_Countdown_ di Google ini menunjukkan bahwa banyak orang menunggu-nunggu pembaharuan tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan, sebenarnya seberapa penting Merge ini, bukan hanya untuk penggemar kripto, tapi untuk semua orang?

## Aset kripto dan lingkungan

Sejak awal kemunculan Bitcoin, aset kripto selalu dipandang sebelah mata, utamanya akibat koin-koin tersebut tidak memiliki kegunaan yang jelas (hal ini selalu diperdebatkan) dan yang paling penting, mereka menghabiskan energi yang begitu besar. 

Hal tersebut memang terbukti, konsumsi energi dalam satu tahun untuk menambang bitcoin (BTC), aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, setara dengan beberapa negara seperti Malaysia dan Swedia, dan bahkan lebih besar daripada Argentina yang berisi 45 juta orang. Begitu pula dengan Ethereum sebagai aset kripto terbesar kedua. Konsumsi energi yang digunakan untuk menambang ether (ETH) dalam setahun setara dengan Singapura dan Swiss dengan jumlah penduduk 9 juta orang.

Hal ini disebabkan oleh mekanisme konsensus mereka, _proof-of-work_ (PoW). Dengan mekanisme tersebut, orang yang ingin mendapatkan ETH atau BTC dengan menambang (_mining_), mereka harus menyediakan _rig_ pertambangan untuk menjalankan perangkat lunak yang dapat menyelesaikan kriptografi kompleks. Semakin banyak serta canggih _rig_-nya, semakin besar kesempatan untuk dapat menambang. Maka dari itu, penambang biasanya memiliki satu _warehouse_ yang penuh dengan _rig_, hanya untuk menambang.

Menyadari penambangan membutuhkan banyak biaya, penambang mulai menggunakan sumber energi terbarukan. Menurut Bitcoin Mining Council, sekitar 57% dari energi yang digunakan untuk menambang bitcoin menggunakan energi terbarukan. Hal ini disebabkan murahnya biaya menggunakan energi terbarukan seperti matahari, angin dan air. Namun, jejak karbon tetaplah menjadi masalah.

## Peran Ethereum Merge

Dengan adanya Ethereum Merge, yang diklaim akan mengurangi konsumsi energi hingga lebih dari 99%, pembaharuan ini akan mengakhiri debat dari dampak lingkungan yang dihasilkan oleh jaringan tersebut.

Ethereum dapat mengurangi konsumsi energi sebanyak itu dengan mengubah mekanisme konsensusnya, dari yang intensif energi seperti PoW menjadi _proof-of-stake_ (PoS). Mekanisme ini tidak memungkinkan lagi adanya pertambangan karena untuk memvalidasi transaksi, menggunakan sistem _staking_ atau menyimpan sejumlah ETH di jaringan tersebut. Dengan tidak adanya penambang yang berarti tidak perlu lagi menggunakan perangkat komputasi boros energi, konsumsi energi bisa sangat ditekan, menurut Ethereum Foundation dapat berkurang sampai 99,65%.

Pengurangan konsumsi energi ini bisa jadi disambut baik oleh dunia yang skeptis terhadap perkembangan aset kripto. _Non-fungible tokens_ (NFT) merupakan salah satu sektor yang dapat terkena dampaknya. Selama ini NFT dikritik karena hanya dengan melakukan transaksi 1 gambar monyet (BAYC), terdapat jejak karbon yang besar karena harus melalui mekanisme konsensus PoW. Dengan berubahnya Ethereum menjadi PoS, yang mana Ethereum merupakan jaringan yang menangani transaksi NFT dengan volume terbesar di dunia, jejak karbon yang dihasilkan oleh NFT pun ikut berkurang.

Ketika mengetik “Ethereum Merge” di Google, kita akan melihat angka hitung mundur yang digambarkan dengan panda hitam putih yang semakin lama semakin mendekat.

Sejak awal kemunculan Bitcoin, aset kripto selalu dipandang sebelah mata. (Foto CDI)

large_14sep-Hitung-Mundur-Menuju-Coindesk.jpg

medium_14sep-Hitung-Mundur-Menuju-Coindesk.jpg

small_14sep-Hitung-Mundur-Menuju-Coindesk.jpg

thumbnail_14sep-Hitung-Mundur-Menuju-Coindesk.jpg

14sep-Hitung-Mundur-Menuju-Coindesk.jpg

Hitung Mundur Menuju Ethereum Merge: Mengapa Sepenting Itu?


Seorang perwakilan eksekutif dari Binance telah mengumumkan rencananya untuk menghapus semua stablecoin di Eropa pada Juni 2024, sebagai respons terhadap regulasi baru yang tercantum dalam undang-undang Markets in Crypto-Assets (MiCA).

"Kami berkomitmen untuk menghentikan penawaran stablecoin di wilayah Eropa pada tanggal 30 Juni [2024]," ungkap _Head of Legal_ Binance France, Marina Parthuisot, saat berbicara dalam sebuah forum daring yang diselenggarakan oleh European Banking Authority (EBA). "Keputusan ini memiliki potensi dampak yang signifikan pada pasar Eropa, yang berbeda dengan wilayah lain di dunia."

Melansir [_CoinDesk_](https://www.coindesk.com/policy/2023/09/21/binance-warns-of-multiple-stablecoin-delisting-as-lawyers-puzzle-over-eus-mica/), undang-undang MiCA yang selesai disusun pada Juni ini menjadikan Uni Eropa sebagai wilayah pertama di dunia dengan regulasi kripto yang komprehensif, yang akan memungkinkan _crypto exchange_ dan penyedia _wallet_ untuk beroperasi di seluruh wilayah dengan satu lisensi tunggal.

Undang-undang tersebut menetapkan batas transaksi sebesar USD216 juta atau setara Rp3,3 triliun untuk stablecoin seperti USDT dan USDC. Ketentuan MiCA terkait stablecoin ini akan mulai berlaku pada bulan Juni 2024. 

Sementara itu, detail lebih lanjut masih dalam proses konsultasi oleh EBA dan European Securities and Market Authority (ESMA).

**Baca selengkapnya: [Uni Eropa akan Perketat Regulasi Bagi Penerbit Stablecoin](https://www.coindesk.id/berita/uni-eropa-akan-perketat-regulasi-bagi-penerbit-stablecoin)**

Masih terdapat ketidakpastian mengenai bagaimana undang-undang ini akan berdampak pada penerbit _stablecoin_ yang bersifat terdesentralisasi dan berlokasi di luar Uni Eropa. EBA sendiri telah menekankan bahwa tidak akan ada masa tenggang bagi koin-koin yang sudah beredar di pasar.

## Changpeng Zhao Beri Tanggapan

Menanggapi hal tersebut, CEO Binance, Changpeng Zhao, membuat postingan melalui platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), dengan menulis "4", yang merujuk pada FUD (Fear, Uncertainty, Doubt).

 "Itu adalah pertanyaan yang diambil di luar konteks. Faktanya, kami memiliki beberapa mitra yang meluncurkan EUR dan _stablecoin_ lainnya, tentu saja dengan cara yang sepenuhnya sesuai," tulis Zhao.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">4. <br><br>It was a question taken out of context. <br><br>In fact, we have a couple of partners launching EUR and other stable coins, in fully compliant manners of course.</p>&mdash; CZ 🔶 Binance (@cz_binance) <a href="https://twitter.com/cz_binance/status/1704843256276582459?ref_src=twsrc%5Etfw">September 21, 2023</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Sebelumnya, Zhao sendiri  telah menyampaikan pandangan positifnya terkait pengenalan regulasi MiCA.

"Kami telah bersiap dan akan terus mempersiapkan diri. Terdapat peluang menarik di depan untuk bisnis yang beroperasi dengan kepatuhan di Eropa,” katanya.

**Baca juga: [Binance Terus Keluar dari Pasar Eropa, Kali Ini Batalkan Izin Bisnis di Inggris](https://www.coindesk.id/berita/binance-terus-keluar-dari-pasar-eropa-kali-ini-batalkan-izin-bisnis-di-inggris)**

Seorang eksekutif Binance mengumumkan bahwa exchange berencana delist semua stablecoin di wilayah Eropa mulai Juni 2024 untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh UU MiCA.





Changpeng Zhao membantah rumor Binance akan delist stablecoin di Eropa. (Foto CDI)

large_110-22 September-Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao (1).jpg

medium_110-22 September-Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao (1).jpg

small_110-22 September-Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao (1).jpg

thumbnail_110-22 September-Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao (1).jpg

110-22 September-Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao (1).jpg

Beredar Kabar Binance akan Delist Stablecoin di Eropa, Begini Jawaban Changpeng Zhao

COINFEST ASIA, BALI -- Di antara banyak kegunaan dari jaringan _blockchain_, yang paling dicari adalah kecepatan, efisiensi, serta biaya yang rendah untuk pengoperasiannya. Hal-hal tersebut pun menjadi bahan pertimbangan bagi _public chain_ asal kemitraan pihak Malaysia, Zetrix, yang berambisi menjadikan _public chain_ agar dapat digunakan oleh para pebisnis dan pemerintahan. 

"Seperti yang kita tahu, banyak negara yang ingin revolusioner dengan _blockchain_, tapi bagaimana caranya? Di luar _private chain_, kita ingin menjadikan agar _public chain_ dapat digunakan juga oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan, maka dari itu kita datang ke berbagai negara, China, Malaysia, Filipina dan Indonesia, untuk mencari tahu untuk apa _blockchain_ digunakan di negara-negara tersebut," ungkap _Co-founder_ Zetrix, Dato' Fadzli Shah dalam sesi _interview_ eksklusif dengan CoinDesk Indonesia di Coinfest Asia 2023, Jumat (25/8).

Menurutnya, visi ini besar dan mereka masih di tahap awal. Tapi setidaknya, negara-negara yang bekerja sama dengan mereka sudah berpikir ke depan terkait bagaimana mereka ingin menggunakan infrastruktur yang akan disediakan oleh Zetrix. Terlebih, Zetrix memiliki banyak kelebihan dibandingkan inisiatif lainnya. Mengandalkan mekanisme konsensus _delegated proof-of-stake_ (DPoS), _blockchain_ Zetrix memiliki biaya gas yang lebih murah dan jejak karbon yang lebih sedikit.

"Kami tidak bergantung pada aktivitas atau volume jaringan, namun pada data yang dikelola, hal ini membuat _blockchain_ kami jauh lebih murah dari Ethereum. Dan karena kami ingin bekerja sama dengan pemerintahan, kami mempertimbangkan ESG [lingkungan, sosial, pengelolaan], jadi dengan DPoS, kami dapat mengurangi jejak karbon dengan sangat banyak," katanya. 

Cara mengurangi jejak karbon yang banyak ini adalah menggunakan mekanisme konsensus DPoS itu. "Kami tidak akan membuat seluruh _node_ untuk menjalankan komputasi, melainkan memilih 21 _node_ acak untuk menjalankannya," kata Dato'. "Selain 21 _node_ itu tetap akan mendapatkan _reward_, dan juga membuat jejak karbon sangat minim."

Kemudian, kelebihan Zetrix lain yang sangat penting adalah bahwa mereka memiliki interoperabilitas dengan _blockchain_ nasional Tiongkok. 

"Ya, mereka [Tiongkok] memang menggunakan _blockchain_ untuk kegunaan negara yang benar-benar serius, dan memiliki interoperabilitas ke jaringan tersebut membuat kami mengarah lebih dekat ke tujuan kami yaitu bekerja bersama pemerintah negara-negara," ungkapnya.

Untuk dapat bekerja bersama pemerintah negara, Dato' mengetahui memang tidak mudah. Ia harus menemukan mitra yang cocok dan mau sama-sama bekerja keras untuk mencapai tujuan. "Membangun kegunaan untuk dunia nyata tidak hanya semalam, butuh demokrasi, edukasi, dan kepercayaan," menurut Dato'. "Jika mendapat mitra yang mengerti teknologi memang bagus, tapi kami lebih ingin mitra yang mengerti manfaatnya, yang ingin mendorong kebijakan untuk pemerintah, yang ingin membuat keamanan yang patuh pada keinginan pemerintah."

CEO Zetrix ingin menjadikan tidak hanya private chain yang dapat digunakan oleh bisnis dan pemerintahan, namun juga public chain.

Zetrix memiliki banyak kelebihan dibandingkan inisiatif lainnya. (Foto CDI)

large_06-Coinfest Asia 2023-Zetrix berambisi menjadikan public chain dapat digunakan oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan.jpg

medium_06-Coinfest Asia 2023-Zetrix berambisi menjadikan public chain dapat digunakan oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan.jpg

small_06-Coinfest Asia 2023-Zetrix berambisi menjadikan public chain dapat digunakan oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan.jpg

thumbnail_06-Coinfest Asia 2023-Zetrix berambisi menjadikan public chain dapat digunakan oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan.jpg

06-Coinfest Asia 2023-Zetrix berambisi menjadikan public chain dapat digunakan oleh bisnis-bisnis dan pemerintahan.jpg

Coinfest Asia: CEO Zetrix, Ingin Public Chain Juga Digunakan Oleh Pebisnis dan Pemerintahan

TOKEN2049 sukses diselenggarakan pada tanggal 13-14 September 2023 di Marina Bay Sands, Singapura, dihadiri oleh lebih dari 10.000 peserta.

Acara tersebut menarik perhatian pelaku industri kripto dari berbagai negara, termasuk Rune Christensen, _co-founder_ MakerDAO yang memiliki pengalaman panjang di dunia kripto. Tim CoinDesk Indonesia—yang turut hadir dalam acara tersebut—berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Christensen. 

Dalam wawancara tersebut, Christensen memberikan gambaran mendalam tentang proyek kriptonya dan menjawab sebuah isu yang pernah menjadi perbincangan hangat di media.

## Vitalik Buterin dan Penjualan Token Maker Besar-besaran

Pada awal September lalu, MakerDAO sempat menjadi sorotan karena kabar bahwa _founder_ Ethereum, Vitalik Buterin, telah menjual seluruh token Maker (MKR) yang dimilikinya senilai USD580.000 atau setara Rp8,9 miliar ke dalam bentuk ethereum (ETH). Penjualan ini terjadi segera setelah Christensen mengusulkan penggunaan _codebase_ Solana untuk proyek _chain_ mandiri mereka yang akan datang, NewChain.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">The last phase of Endgame is the launch of a native blockchain for Maker with the codename NewChain<br><br>It will make the ecosystem more secure and efficient<br><br>After some research, I believe the Solana codebase should be considered as the basis for NewChain<a href="https://t.co/KyGxBBGlVH">https://t.co/KyGxBBGlVH</a></p>&mdash; Rune (@RuneKek) <a href="https://twitter.com/RuneKek/status/1697623700013822244?ref_src=twsrc%5Etfw">September 1, 2023</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Dalam merespons situasi ini, Christensen menyampaikan kepada CoinDesk Indonesia bahwa saat itu, ia sedang berbicara tentang pentingnya mengadopsi beberapa teknologi untuk meningkatkan ekosistem, dan tengah berada dalam tahap eksplorasi untuk mendapatkan solusi terbaik bagi MakerDAO.

"Dalam pandangan saya, saya hanya ingin memberikan manfaat kepada komunitas Ethereum, yang merupakan dasar dari Maker. Namun, tampaknya hal ini malah memicu perselisihan di antara sekelompok orang," ungkapnya.

Christensen juga berpendapat bahwa alasan di balik penjualan besar-besaran ini mungkin disebabkan oleh kondisi pasar kripto yang saat itu tidak ideal, yang membuat banyak orang mengalami kerugian besar dan merasa frustasi, yang juga mungkin dirasakan oleh Vitalik.

"Saya merasa ini sedikit mengejutkan karena Vitalik adalah sosok yang rasional dan inspiratif dalam industri ini. Namun, saya hanya berpikir bahwa tingkat emosi negatif di ruang kripto saat itu mencapai puncaknya," tambah Christensen.

Ia juga mengungkapkan bahwa sejak itu, dirinya belum pernah berkomunikasi lagi dengan Vitalik.

## Awal Mula MakerDAO

Didirikan pada 2014, MakerDAO merupakan sebuah _decentralized autonomous organization_ (DAO) yang mengembangkan teknologi untuk meminjam, menabung, dan aset kripto pada blockchain Ethereum. Mereka telah menciptakan protokol yang memungkinkan siapa pun yang memiliki ETH dan wallet MetaMask untuk meminjamkan uang dalam bentuk _stablecoin_ DAI. 

Dengan mengunci sejumlah ETH dalam _smart contract_ MakerDAO, pengguna dapat membuat sejumlah DAI. MakerDAO juga telah memainkan peran inti dalam pengembangan sistem _decentralized finance_ (DeFi) di jaringan Ethereum.

Kepada CoinDesk Indonesia, Christensen menceritakan bagaimana awalnya ia dapat mendirikan MakerDAO. Ia sendiri telah aktif di dunia kripto sejak tahun 2011, dimulai dengan kepemilikan Bitcoin dan eksplorasi teknologinya.

"Ini seolah-olah merupakan solusi bagi krisis keuangan yang tengah berkecamuk saat itu," kata Christensen.

Kendati demikian, volatilitas tinggi dalam aset kripto tersebut membuatnya beralih ke _stablecoin_ yang dianggap lebih stabil. Christensen juga menambahkan bahwa sejak saat itu, ia mendalami dan menciptakan MakerDAO sebagai proyek yang berfokus pada ide-ide yang dianggapnya penting, bukan sebagai reaksi terhadap tren atau teori yang sedang populer.

## Rencana Endgame MakerDAO

MakerDAO saat ini tengah mengimplementasikan Endgame Plan, yang merupakan sebuah proposal untuk mengubah dan meningkatkan tata kelola serta _tokenomic_ dalam ekosistem Maker. Tujuan utama dari Endgame itu sendiri adalah mencapai kondisi mandiri yang disebut sebagai _Endgame State_.

“Maker saat ini adalah DAO tertua, dengan proyek kami yang kini telah berusia kurang lebih delapan tahun. Kami juga telah melewati banyak transformasi sepanjang tahunnya,” tutur Christensen. “Endgame adalah sebuah kombinasi dari semua pengalaman yang kami lalui dan membawanya ke tahap akhir, di mana Maker Core tidak bisa diubah lagi.”

Rencana ini didasarkan pada restrukturisasi ekosistem tenaga kerja terdesentralisasi yang ada menjadi DAO baru yang independen, yakni SubDAO. Setiap SubDAO adalah sebuah DAO yang memiliki token tata kelola, proses pengelolaan, tenaga kerja, dan antarmuka yang unik.

Menurut Christensen, saat ini ada empat SubDAO berbeda yang meskipun memiliki komunitas yang relatif kecil, tetapi terus berkembang dan penuh semangat.

"Kami telah berhasil mencapai tujuan untuk memastikan bahwa kami dapat menciptakan komunitas yang berbeda, di mana orang-orang yang tertarik dengan hal tertentu dapat bergabung dalam komunitas yang berfokus pada hal tersebut," ungkap Christensen.

Ia juga menekankan bahwa salah satu aspek terpenting dari Endgame adalah peluncuran dan pengelolaan sub ekosistem Maker. Dinamika antara berbagai bagian sistem ini didukung oleh _tokenomic_, di mana token-token yang didistribusikan dapat diperdagangkan. Tujuan dari ini bukan hanya bersaing antar-SubDAO, tetapi juga menciptakan sinergi dan kolaborasi di antara mereka.

Mengenai _chain_ baru Maker yang disebut NewChain, Christensen mengungkapkan bahwa ini termasuk ke dalam fase terakhir dari Endgame Plan dan masih akan memerlukan waktu tiga tahun atau bahkan lebih untuk mengembangkannya sepenuhnya. Timnya saat ini tengah melakukan eksplorasi teknologi blockchain yang berbeda untuk menentukan mana yang paling cocok untuk NewChain. Proses ini membutuhkan waktu lama karena mereka ingin membuat keputusan berdasarkan data dan penelitian yang tepat.

"Awalnya, kami mencoba dengan blockchain Solana, tetapi kami juga sedang mempertimbangkan alternatif lain untuk memahami apa yang benar-benar kami butuhkan," katanya. "Kemudian, kami akan melakukan perbandingan objektif berdasarkan penelitian yang cermat tentang teknologi mana yang tersedia dan cocok untuk tujuan kami."

Christensen sendiri dengan tegas menyatakan keyakinannya bahwa Endgame Plan akan berhasil, dengan meyakini bahwa sistem terdesentralisasi adalah kunci untuk membangun dunia kripto yang berkelanjutan.

“Apa yang selalu membuat saya sangat bersemangat tentang kripto adalah potensi untuk mengubah sistem keuangan agar lebih transparan, lebih adil, dan itu tidak dapat dilakukan tanpa blockchain. Jika ada yang bisa membuatnya berhasil, maka itu adalah Maker karena kami adalah orang-orang yang telah berfokus untuk membangun hal-hal yang nyata,” ungkap Christensen. “Ini akan menjadi hal terbesar yang terjadi di bidang ini dalam waktu yang sangat lama dan akan mengembalikan pertumbuhan dan inovasi.”

Ketika ditanya tentang apa yang akan terjadi setelah berakhirnya Endgame Plan, Christensen menyatakan bahwa tidak akan ada rencana baru karena situasi akan tetap tidak berubah. Namun, ia mungkin akan tetap terlibat dalam SubDAO atau mendukung timnya dalam menjalankan ekosistem Maker.

"Atau mungkin saya akan meninggalkan dunia kripto sepenuhnya. Itu selalu menjadi impian saya. Impian DAO adalah membangunnya, menjalankannya, dan kemudian Anda bisa pergi dan tidak perlu khawatir lagi. Namun, kita masih jauh dari mencapai impian tersebut," tambahnya.

Christensen juga mengundang para pegiat kripto untuk terus memperhatikan SubDAO dari MakerDAO, terutama bagi komunitas di Indonesia dan Asia Tenggara. Dia menekankan bahwa telah ada SubDAO khusus yang fokus pada aset-aset riil dan berupaya mengalokasikan modal ke dalam kredit swasta, dengan tujuan meningkatkan jenis transaksi berkualitas tinggi di kawasan Asia Tenggara.

"Di negara-negara seperti Indonesia, Singapura, dan Vietnam, pertumbuhan berkualitas tinggi terjadi di sini. Itulah tempat di mana kredit swasta berkualitas tinggi akan menjadi kenyataan," tambahnya.


Christensen juga memberikan rincian terkait proposal Endgame Plan MakerDAO yang tengah berlangsung.

Rune Christensen bersama tim CoinDesk Indonesia di TOKEN2049 Singapore. (Foto CDI)

large_92-20 September-Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin (1).jpg

medium_92-20 September-Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin (1).jpg

small_92-20 September-Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin (1).jpg

thumbnail_92-20 September-Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin (1).jpg

92-20 September-Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin (1).jpg

TOKEN2049: Rune Christensen Beri Respons Terhadap Penjualan Token MakerDAO oleh Vitalik Buterin dan Rencana EndGame

Platform _crypto exchange_ Indonesia, [Reku](https://reku.id/), baru-baru ini mengumumkan kesuksesannya dalam menjangkau pengguna di 500 kota dan kabupaten di Indonesia.

Dalam acara Media Clinic Reku yang berlangsung di Jakarta, Selasa (19/9/2023), Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) sekaligus Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby Bun, mengatakan pencapaian ini merupakan upaya lanjutan dari perusahaan untuk meningkatkan adopsi kripto khususnya di Indonesia.

Selain itu, Robby menambahkan bahwa hal ini juga merupakan tanggapan terhadap sejumlah tantangan yang dihadapi dalam ekosistem kripto Indonesia. Menurutnya, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Reku adalah masalah keamanan dan sentimen negatif terhadap kripto, yang disebabkan oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan melanggar regulasi yang berlaku.

“Oleh sebab itu, investasi aset kripto kerap kali dikaitkan dengan berita negatif. Padahal, semuanya tergantung pada sejauh mana penyedia platform mematuhi peraturan yang ada,” ungkap Robby. 

Untuk mengatasi tantangan ini, Reku telah memastikan keamanan operasionalnya sesuai dengan peraturan pemerintah, dengan mendapatkan sertifikasi ISO 270001 untuk melindungi keamanan pengguna. Mereka juga menerapkan otentikasi ganda dan enkripsi standar internasional. 

Selain itu, Reku telah memperoleh izin dari Bappebti untuk fitur _staking_ dan telah merilis _Proof of Reserve_ (PoR) yang diuji dan diaudit secara berkala. Semua langkah ini diambil untuk memastikan bahwa dana dan transaksi pengguna tersimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi, ungkap Robby.

## Program Literasi Investasi dan Kripto

Selain mengatasi masalah keamanan, Reku juga terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi investasi dan kripto di kalangan masyarakat. Robby menjelaskan bahwa Reku secara rutin melaksanakan program edukasi agar masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang bijak dan memahami risikonya. Program ini mencakup pemilihan platform investasi yang sesuai dan terdaftar.

“Reku aktif melakukan edukasi berbasis komunitas yakni ReKru Roadshow, yang telah diadakan di 30 kota dan menjangkau lebih dari 1.500 orang. Termasuk diantaranya kota tier 2 dan 3. Kegiatan ini sifatnya _always-on_, untuk meningkatkan literasi dan menangkap peluang adopsi kripto termasuk di luar pulau Jawa,” tuturnya.

Robby juga menekankan pentingnya prinsip "PERMISI" bagi para investor sebelum melakukan investasi.

“Dalam hal ini, cek PERizinan, pahaMI, dan diversifikaSI. Dengan begitu, kita bisa lebih bijak dalam menentukan platform dan instrumen investasi,” jelasnya. 

## Kolaborasi dengan Figur Publik di Indonesia

Untuk mencapai pengguna—terutama di kalangan generasi muda—Reku telah menjalin kerja sama dengan Maudy Ayunda sebagai Brand Ambassador yang akan memberikan edukasi tentang kesiapan mental dan finansial sebelum terlibat dalam investasi.

Selain itu, Reku juga telah berkolaborasi dengan sejumlah tokoh finansial ternama seperti Prita Ghozie, Felicia Putri Tjiasaka, Aliyah Natasya, dan Samuel Ray untuk memberikan literasi investasi.

Menurut Robby sendiri, pengguna Reku saat ini memiliki rentang usia yang beragam, termasuk sebagian besar berusia antara 18-30 tahun (48%), 31-44 tahun (38%), dan 45-55 tahun (13%).

## Peringatan Tentang Modus Penipuan Kripto

Pada kesempatan yang sama, _Crypto Analyst_ Reku, Afid Sugion, memberikan edukasi agar masyarakat dapat memahami berbagai jenis modus penipuan yang sering terjadi dalam dunia kripto, seperti platform _exhchange_ ilegal, _pig butchering_, skema Ponzi, dan tindakan yang merugikan lainnya seperti _rug pull_.

Afid menekankan pentingnya bagi pengguna untuk memahami fundamental aset kripto, termasuk membaca _white paper_ aset kripto untuk memahami proyeknya, teknologi yang digunakan, dan tim yang terlibat.

“Investor juga perlu memperhatikan kondisi pasar agar keputusan investasi lebih bijak, bukan sekedar ikut-ikutan,” tambah Afid.



CCO Reku, Robby Bun, mengungkapkan bahwa pencapaiannya tersebut merupakan upaya lanjutan dari perusahaan untuk meningkatkan adopsi kripto, khususnya di Indonesia.

Hitung Mundur Menuju Ethereum Merge: Mengapa Sepenting Itu?

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait