Beberapa orang kaget dengan catatan singkat tentang tatanan baru moneter dunia yang dipublikasikan oleh Zoltan Pozsar, strategis suku bunga jangka pendek Credit Suisse. Sekilas, catatan tersebut terlihat tidak terhubung dengan Bitcoin (akan dijelaskan nanti).

Pozsar melihat kelahiran Bretton Woods III, tatanan baru moneter dunia yang berpusat di sekitar mata uang berbasis komoditas di Timur yang akan melemahkan sistem eurodollar dan berkontribusi dalam inflasi di Barat. Berikut apa yang bisa dilakukan Bretton Woods kepada dunia dan bagaimana hubungannya dengan Bitcoin.

## Apa itu Bretton Woods?

Sistem Bretton Woods merupakan sistem manajemen moneter yang dibentuk pada 1944, atau akhir Perang Dunia ke-2. Bretton Woods mengatur hubungan keuangan antara negara dan membuat International Monetary Fund (IMF), World Bank dan World Trade Organization (WTO). Singkatnya, Bretton Woods mengatur bagaimana bank sentral dan pemerintahan berlangsung secara keuangan. 

Berikut penjelasan bagaimana Bretton Woods bisa berlangsung dari I hingga III.

Pertama, ada satu konsep penting yang perlu dijelaskan, yaitu "countries reserves" atau penyimpanan cadangan negara yang berarti pemerintah menyimpan berbagai jenis mata uang, sekuritas atau komoditas agar bisa bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi dalam ekonomi. Misalnya, ketika mata uang mereka terlihat lemah, mereka bisa menjual mata uang asing dan membeli mata uang kita mereka. Tanpa hal tersebut dalam penyimpanan, pemerintah dan bank sentral tidak bisa bereaksi. Negara berhak untuk menyimpan apapun yang mereka inginkan di penyimpanan. 

Bretton Woods pertama atau I, merupakan sistem berbasis emas, yaitu ketika dolar AS didominasi dan diubah ke emas secara bebas dengan harga Rp500 ribu per ons (sekitar 5600% di bawah harga sekarang). Hal ini merupakan asal dari penyalahgunaan "dolar AS yang didukung emas". Pada 1971, berbagai faktor mengarah kepada AS mengubah mata uangnya sehingga dolar dapat bebas dan didukung oleh kepercayaan penuh dan kredit dari pemerintahan, termasuk militer dan minyak.

![unnamed.png](/uploads/unnamed_1fa74881dd.png)

Dari sana, Bretton Woods II hadir, di mana dolar tetap mendominasi, namun dalam sistem yang kebanyakan menggunakan "inside money". Inside money merupakan klaim yang merupakan liabilitas orang lain, sedangkan "outside money" merupakan uang yang tidak menjadi liabilitas siapapun. Dengan kata lain, sistem uang menjadi berbasis hutang. Ketika Cina menyimpan alat keuangan AS seperti obligasi, itu merupakan inside money. Ketika Rusia menjual dolar AS untuk membeli emas, itu merupakan outside money.

Rezim yang ditinggali saat ini menimbulkan kebingungan. Apakah buruk bagi orang Amerika ketika Cina menyimpan hutang mereka dan mereka berhutang banyak uang ke Cina? Mungkin, tapi mungkin tidak karena AS memiliki kontrol terkait itu (Alat keuangannya merupakan inside money).

Hal ini juga yang membuat cara kerja keuangan internasional menjadi sangat rumit. Saingan ekonomi berjuang dengan sengit (kadang dengan kotor) untuk mendominasi industri apapun, namun secara bersamaan saling mengandalkan untuk ketahanan ekonomi. Buktinya adalah Cina menyimpan Rp157.762 triliun alat keuangan di penyimpanan mereka. Di satu sisi, mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, di sisi lain mereka bisa mati danpa satu sama lain. 

## Jadi apakah bitcoin semacam outside money?

Ketika perang di Ukraina meletus, dunia mengambil pilihan untuk membekukan porsi besar penyimpanan cadangan Rusia. Nic Carter, Castle Island Venture mengatakan bahwa Presiden AS, Joe Biden menjatuhkan “bom nuklir” keuangan kepada Rusia. Mereka juga membuat rancangan penting dengan tidak memasukkan pembayaran yang berkaitan dengan energi, melihat ketergantungan Eropa terhadap minyak dan gas Rusia. Hal ini penting karena harga komoditas seperti minyak dan gandum melonjak pesat. Dengan demikian, Cina berada dalam posisi bagus untuk memperkuat mata uangnya dalam menghadapi krisis komoditas. 

Rusia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dalam urusan ekspor komoditas, dan karena sanksi tersebut, komoditas Rusia kurang berminat terhadap komoditas dari negara lain. The People Bank of China, yang memiliki jumlah besar inside money AS, dapat menjual inside money tersebut sebagai bentuk defensif untuk membeli komoditas Rusia yang subprima. Untuk menambah kontrol Cina atas inflasi, aksi ini dapat mengantarkan Barat kepada kekurangan komoditas dan resesi.

Hal ini tidak bisa dilihat secara ringan. Meskipun Rusia telah menjual aset dolarnya untuk emas (dan barang lainnya beberapa tahun terakhir), fondasi dari Bretton Woods II telah terpecah.



Konflik antara Rusia dan Ukraina merupakan awal dari goncangan terhadap ekonomi global.

Berbagai isu global termasuk peperangan Ukraina-Rusia dapat mengarah kepada sistem moneter baru. (Foto CDI)

large_14mar-Bitcoin Emas 2.0-Coindesk.jpg

medium_14mar-Bitcoin Emas 2.0-Coindesk.jpg

small_14mar-Bitcoin Emas 2.0-Coindesk.jpg

thumbnail_14mar-Bitcoin Emas 2.0-Coindesk.jpg

14mar-Bitcoin Emas 2.0-Coindesk.jpg

Bitcoin: Emas 2.0? Coba Aset Cadangan 3.0

Harga token-token di pasar kripto merespons buruk dengan penurunan pasca _Chair_ Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa mereka bergeming terkait keputusan menaikkan suku bunga dan tetap akan mempertahankan kebijakan keuangan yang selama ini digunakan.

![RD2MBZOPK5E6VMEOGJAUUEPNBQ.webp](/uploads/RD_2_MBZOPK_5_E6_VMEOGJAUUEPNBQ_abed00fcfb.webp)

Harga bitcoin (BTC) turun 1,5% selama 24 jam terakhir, mencapai harga USD26.600 atau sekitar Rp409 juta sedangkan ether (ETH) turun 1,8% ke bawah USD1.600 atau sekitar Rp24,6 juta selama 24 jam terakhir.

Untuk token-token kripto besar seperti Solana (SOL), Polygon (MATIC), Lido (LDO), dan Optimism (OP), mengalami penurunan di antara 3 sampai 5 persen selama 24 jam terakhir.

Tidak cukup sampai di sini, keputusan The Fed untuk mempertahankan kebijakannya berarti _yield_ Treasury 10 tahun akan naik, hingga menyentuh angka tertinggi dalam 16 tahun. Indeks DXY, indeks untuk mengukur kekuatan dollar Amerika Serikat dengan mata uang besar lainnya, juga turun naik mencapai hampir 106.

Menurut _senior market analyst_ di platform broker daring Oanda, Edward Moya, dengan bertahannya suku bunga, tingkat peminjaman akan terus naik dan _refinancing_ bagi perusahaan aset digital yang kesulitan akan makin sulit lagi.

Tidak hanya bitcoin, token kripto lain juga merespons buruk sikap hawkish yang diisyaratkan oleh Federal Reserve.

Harga bitcoin (BTC) turun 1,5% selama 24 jam terakhir. (Foto CDI)

large_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

medium_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

small_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

thumbnail_115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

115-22 September-Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun.jpeg

Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga Picu Harga Bitcoin dan Kripto Lain Terus Turun

Warga Korea Selatan diketahui memiliki total aset digital di luar negeri senilai ratusan triliun won.

Menurut [laporan](https://www.nts.go.kr/nts/na/ntt/selectNttInfo.do) dari National Tax Service (NTS) Korea Selatan pada Rabu (20/9/2023), sebanyak 1.432 individu dan entitas perusahaan di Korea Selatan telah melaporkan akun aset kripto yang berada di luar negeri pada 2023 dengan total nilai mencapai KRW131 triliun atau setara dengan Rp1.505 triliun. Jumlah ini mewakili lebih dari 70% dari total aset luar negeri yang telah dilaporkan.

Sementara itu, jumlah gabungan dari aset luar negeri yang dilaporkan—termasuk uang tunai dan sekuritas—telah melonjak mencapai KRW186,4 triliun atau setara Rp2.139 triliun, mencapai rekor tertinggi setelah adanya penerapan peraturan pajak baru, menurut NTS.

Berdasarkan undang-undang perpajakan negara, warga negara Korea Selatan yang memiliki aset dalam bentuk apapun senilai lebih dari KRW500 juta atau setara dengan Rp7,6 triliun di rekening keuangan asing diwajibkan untuk melaporkannya kepada pihak berwenang pada Juni. Warga yang tidak melaporkan nilai kepemilikan aset tersebut akan dikenakan denda hingga 20% dari jumlah aset yang tidak dilaporkan.

NTS menekankan bahwa pihak regulator pajak berencana untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap individu atau entitas yang tidak mematuhi kewajiban tersebut. 

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya telah berupaya untuk menerapkan pajak sebesar 20% pada penghasilan dari aset kripto yang seharusnya mulai berlaku pada awal tahun ini. Namun, pelaksanaannya telah diundur hingga tahun 2025.


**Baca juga: [Perusahaan di Korea Selatan akan Diwajibkan Menunjukkan Simpanan Kripto Mereka](https://www.coindesk.id/berita/perusahaan-di-korea-selatan-akan-diwajibkan-menunjukkan-simpanan-kripto-mereka)**


Jumlah ini mewakili lebih dari 70% dari total aset di luar negeri yang telah dilaporkan, ungkap National Tax Service Korea Selatan.

Warga Korea Selatan menyimpan aset digital senilai ratusan triliuan won di akun luar negeri. (Foto CDI)

large_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

medium_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

small_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

thumbnail_102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

102-21 September-Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun.jpg

Korsel Ungkap Kepemilikan Aset Kripto di Luar Negeri Senilai Rp1.505 Triliun

_Governance token_ milik pemberi pinjaman DeFi MakerDAO, Maker (MKR), mengalami kenaikan harga hingga USD1.320 atau Rp20,3 juta dalam 24 jam terakhir, hampir mencapai harga tertingginya pada Agustus, USD1.366 atau sekitar Rp21 juta, menurut data CoinDesk.

Tidak hanya harga MKR yang naik, pendapatan tahunan protokol tersebut juga mengalami kenaikan sebanyak empat kali lipat sejak awal tahun, mencapai USD185 juta atau sekitar Rp2,8 triliun, menurut dasbor [Makerburn](https://makerburn.com/#/charts/revenue).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satunya karena investasi mereka ke aset cadangan di US Treasuries berhasil, terutama karena mendapatkan _yield_ tinggi di pasar obligasi tradisional.

Selain itu, diketahui bahwa dua investor besar, atau _whale_, telah mengakumulasi MKR bulan ini, menurut [Lookonchain](https://twitter.com/lookonchain/status/1704508917475065901). Satu entitas membeli MKR senilai USD1,95 juta atau sekitar Rp30 miliar sejak 4 September, sedangkan satu lagi membeli MKR senilai USD1,63 juta atau sekitar Rp25 miliar pada pekan ini.

Kenaikan harga yang dialami MKR tahun ini mencapai 152%, lebih tinggi dari bitcoin (BTC) yang hanya naik 64% dalam waktu yang sama.

Untuk mempertahankannya, MakerDAO memperkenalkan hadiah 5% untuk _stablecoin_ mereka, DAI, agar menambahkan permintaan bagi _stablecoin_ mereka. Suplai DAI terus meningkat hingga mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp15,3 triliun sejak Agustus.

Selain harga governance token MKR yang naik, pendapatan tahunan protokol MakerDAO juga mengalami kenaikan.

Selain itu, diketahui bahwa dua whale telah mengakumulasi MKR bulan ini. (Foto CDI)

large_106-21 September-Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta.jpg

medium_106-21 September-Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta.jpg

small_106-21 September-Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta.jpg

thumbnail_106-21 September-Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta.jpg

106-21 September-Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta.jpg

Investasi di US Treasuries Berhasil, Harga MKR Naik Hingga Rp20,3 Juta

US Federal Reserve mengumumkan bahwa mereka masih akan mempertahankan rentang suku bunga di antara 5,25% sampai 5,5%, menunjukkan bahwa kebijakan moneter tidak berubah.

"Dalam menentukan tambahan penguatan kebijakan yang mungkin diperlukan untuk mengembalikan inflasi ke angka 2%, Committee akan melakukan pengetatan kumulatif pada kebijakan moneter, kelambanan kebijakan moneter dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan," tulis The Fed dalam [pernyataannya](https://www.federalreserve.gov/newsevents/pressreleases/monetary20230920a.htm), Rabu (20/9).

Untuk tahun depan, The Fed [memproyeksikan](https://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/files/fomcprojtabl20230920.pdf) untuk tetap mempertahankan angka 5%, melampaui prediksi pada bulan Juni lalu yang hanya sekitar 4,3%. Hal ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, dengan target peningkatan PDB riil hingga 2,1%.

_Chair_ The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa untuk mencapai target peningkatan PDB tersebut, bank sentral akan melakukan peningkatan suku bunga jika ekonomi masih lebih kuat daripada yang diperkirakan.

"Anggota Fed percaya bahwa satu kali lagi kenaikan suku bunga lebih mungkin daripada tidak wajar, dalam mencapai tujuan The Fed," katanya.

Bitcoin (BTC) merespons kabar ini dengan penurunan 1%, dari sebelumnya USD27.200 atau sekitar Rp418,6 juta menjadi USD26.900 atau sekitar Rp414 juta setelah pengumuman bank sentral tersebut.

The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneter mereka.

Kebijakan moneter tidak berubah. (Foto CDI)

Bitcoin: Emas 2.0? Coba Aset Cadangan 3.0

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait