sekarang kami yakin menjadi yang terbesar di dalam ranah ini," katanya.

Abdullah menambahkan bahwa PinkSale selalu memberikan dukungan yang luas kepada penggunanya, dengan menyediakan layanan dalam berbagai bahasa dan didukung oleh banyak negara. Selain itu, ia menekankan bahwa tim pengembang PinkSale akan senantiasa membantu dan memfasilitasi kolaborasi di antara proyek-proyek yang ada di dalam platform.

"Kami memiliki misi untuk menjadikan pengalaman ini mudah bagi siapa pun yang ingin menggunakannya. Jika ada kebingungan, pengguna dapat mengakses tutorial di YouTube, dan apabila masih memerlukan bantuan, tim kami siap membimbing setiap langkahnya,” tutur Abdullah.

Mengenai _tool_ yang ditawarkan, Abdullah menekankan bahwa berbagai utilitasnya tersedia secara gratis bagi pengguna. Saat ini, terdapat kedua _tool_ yang dapat dinikmati pengguna, antara lain PinkLock dan PinkSale.

"PinkLock adalah layanan yang dapat digunakan tanpa biaya. Semua individu dapat mengunci token mereka tanpa dikenai biaya," jelas Abdullah.


Abdullah bin Rashed memperkenalkan fitur launchpad PinkSale di acara Coinfest Asia 2023 by Coinvestasi.

Abdullah Bin Rashed bersama tim CoinDesk Indonesia. (Foto CDI)

large_03-Coinfest Asia 2023-CMO PinkSale Ungkap Platform-nya Beri Dukungan Penuh Bagi Pengguna (1).jpg

medium_03-Coinfest Asia 2023-CMO PinkSale Ungkap Platform-nya Beri Dukungan Penuh Bagi Pengguna (1).jpg

small_03-Coinfest Asia 2023-CMO PinkSale Ungkap Platform-nya Beri Dukungan Penuh Bagi Pengguna (1).jpg

thumbnail_03-Coinfest Asia 2023-CMO PinkSale Ungkap Platform-nya Beri Dukungan Penuh Bagi Pengguna (1).jpg

03-Coinfest Asia 2023-CMO PinkSale Ungkap Platform-nya Beri Dukungan Penuh Bagi Pengguna (1).jpg

Coinfest Asia 2023: PinkSale Jadi Launchpad yang User-Friendly dengan Berbagai Tool

_Founder_ Tron sekaligus penasihat HTX (dulunya Huobi), Justin Sun, mengumumkan bahwa _exchange_ tersebut mengalami peretasan dan kehilangan 500 ether (ETH) pada Minggu (24/9).

Dalam cuitannya di X (dulunya Twitter), insiden tersebut dapat segera diketahui terjadi di salah satu _hot wallets_ HTX dan berhasil menutupi kerugian tersebut sehingga dananya aman, [tulis Sun](https://twitter.com/justinsuntron/status/1706311251024822748).

"USD8 juta [Rp123,5 miliar] mewakili sejumlah kecil dibandingkan aset sebesar USD3 miliar [Rp46,3 triliun] yang dimiliki pengguna kami. Jumlah itu juga hanya sekitar dua pekan pendapatan platform HTX," kata Sun.

Menurutnya, semua dana aman dan operasional _trading_ kembali berlangsung seperti semula, tanpa masalah apapun, tanpa penundaan sedikitpun.

Sun juga mengumumkan bahwa HTX akan memberi _bug bounty_ senilai USD400 ribu atau sekitar Rp6,1 miliar kepada peretas jika mengembalikan dana yang ia curi. Ditambah, ia akan menawarkan jabatan sebagai penasihan keamanan _white hat_ kepada peretas tersebut.

Total kehilangan yang dialami HTX mencapai 500 ether (ETH) atau sekitar USD8 juta atau sekitar Rp123,5 miliar.

Semua dana aman dan operasional trading kembali berlangsung seperti semula. (Foto CDI)

large_124-26 September-Justin Sun HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether.jpg

medium_124-26 September-Justin Sun HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether.jpg

small_124-26 September-Justin Sun HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether.jpg

thumbnail_124-26 September-Justin Sun HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether.jpg

124-26 September-Justin Sun HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether.jpg

Justin Sun: HTX Diretas dan Kehilangan 500 Ether

CoinEx, _crypto exchange_ yang berbasis di Hong Kong, mengalami peretasan pada 12 September 2023, yang menyebabkan kerugian hingga sekitar puluhan juta dolar AS.

[Menurut](https://coinex.medium.com/coinex-updates-on-recent-hot-wallets-hack-780a600dc846) CoinEx, serangan ini pertama kali terdeteksi melalui penyusupan ke _private key_ yang digunakan untuk _hot wallet_, tempat aset kripto disimpan di platform. Total kerugian yang disebabkan oleh peretasan ini mencapai USD70 juta atau setara Rp1 triliun, meskipun CoinEx menekankan bahwa ini hanya merupakan sebagian kecil dari total aset mereka. 

Sementara itu. aset yang dicuri termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Solana (SOL), dan lainnya.

Melalui akun X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), CEO CoinEx, Haipo Yang, menyampaikan permintaan maaf kepada pengguna dan menegaskan bahwa dana mereka akan tetap aman. Dia juga berkomitmen untuk memberikan kompensasi hingga 100% atas kerugian yang diderita oleh pengguna.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">To all CoinEx users &amp; friends: We deeply regret the recent hack and extend our sincerest apologies to those affected. Your concern and attention have not gone unnoticed.</p>&mdash; Haipo Yang (@yhaiyang) <a href="https://twitter.com/yhaiyang/status/1702290673544966183?ref_src=twsrc%5Etfw">September 14, 2023</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>


## Langkah CoinEx untuk Menangani Peretasan

Menanggapi peristiwa tersebut, Yang menyebut bahwa tim CoinEx segera mengambil serangkaian tindakan darurat selama 48 jam setelah peretasan terjadi. Hal ini termasuk penangguhan deposit dan _withdrawal_ dan pemindahan aset ke _cold storage_ yang aman.

Selain itu, CoinEx menyatakan akan berfokus pada peningkatan sistem _wallet_ mereka yang akan sepenuhnya baru untuk mengatasi lebih dari 211 _chain_ dan 737 aset yang didukung. Di sisi lain, layanan _withdrawal_ akan diaktifkan secara bertahap setelah melalui pemeriksaan keamanan yang ketat.

CoinEx menambahkan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan arsitektur _wallet_ mereka, menghitung kerugian, dan mengidentifikasi _address_ yang mencurigakan dengan bantuan dari mitra dan platform _crypto exchange_ lainnya.
 
Langkah-langkah tambahan yang akan dilakukan juga termasuk peningkatan sistem keamanan untuk mitigasi risiko terjadinya peretasan lainnya di masa depan.

“Kami akan meningkatkan sistem keamanan dan manajemen risiko kami, serta menyiapkan Risk-Prevention Fund CoinEx untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan respons kami terhadap berbagai kemungkinan,” jelas CoinEx. 

Mereka juga berencana untuk berkolaborasi dengan perusahaan keamanan dan mitra di industri kripto untuk membangun kepercayaan lebih dalam komunitas mereka.





Peretasan yang terjadi menyebabkan kerugian hingga USD70 juta, namun CEO Haipo Yang menekankan bahwa dana pengguna tetap aman.

large_116-22 September-Coinex diretas.jpg

medium_116-22 September-Coinex diretas.jpg

small_116-22 September-Coinex diretas.jpg

thumbnail_116-22 September-Coinex diretas.jpg

116-22 September-Coinex diretas.jpg

Exchange CoinEx Diretas, Platform Nyatakan akan Beri Kompensasi Hingga 100% ke Pengguna

_Blockchain_ Celo, yang sebelumnya mengumumkan akan melakukan migrasi menjadi [jaringan _layer 2_](https://www.coindesk.com/tech/2023/07/17/celo-proposes-to-ditch-own-standalone-blockchain-for-layer-2-network-on-ethereum/) di Ethereum pada Juli, [awalnya akan mengandalkan](https://twitter.com/celoorg/status/1680515817245401090) OP Stack milik Optimism yang mana menggunakan teknologi "_optimistic_".

Meski begitu, _Co-founder_ Polygon Labs, Sandeep Nailwal, [mengajukan proposal](https://forum.celo.org/t/polygon-labs-proposal-for-celo-to-become-an-eth-l2-using-polygon-chain-development-kit-cdk/6576) kepada komunitas Celo, Rabu (20/9), agar _blockchain_ tersebut menggunakan [Chain Development Kit](https://www.coindesk.com/tech/2023/08/29/polygon-plans-chain-development-kit-for-zk-powered-networks-on-ethereum/) milik Polygon yang dipersenjatai oleh teknologi _zero-knowledge_.

_Co-founder_ Celo, Rene Reinsberg, [menanggapi proposal Nailwal](https://forum.celo.org/t/polygon-labs-proposal-for-celo-to-become-an-eth-l2-using-polygon-chain-development-kit-cdk/6576/2?u=charli3havens) tersebut dengan terbuka, mengungkapkan bahwa akan dilakukan diskusi dengan tim cLabs dan komunitas. 

Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa Celo mempertimbangkan menyetujui proposal Polygon. Ditambah, salah seorang yang berada di ekosistem Celo mengungkapkan bahwa tidak mengherankan bahwa ada _stacks_ lain yang ikut menawarkan.

CEO OP Labs, Karl Floersch, mengungkapkan sebagai pengembang OP Stack, mereka mengizinkan komunitas Celo mengevaluasi pilihan mereka dan membuat keputusan mereka sendiri.

Celo sendiri memang sudah mempersiapkan diri berpindah menjadi blockchain layer 2 di Ethereum.

Co-founder Celo, Rene Reinsberg, menanggapi proposal Nailwal dengan terbuka. (Foto CDI)

large_114-22 September-Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo.jpeg

medium_114-22 September-Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo.jpeg

small_114-22 September-Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo.jpeg

thumbnail_114-22 September-Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo.jpeg

114-22 September-Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo.jpeg

Polygon Adu Sikut dengan OP Stack Demi Blockchain Layer 2 Baru Milik Celo

**TOKEN2049, SINGAPURA** - Di tengah konferensi kripto terbesar di Asia, TOKEN2049 yang diadakan di Singapura pada 18 dan 19 September, CoinDesk Indonesia berkesempatan untuk berbicara dengan _Head of DeFi Wallet_ Telegram, Jordan Dunne; Presiden TON Foundation, Steve Yun; dan _Director of Developer Relations_ TON Foundation, Anthony Tsivarev, terkait kerja sama yang dijalin antara _blockchain_ dan aplikasi _messaging_ atau bertukar pesan tersebut.

Saat ini, Telegram dan TON Foundation sedang mempersiapkan _wallet_ yang terintegrasi di aplikasi bertukar pesan tersebut. Dunne mengungkapkan bahwa alasan utama mereka ingin mengintegrasikan _wallet_ dengan Telegram adalah karena adopsi Web3 yang selama ini dianggap sulit. 

"Orang-orang harus menginstal aplikasi baru atau melakukan hal-hal sulit untuk mengetahui aplikasi mana yang aman. Salah satu yang menarik adalah mencari cara untuk tidak perlu menginstal lebih banyak aplikasi namun tetap bisa berinteraksi dengan Web3," kata Dunne. 

Penggunaan Telegram sebagai tempat untuk pengintegrasian adalah karena, menurut Yun, aplikasi tersebut merupakan tempat yang menarik untuk melakukan eksperimen.

"_Blockchain_ ada di dunia ini agar kita dapat menjadikan interaksi _peer-to-peer_ tanpa izin, dan kami merasa Telegram merupakan media sosial yang berbeda, yang memang dasarnya sudah menjadi platform _peer-to-peer_," jelas Yun. "Dalam percakapan dan interaksi, banyak hal yang dapat didesentralisasi, misalnya seperti pembayaran, atau _bots_ untuk menyelesaikan masalah yang harusnya membutuhkan pihak ketiga."

Dalam pembayaran yang dimaksud Yun ini, pengguna dapat menggunakan dua jenis pembayaran di TON Space yang ada di Telegram, yaitu _custodial_ dan _self-custodial_. _Custodial_ berarti mereka dapat mengirim dana tanpa kesulitan dan pihak ketiga, sedangkan _self-custodial_ membuat pengguna dapat menjadi bagian dari proyek berbasis TON.

"Kami berencana merilis ini ke publik pada November, jadi ini semacam permulaannya. Kami juga memiliki _layer_ yang berbeda yaitu TON Connect, yang merupakan sebuah protokol yang memungkinkan Anda menggunakan _wallet_ di dalam aplikasi mini di dalam Telegram," kata Yun. "Ini cukup mudah karena Anda tidak perlu mengunduhnya, tidak perlu mendaftar. Hanya satu klik ke TON _wallet_ dan ya, Anda dapat melakukan transaksi."

Dengan visi yang besar untuk mempermudah adopsi massal Web3 kepada pengguna, Dunne dan Yun sudah memikirkan terkait salah satu hal yang penting, yaitu keamanan _wallet_, terlebih karena _wallet_ ini akan terintegrasi dengan Telegram.

"Kami menghabiskan banyak waktu untuk memastikan TON Space terpisah dari _wallet_ inti karena _wallet_ inti merupakan layanan _custodial_ sedangkan TON Space _self custodial_," kata Dunne. "Kami juga memastikan dapat mengetahui kapan _address_ orang-orang disebarkan, dan memastikan bahwa _seed phrase_ mereka disimpan hanya di perangkat mereka saja karena kami tidak menyimpannya di _server_ kami."

Selain keamanan, mereka juga berniat membangun _super application_ Web3 dengan platform aplikasi mini dan sistem baru yang berbasis di aplikasi tersebut. _Super app_ ini mirip dengan aplikasi WeChat di Tiongkok yang mana aplikasinya dapat digunakan langsung untuk pembayaran dan terhubung dengan Web3. Terhubung dengan aplikasi tersebut, terdapat juga _layer_ infrastruktur dengan _wallet_ dan TON Connect. 

Dua hal yang mereka sangat perhatikan ketika membangun _super application_ ini adalah GameFi dan DeFi. Menurut Yun, GameFi sangat mudah karena pengguna hanya cukup memainkan gim dengan teman atau sendiri, kemudian mendapatkan aset _non-fungible tokens_ (NFT), dan mendapatkan aset ke pasar sekunder.

"Sedangkan DeFi, kami tidak hanya memikirkan soal DeFi klasik, tapi juga aplikasi mini Telegram di TON, yaitu DeFi sosial. Kita sama-sama tahu bahwa banyak komunitas kripto di Telegram dan memiliki kanal pelatihan dengan saling tukar sinyal serta prediksi kripto. Nah, dengan itu, Anda hanya tinggal klik luncurkan aplikasi mini dan apa yang Anda ingin lakukan, misalnya memasang posisi, langsung terjadi. Sederhana," kata Yun. 

Meski begitu, Dunne dan Yun masih harus menghadapi berbagai tantangan seperti memuluskan _layer_ infrastruktur mereka yang diisyaratkan akan selesai dalam enam bulan ke depan. Saat ini mereka dalam fase riset dan pengembangan sehingga berfokus pada pengembang.

"Kami akan meluncurkan _swaps_, dukungan _staking_, dan lainnya dalam beberapa bulan ke depan, sesuai dengan yang ada di _roadmap_," kata Dunne. 

Mereka juga masih menghadapi tantangan terkait lisensi operasional yang harus dimiliki jika ingin beroperasi di negara-negara yang memiliki regulasi kripto khusus, misalnya Indonesia. 

Sebelum menutup pembicaraan, Dunne dan Yun membicarakan terkait iklan atau _ads_ yang menarik pengguna agar menggunakan platform Web3 mereka. Menurut Yun, fokus utama mereka adalah menyederhanakan proses _boarding_ karena dengan fitur yang mereka miliki, misalnya dengan gim, mereka dapat menggaet pengguna dengan biaya _ads_ yang cukup murah. Tidak hanya itu, mereka juga mempersiapkan program insentif bagi pengguna dengan menggunakan Toncoin. Terlebih, Toncoin ini akan menjadi inti dari seluruh ekosistem mereka. 

"Jika ingin melakukan transaksi, harus membayar biaya dengan Toncoin. Untuk mempertahankan keamanan jaringan melalui validator yang melakukan _staking_ juga dengan Toncoin. Jadi Toncoin akan menjadi sesuatu yang _native_ untuk setiap interaksi dengan _blockchain_," kata Yun.

Adopsi Web3 dianggap sulit bagi sebagian orang awam. Dibutuhkan beberapa tahapan termasuk penginstalan aplikasi baru yang seringkali membutuhkan berbagai penyesuaian untuk mengoperasikannya. Dengan kerja sama antara TON Foundation dan Telegram, pengguna tidak perlu melakukan instal aplikasi baru untuk berinteraksi dengan Web3.

Alasan utama mereka ingin mengintegrasikan wallet dengan aplikasi bertukar pesan adalah karena adopsi Web3 yang selama ini dianggap sulit. (Foto CDI)

Coinfest Asia 2023: PinkSale Jadi Launchpad yang User-Friendly dengan Berbagai Tool

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait