Ketika platform _decentralized finance_ (DeFi) yakni Acala diserang pada Sabtu (13/8) dan pelakunya berhasil menyedot stablecoin Acala, aUSD, senilai USD3 miliar (Rp44,3 triliun), pertanyaan yang muncul adalah: Bukankah Acala telah mengaudit kode mereka?

Ya, protokol berbasis Polkadot tersebut tentu saja telah melakukannya. Namun, eksploitasi tersebut melibatkan kesalahan konfigurasi di salah satu _liquidity pool_ Acala  yang sepenuhnya berasal dari proyek lain yakni protokol Honzon. Alih-alih dengan daftar pesanan konvensional, _Liquidity pool_ merupakan tulang punggung dari _decentralized exchange_ (DEX) di mana aset kripto ditukar sesuai dengan persamaan matematika.


Hal tersebut memungkinkan pembuatan stablecoin aUSD senilai USD3,02 miliar (Rp44,6 triliun), yang membawanya ke penurunan harga secara dramatis yang seharusnya bernilai USD1 (Rp14.798) per koin.

“Kami tidak melakukan tinjauan menyeluruh terhadap protokol Honzon. Kami menganggap pada saat itu bahwa tinjauan tambahan diperlukan untuk sepenuhnya menyelidiki masalah yang kami identifikasi, ” Jelas Nick Selby selaku _vice president of the software assurance practice_ di Trail of Bits dalam sebuah wawancara dengan CoinDesk. Badan usaha tersebut merupakan salah satu dari beberapa perusahaan yang mengaudit _smart contract_ Acala pada 2021.

Dalam sebuah pernyataan kepada CoinDesk, Bryan Chen selaku _co-founder_ dan _CTO_ Acala menjelaskan bahwa beberapa audit dilakukan dengan beberapa firma audit terkemuka selain Trail of Bits, salah satunya adalah Security Research Labs (SRLabs), sebuah badan usaha konsultan dan riset keamanan siber.

“Semua kode yang terlibat dalam _minting_ aUSD yang salah merupakan kode yang matang dan telah diaudit beberapa kali serta telah diuji pada Karura yakni jaringan kami pada Kusama,” Jelas Chen. Kusama merupakan situs pengembangan eksperimental untuk proyek yang berkaitan dengan Polkadot.

Bette Chen, _co-founder_ dan _CEO_ Acala, menambahkan beberapa penjelasan terkait situasi tersebut dengan menekankan bahwa audit tidak mendeteksi kesalahan konfigurasi parameter.

"Konfigurasi parameter bukan bagian dari perubahan kode. Misalnya, ketika rasio likuiditas diubah, maka tidak ada audit baru yang diperlukan; hak suara dari tata kelola dapat memperbarui parameter. Namun, kode itu sendiri seharusnya dapat mencegah kesalahan konfigurasi yang tidak diambil oleh audit internal dan eksternal,” Jelasnya dalam sebuah pernyataan kepada CoinDesk.

Dengan kata lain, kode protokol seharusnya menangkap kesalahan dalam konfigurasi parameter, namun nyatanya tidak demikian.

Sekitar 2,97 miliar dari 3,02 miliar aUSD yang di-_mint_ secara keliru kemudian dipulihkan, dan sekitar 1,29 miliar aUSD dibakar setelah pemungutan hak suara tata kelola yang mendesak. Komunitas Acala juga memilih untuk membakar sisa 1,68 miliar aUSD dalam pemungutan suara berikutnya. Inilah bagaimana caranya tersebut terurai.

# _Liquidity pool_ iBTC/aUSD
Interlay, sebuah jaringan stablecoin terdesentralisasi, baru-baru ini meluncurkan InterBTC (iBTC) yakni sebuah token _wrapped bitcoin_. _Wrapped token_ merupakan versi sintetis dari aset kripto yang bukan merupakan _native token_ dari _blockchain_ tempat mereka berada. Token iBTC ini memulai debutnya pada dua platform DeFi Polkadot, yakni Acala dan Moonbeam.

Pada 4 Agustus 2022, Acala mengumumkan _liquidity pool_ iBTC/aUSD. _Liquidity pool_ tersebut tersebut akan diluncurkan pada sekitar 13 Agustus 2022. Anggota komunitas Acala diajak untuk menyumbangkan iBTC dan aUSD ke dalam _pool_ tersebut untuk membangun likuiditas. Penyedia likuiditas ini selanjutnya akan dihargai dengan token interlay (INTR) dan acala (ACA).

# Serangan _error mint_
_Liquidity pool_ iBTC/aUSD diluncurkan sesuai jadwal yakni pada 13 Agustus 2022. Sesaat setelah itu, terjadilah _error mint_. Akar penyebabnya adalah kesalahan konfigurasi protokol yang mendistribusikan _reward_ dalam USD, bukan INTR dan ACA.

Dalam hitungan beberapa menit, kontributor Acala mengetahui aktivitas tersebut dan memberitahukannya kepada komunitas. Tak lama kemudian, komunitas Acala mengadakan pemungutan suara tata kelola yang mengizinkan penghentian Acala Swap, yakni protokol DEX dari Acala.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan adanya kesalahan konfigurasi protokol Honzon sebagai akar penyebabnya. Pemungutan suara berikutnya dilakukan yang menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan Honzon untuk sementara waktu dan akhirnya memperbaiki situasi yang kacau tersebut.

Sebagai stablecoin, aUSD biasanya diperdagangkan pada perbandingan 1:1 dengan dolar AS. Nilai aUSD turun dari sekitar USD1,03 (Rp15.242) menjadi USD0,009 (Rp133) setelah penyerangan tersebut.

# Melacak pelakunya
Pada 15 Agustus 2022, Acala telah melacak semua transaksi ke 16 _wallet_ yang terkait dengan _error mint_. Jumlah total pada _wallet_ tersebut awalnya diperkirakan sekitar 1,29 miliar aUSD. Tambahan senilai 4,3 juta tetap tidak diklaim pada _reward pool_ iBTC/aUSD.

Dua hari kemudian tepatnya pada 17 Agustus 2022, komunitas Acala melakukan analisis penelusuran transaksi kedua. Mereka menemukan bahwa total 3,022 miliar aUSD (dan bukan 1,29 miliar seperti yang diperkirakan semula) telah salah di-_mint_ dan diklaim sebagai _reward_ oleh penyedia likuiditas. Untungnya, tambahan senilai 1,68 miliar aUSD juga dipulihkan, sehingga total dana yang dipulihkan menjadi 2,97 miliar aUSD dari total 3,02 miliar aUSD.

Komunitas mengeluarkan referendum untuk membakar 1,29 miliar aUSD yang dipulihkan pada 15 Agustus 2022. Hal tersebut memulihkan sebagian pasak token, yang saat ini berada di nilai sekitar USD0,80 (Rp11.838). Pemungutan suara tata kelola lainnya terjadi pada 20 Agustus 2022 untuk membakar sisa 1,68 miliar aUSD.

# Setelah eksploitasi Acala
Acala dengan jelas telah mengidentifikasi protokol _liquidity pool_ aUSD Honzon sebagai sumber kerentanan dari _mint_ aUSD. Aset yang dipasangkan dengan aUSD dalam _pool_ yang dimaksud yakni iBTC tidak terpengaruh, kodenya juga bukan bagian dari masalah. Interlay telah menjauhkan diri dari bencana tersebut.

“Ada satu hal penting yang harus diluruskan, kejadian tersebut bukanlah peretasan… Interlay atau iBTC belum dikompromikan. Insiden tersebut tidak membahayakan Interlay sebagai sebuah jaringan atau iBTC sebagai sebuah produk dengan cara apa pun. Semua operasi sistem telah dan tetap berfungsi penuh,” Jelas Alexei Zamyatin, _co-founder_ dan _CEO_ Interlay, mengatakan dalam sebuah wawancara kepada CoinDesk.

Seluruh _error mint_ Acala masih diselidiki. Dalam sebuah pernyataan, Bette Chen mengatakan, “Kami terus bekerja dengan mitra dan kontributor kami untuk melacak USD yang di-_mint_ secara keliru oleh 16 _wallet address_. Hasil dari penyelidikan ini akan terus dipublikasikan secara transparan, dan komunitas dapat terus secara kolektif merumuskan proposal untuk menyelesaikan kesalahan _mint_ aUSD. Kami sangat menghargai kesabaran dan dukungan semua orang."


Eksploitasi dari salah satu 'liquidity pool' Acala menggambarkan seberapa mudahnya dana bernilai miliaran dolar AS yang dapat disedot dari platform DeFi, yang berpotensi mendatangkan malapetaka pada seluruh industri ini dalam hitungan menit.

Acala dengan jelas telah mengidentifikasi protokol liquidity pool aUSD Honzon sebagai sumber kerentanan dari mint aUSD. (Foto CDI)

large_23agu-Eksploitasi-Acala-Coindesk.jpg

medium_23agu-Eksploitasi-Acala-Coindesk.jpg

small_23agu-Eksploitasi-Acala-Coindesk.jpg

thumbnail_23agu-Eksploitasi-Acala-Coindesk.jpg

23agu-Eksploitasi-Acala-Coindesk.jpg

Mengupas Kisah Dibalik Eksploitasi Platform Kripto, Acala, Senilai Rp44,3 Triliun

CoinEx, _crypto exchange_ yang berbasis di Hong Kong, mengalami peretasan pada 12 September 2023, yang menyebabkan kerugian hingga sekitar puluhan juta dolar AS.

[Menurut](https://coinex.medium.com/coinex-updates-on-recent-hot-wallets-hack-780a600dc846) CoinEx, serangan ini pertama kali terdeteksi melalui penyusupan ke _private key_ yang digunakan untuk _hot wallet_, tempat aset kripto disimpan di platform. Total kerugian yang disebabkan oleh peretasan ini mencapai USD70 juta atau setara Rp1 triliun, meskipun CoinEx menekankan bahwa ini hanya merupakan sebagian kecil dari total aset mereka. 

Sementara itu. aset yang dicuri termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Solana (SOL), dan lainnya.

Melalui akun X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), CEO CoinEx, Haipo Yang, menyampaikan permintaan maaf kepada pengguna dan menegaskan bahwa dana mereka akan tetap aman. Dia juga berkomitmen untuk memberikan kompensasi hingga 100% atas kerugian yang diderita oleh pengguna.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">To all CoinEx users &amp; friends: We deeply regret the recent hack and extend our sincerest apologies to those affected. Your concern and attention have not gone unnoticed.</p>&mdash; Haipo Yang (@yhaiyang) <a href="https://twitter.com/yhaiyang/status/1702290673544966183?ref_src=twsrc%5Etfw">September 14, 2023</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>


## Langkah CoinEx untuk Menangani Peretasan

Menanggapi peristiwa tersebut, Yang menyebut bahwa tim CoinEx segera mengambil serangkaian tindakan darurat selama 48 jam setelah peretasan terjadi. Hal ini termasuk penangguhan deposit dan _withdrawal_ dan pemindahan aset ke _cold storage_ yang aman.

Selain itu, CoinEx menyatakan akan berfokus pada peningkatan sistem _wallet_ mereka yang akan sepenuhnya baru untuk mengatasi lebih dari 211 _chain_ dan 737 aset yang didukung. Di sisi lain, layanan _withdrawal_ akan diaktifkan secara bertahap setelah melalui pemeriksaan keamanan yang ketat.

CoinEx menambahkan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan arsitektur _wallet_ mereka, menghitung kerugian, dan mengidentifikasi _address_ yang mencurigakan dengan bantuan dari mitra dan platform _crypto exchange_ lainnya.
 
Langkah-langkah tambahan yang akan dilakukan juga termasuk peningkatan sistem keamanan untuk mitigasi risiko terjadinya peretasan lainnya di masa depan.

“Kami akan meningkatkan sistem keamanan dan manajemen risiko kami, serta menyiapkan Risk-Prevention Fund CoinEx untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan respons kami terhadap berbagai kemungkinan,” jelas CoinEx. 

Mereka juga berencana untuk berkolaborasi dengan perusahaan keamanan dan mitra di industri kripto untuk membangun kepercayaan lebih dalam komunitas mereka.





Peretasan yang terjadi menyebabkan kerugian hingga USD70 juta, namun CEO Haipo Yang menekankan bahwa dana pengguna tetap aman.

large_116-22 September-Coinex diretas.jpg

medium_116-22 September-Coinex diretas.jpg

small_116-22 September-Coinex diretas.jpg

thumbnail_116-22 September-Coinex diretas.jpg

116-22 September-Coinex diretas.jpg

Exchange CoinEx Diretas, Platform Nyatakan akan Beri Kompensasi Hingga 100% ke Pengguna

COINFEST ASIA, BALI -- Perusahaan-perusahaan besar dunia mulai merambah ke dunia Web3, seperti Visa dan Mastercard yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan Web3 demi mencapai keinginannya. PortalHQ hadir menjadi salah satu solusi yang memudahkan perusahaan-perusahaan yang ingin berpindah ke Web3 dengan segala infrastruktur yang mereka tawarkan.

"Betul, kami adalah infrastruktur dan menyediakan seluruh infrastruktur yang diperlukan perusahaan dalam satu _software development kit_ (SDK) dan bahkan dapat membantu pembuatan dari nol sampai peluncuran dalam hitungan minggu dengan PortalHQ," papar Strategy and Operations Lead PortalHQ, Nellie Tan Yee Feng, dalam _interview_ eksklusif CoinDesk di Coinfest Asia by Coinvestasi, Jumat (25/8).

Menurut Nellie, semua platform atau perusahaan, bahkan perusahaan B2B dapat membuka akses Web3 ke penggunanya. Entah itu dari sektor keuangan seperti _fintech_ atau bahkan _exchange_ hingga _brand_ dan proyek web. "Kami menyediakan _end-to-end wallet_ juga. Jika tertarik untuk memasukkan _white label wallet_ ke aplikasi, PortalHQ akan menyediakannya," katanya.

Baru-baru ini PortalHQ membantu meluncurkan _exchange_ kripto yang memiliki hampir 10 juta pengguna di Amerika Selatan menggunakan infrastruktur mereka yang sudah terskalakan bagi pengguna ritel.

"Yang perlu Anda lakukan hanya kontak kami di situs web dan kami akan segera kontak balik Anda secepat yang kami bisa," ungkap Nellie. "Anda juga tidak perlu memiliki proyek yang sudah ada karena kami juga banyak bekerja sama dengan perusahaan yang masih dalam tahap _seed_ dan _pre-seed_. Saat ini kami sedang bekerja sama dengan _fintechs_ dan _exchange_ besar, salah satunya dari Indonesia."

Nellie mengungkapkan bahwa mereka dapat menangani segala bentuk perusahaan dan fase mereka karena platform pengembangan mereka sangat fleksibel, sangat mudah untuk diintegrasikan, dan mencakup seluruh platform yang penting.

"Kami menyediakan SDK _mobile_, di iOS, Android, dan React Native. Kami juga menyediakan SDK web dan _browser_. Semuanya lengkap yang dibutuhkan untuk peluncuran aplikasi," jelasnya.

Lalu, ketika ditanya terkait masalah keamanan yang kerap terjadi di _blockchain_ dan Web3 belakangan ini, Nellie mengungkapkan bahwa mereka percaya diri karena latar belakang tim mereka mayoritas dari keamanan, yang membuat mereka memiliki pengetahuan terkait keamanan yang banyak.

"Selain itu, kami juga memiliki _MPC Wallet_ yang berarti pengguna dapat melindungi kunci mereka tanpa menggunakan _seed phrases_ yang mana mencegah pengguna kehilangan _seed phrases_ ketika berusaha untukmengendalikan simpanan mereka sendiri. Kami juga memiliki _security policy engine_ yang memungkinkan pengguna melakukan _whitelist_ terhadap _smart contracts_ tertentu yang dapat berinteraksi dengan pengguna atau memblokir _smart contract_ buruk yang juga dapat berinteraksi dengan mereka," jelas Nellie.

Nellie juga menyebutkan bahwa Portal mempraktikkan pertahanan secara mendalam dalam praktik keamanannya dan memiliki sertifikasi keamanan internasional seperti SOC II Tipe II untuk mengamankan platformnya dan menjaga keamanan dana pengguna.

PortalHQ menyediakan segala infrastruktur yang diperlukan bagi segala bentuk perusahaan.

Menurut Nellie, semua platform atau perusahaan, bahkan perusahaan B2B dapat membuka akses Web3 ke penggunanya. (Foto CDI)

large_07-Coinfest Asia 2023-PortalHQ Selesaikan Kesulitan Pembangunan Infrastruktur Untuk yang Ingin Pindah ke Web3.jpg

medium_07-Coinfest Asia 2023-PortalHQ Selesaikan Kesulitan Pembangunan Infrastruktur Untuk yang Ingin Pindah ke Web3.jpg

small_07-Coinfest Asia 2023-PortalHQ Selesaikan Kesulitan Pembangunan Infrastruktur Untuk yang Ingin Pindah ke Web3.jpg

thumbnail_07-Coinfest Asia 2023-PortalHQ Selesaikan Kesulitan Pembangunan Infrastruktur Untuk yang Ingin Pindah ke Web3.jpg

07-Coinfest Asia 2023-PortalHQ Selesaikan Kesulitan Pembangunan Infrastruktur Untuk yang Ingin Pindah ke Web3.jpg

Coinfest Asia 2023: PortalHQ Berikan Solusi Pembangunan Infrastruktur Bagi Mereka yang Hendak Beralih ke Web3

COINFEST ASIA, BALI -- Beragam use-case dan inovasi yang hadir pada teknologi Web3 menjadi sorotan yang menarik, apalagi di tengah kelesuan pasar kripto yang tak kunjung usai. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh juru bicara Fireblocks kepada di Coinfest Asia 2023. 

VP Sales Wilayah APAC Fireblocks, Amy Zhang, mengungkapkan bahwa tahun ini, mereka menyaksikan perbedaan volume di pasar kripto dan perubahan tren kegunaan (_use cases_) di ekosistem. 

"Kami melihat mulai sedikit orang meluncurkan financial use-case seperti _trading_ dan _exchange_, namun orang condong untuk meluncurkan use-case non-keuangan seperti contohnya Web3," kata Zhang dalam _interview_ eksklusif dengan CoinDesk Indonesia di Coinfest Asia by Coinvestasi, Kamis (24/8).

Perbedaan volume kripto, Zhang menjelaskan, disebabkan oleh perbedaan tujuan dari institusi. Misalnya ketika tahun 2020 dan 2021 lalu banyak perusahaan pembayaran dan perbankan mencoba untuk masuk dan menawarkan _trading_ kripto, namun sekarang itu bergeser. "Sekarang mereka memfokuskan pada menggunakan infrastruktur berbasis _blockchain_ agar dapat melakukan tokenisasi aset dunia nyata," kata Zhang. "Sehingga mereka dapat membangun serangkaian penawaran produk baru untuk klien institusi mereka juga."

Maka dari itu, Fireblocks memiliki penawaran solusi _wallet_ yang dapat membantu pelanggan mereka dari Web2 yang ingin berpindah ke Web3 atau menawarkan apa yang ia katakan sebagai "pengalaman Web2,5". 

"Dari sudut pandang kami, saya kira kami hanya menawarkan solusi _wallet_ yang secara efektif membuat Fireblocks sukses terkait keamanan. Dengan serangkaian keamanan yang kami miliki, kami dapat mencegah terjadinya kebocoran siber atau serangan siber baik itu di Web2 ataupun Web3," jelasnya. 

Zhang menjelaskan bahwa mereka melihat keamanan dari berbagai tingkatan agar mereka dapat menghindari tidak hanya satu masalah, tapi banyak masalah sekaligus. Dari tingkatan paling dasar, Fireblocks menggunakan komputasi _multi-party_ yang mana menjadi jalan bagi pengguna untuk mengamankan kunci dan mereka bertransaksi. Mereka mengetahui bahwa masalahnya bukan hanya karena sistem yang mudah diserang, tapi juga ada pada individu yang memiliki kendali penuh atas aset mereka. 

"Kemudian yang kedua semacam perlindungan perangkat keras. Anda mengerti bahwa kunci harus ditandatangani dan disebarkan. Tapi bagaimana caranya agar penyerang sulit untuk mendapatkan akses ke kunci tersebut? Kami menggunakan perangkat keras bernama Intel SGX untuk melindungi kunci itu," katanya.

Lalu pada akhirnya, Zhang mengungkapkan bahwa seberapa kuat pengguna dan perangkat keras menyimpan kunci, semua itu akan buyar ketika operasional dan pengelolaannya buruk. "Keamanan siber itu, seakan kita akan diserang peretas misterius di dalam sistem kita, padahal realitanya kebanyakan peretasan atau seharusnya saya sebut kehilangan aset adalah karena manajemen yang buruk dan tantangan operasional," ungkapnya.

"Jadi bagaimana kami merancang sistem yang melindungi orang-orang dari hal-hal seperti itu? Kami memikirkannya terkait pembagian kebijakan pengelolaan, kontrol berbasis risiko, atau berbagai prinsip keamanan Web2 yang masih relevan digunakan di Web3 saat ini," jelas Zhang. 

Meski penuh dengan risiko, ia mengungkapkan optimismenya terhadap masa depan Web3 karena banyak hal yang menarik yang sedang dan akan terjadi, seperti _brand_ besar yang mencoba untuk menghadirkan pengalaman Web3 bagi para penggunanya.

"Dan teknologinya sendiri memang sangat menarik untuk dimanfaatkan dan cukup mudah untuk diskalakan. Web3 mengubah cara bagaimana aset didanakan, bagaimana interaksi pengguna terjadi. Semuanya akan menjadi lebih menarik dengan Web3," tutupnya.

Tahun 2023 menjadi tahun pembelajaran yang membuat Fireblocks berkembang karena perbedaan volume kripto dan pergeseran tren kegunaan di kripto.

Fireblocks memiliki penawaran solusi wallet yang dapat membantu pelanggan mereka dari Web2 yang ingin berpindah ke Web3. (Foto CDI)

large_08-Coinfest Asia 2023-Fireblocks Tren Kegunaan di Kripto Bergeser, dari Keuangan Sampai Tokenisasi (1).jpg

medium_08-Coinfest Asia 2023-Fireblocks Tren Kegunaan di Kripto Bergeser, dari Keuangan Sampai Tokenisasi (1).jpg

small_08-Coinfest Asia 2023-Fireblocks Tren Kegunaan di Kripto Bergeser, dari Keuangan Sampai Tokenisasi (1).jpg

thumbnail_08-Coinfest Asia 2023-Fireblocks Tren Kegunaan di Kripto Bergeser, dari Keuangan Sampai Tokenisasi (1).jpg

08-Coinfest Asia 2023-Fireblocks Tren Kegunaan di Kripto Bergeser, dari Keuangan Sampai Tokenisasi (1).jpg

Coinfest Asia 2023: Fireblocks Tawarkan Solusi Wallet untuk Memfasilitasi Transisi Pengguna dari Web2 ke Web3

Sebagai _blockchain layer 2_ yang baru, Base, mampu beberapa kali menyentuh titik tertinggi baru dalam urusan jumlah transaksi harian. Jumlah transaksi harian Base pada Kamis (14/9) kemarin menyentuh 1,88 juta transaksi, melampaui beberapa rival _layer 2_-nya seperti Arbitrum dan Optimism, yang masing-masing hanya mendapatkan jumlah transaksi harian 780 ribu dan 370 ribu.

Menurut _head of research_ IntoTheBlock, Lucas Outumuro, tingginya transaksi harian di Base ini bukan karena aplikasi _decentralized finance_ (DeFi) atau _marketplace non-fungible tokens_ (NFT), melainkan karena aplikasi _decentralized social_ (DeSo) yang sempat _booming_, [Friend.tech](https://www.coindesk.id/berita/friend-tech-raih-popularitas-dalam-waktu-singkat-pengamat-minta-trader-hati-hati).

Meski transaksi di Friend.tech memang mendapati penurunan yang tajam sejak peluncurannya pada awal Agustus, pekan lalu tingkat penggunaannya meningkat karena pengguna kembali lagi untuk mendapatkan poin yang nantinya dapat digunakan untuk _airdrop_. Transaksi Friend.tech sendiri mencapai 529 ribu pada pekan lalu, melebihi puncaknya pada awal Agustus sebanyak 525 ribu, kemudian sempat turun menjadi 51 ribu pada akhir Agustus.

![A3YM67D7VNFPLD6JZOSJIX5NOE.webp](/uploads/A3_YM_67_D7_VNFPLD_6_JZOSJIX_5_NOE_21fafb0fcc.webp)

Jumlah transaksi harian Base ini melampaui beberapa rival layer 2-nya, seperti Arbitrum dan Optimism.

Jumlah transaksi harian Base melampaui beberapa rival layer 2-nya seperti Arbitrum dan Optimism. (Foto CDI)

Mengupas Kisah Dibalik Eksploitasi Platform Kripto, Acala, Senilai Rp44,3 Triliun

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait