Bitcoin (BTC) mengalami kerugian selama tujuh pekan berturut-turut untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya bitcoin. Peristiwa ini terjadi di tengah penurunan harga pasar secara keseluruhan, regulasi kripto yang semakin ketat, memudarnya ketertarikan ritel, serta risiko sistemik di sektor kripto yang tinggi. 

Bitcoin hampir mencapai level USD47 ribu atau sekitar Rp690 juta pada pertengahan Maret dalam sebuah reli yang berlangsung selama beberapa pekan. Angka ini diperoleh setelah kejatuhan harga BTC pada USD37 ribu atau sekitar Rp543 juta, dari level tertinggi sepanjang masanya pada November lalu yakni hampir senilai USD69 ribu atau sekitar Rp1 miliar. Sejak saat itu, harga bitcoin selalu turun setiap pekannya dan dapat terjun lagi sampai ke level serendah USD20 ribu atau sekitar Rp293 juta jika kondisi pasar seperti ini terus berlanjut.


![kerugian-bitcoin-7-pekan-berturut-coindesk.png](/uploads/kerugian_bitcoin_7_pekan_berturut_coindesk_d982e1d63e.png)

Bitcoin, yang merupakan aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, telah lama diposisikan sebagai alternatif aset lindung nilai (_hedge_) melawan inflasi.

Sejauh ini, hal tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Di sisi lain, bitcoin sangat berkorelasi dengan pasar global dan telah diperdagangkan serupa dengan saham-saham teknologi yang berisiko selama beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, beberapa analis menyarankan investor untuk menjual bitcoinnya terlebih dahulu.


"Kami mengharapkan _bear market_ tidak melonggarkan pegangannya sampai beberapa pekan ke depan. Menurut kami, belum akan ada sentimen untuk menaikkan harga hingga mendekati harga tertinggi pada 2018, yakni mendekati USD19.600 atau sekitar Rp287 rupiah," tambah Kuptsikevich. 

Bitcoin terjun ke titik terendah yaitu USD24 ribu atau sekitar Rp352 juta pekan lalu seiring _stablecoin_ tether (USDT) sempat kehilangan kesetaraannya dengan dolar AS. Sentimen di antara investor juga telah terguncang akibat LUNA milik Terra dan stablecoin mereka, terraUSD (UST).




Ketakutan terhadap inflasi dan sentimen ekonomi makro membuat bitcoin gagal menjadi penahan inflasi dalam beberapa pekan terakhir.


large_16-mei_bitcoin-kerugian-7-pekan-coindesk

medium_16-mei_bitcoin-kerugian-7-pekan-coindesk

small_16-mei_bitcoin-kerugian-7-pekan-coindesk

thumbnail_16-mei_bitcoin-kerugian-7-pekan-coindesk

16-mei_bitcoin-kerugian-7-pekan-coindesk

Bitcoin Alami Kerugian Selama 7 Pekan Berturut-turut Untuk Pertama Kali

Data _blockchain_ menunjukkan bahwa terjadi arus masuk _staking_ likuid ether (ETH) di Binance sebanyak USD500 juta atau sekitar Rp7,7 triliun selama akhir pekan, menurut [DefiLlama](https://defillama.com/protocol/binance-staked-eth?usdInflows=true).

![FWHKT6NTLJF3FJBWQOIDVMXZOI.webp](/uploads/FWHKT_6_NTLJF_3_FJBWQOIDVMXZOI_986a305a96.webp)

Sebanyak 318.189 token derivatif _wrapped_ Binance ETH (WBETH) di-_mint_ pada Sabtu (23/9) dan Minggu (24/9) dalam lima kali kesempatan, atau setidaknya USD100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun per kesempatan.

Oleh karena masuknya WBETH ini secara tiba-tiba dan tidak biasa ke Binance, mereka menjelaskan bahwa transaksi ini merupakan bagian dari konversi bertahap dari token _staked_ ether yang diterbitkan Binance (BETH) menjadi WBETH.

Pada April, Binance sudah memperkenalkan versi terbaru dari BETH, yaitu WBETH, yang mana merupakan derivatif _staking_ likuid yang mengizinkan investor menggunakan token untuk meminjam dan memberi pinjaman di protokol DeFi di luar Binance tapi tetap mendapatkan hadiah _staking_.

Dengan jumlah _stake_ ETH senilai 1,2 juta, Binance menjadi pemain jaringan _staking_ Etherem terbesar ketiga di belakang Lido Finance dan Coinbase, menurut Dune. 

Arus masuk tersebut menaikkan TVL staking likuid ether di Binance menjadi USD1,2 miliar atau sekitar Rp18,5 triliun.

Binance menjadi pemain jaringan staking Etherem terbesar ketiga. (Foto CDI)

large_134-29 September-TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T.jpg

medium_134-29 September-TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T.jpg

small_134-29 September-TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T.jpg

thumbnail_134-29 September-TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T.jpg

134-29 September-TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T.jpg

TVL Staking Likuid Ether di Binance Naik Drastis Berkat Arus Masuk Senilai Rp7,7 T

Token ekosistem Shiba Inu (SHIB), bone (BONE), mengalami kenaikan harga sebanyak 10 persen akibat pengembang melepaskan secara penuh _deployer contract_ (https://t.co/ct3QFQMlhV), yang menyebabkan keamanannya makin kuat.

[**X**](https://twitter.com/kaaldhairya/status/1706778244312416708)

BONE mencapai harga USD90 sen atau sekitar Rp13.921 pada Rabu (27/9) dan memiliki kapitalisasi pasar USD233 juta atau sekitar Rp3,6 triliun. Untuk volume _trading_, meningkat melampaui USD3 juta atau sekitar Rp46,3 miliar dibandingkan Senin (25/9).

BONE merupakan salah satu dari tiga token utama di _blockchain_ Shibarium milik Shiba Inu. Dua token lain adalah treat (TREAT) dan leash (LEASH) yang digunakan untuk membayar biaya dan melakukan voting untuk urusan pengelolaan.

Melepaskan _deployer contract_ berarti bahwa pembuat kontrak tidak lagi memiliki kendali atasnya, yang mana menambahkan keamanan karena kontrak tidak lagi bisa diubah atau di-_update_.

Token BONE mencapai harga 90 sen atau sekitar Rp13.921 dalam 24 jam terakhir.

BONE merupakan salah satu dari tiga token utama di blockchain Shibarium milik Shiba Inu. (Foto CDI)

large_132-29 September-Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10 Persen (1).jpg

medium_132-29 September-Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10 Persen (1).jpg

small_132-29 September-Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10 Persen (1).jpg

thumbnail_132-29 September-Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10 Persen (1).jpg

132-29 September-Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10 Persen (1).jpg

Pengembang Perkuat Keamanan, Token BONE di Ekosistem Shiba Inu Naik 10%

Keputusan US Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga yang tinggi membuat harga aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, bitcoin (BTC), tertahan di angka USD26.200 atau sekitar Rp406,7 juta, Selasa (26/9).

Pasar kripto secara umum pun menanggapi keputusan itu dengan respons yang kurang baik, ditunjukkan dengan CoinDesk Market Index (CMI) yang turun 0,6%.

Tidak hanya keputusan dari The Fed, naiknya _yield_ 10-tahun US Treasury juga menjadi sebab tertahannya harga bitcoin. Sebelumnya _yield_ hanya setinggi 4,18% pada September, namun naik menjadi 4,55%, atau yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, menanggapinya dengan ketidakyakinan pada kesiapan dunia menghadapi keputusan The Fed.

"Saya tidak yakin apakah dunia siap dengan 7% [_fed funds rate_]. Akan ada stres di sistem dan mungkin membawa ekonomi AS kepada resesi," katanya. 

Tidak hanya dampak dari suku bunga tinggi yang dirasakan oleh bitcoin, namun juga dampak dari yield 10-tahun Treasury yang terus naik.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, menanggapinya dengan ketidakyakinan pada kesiapan dunia menghadapi keputusan The Fed. (Foto CDI)

large_131-29 September-Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta.jpg

medium_131-29 September-Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta.jpg

small_131-29 September-Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta.jpg

thumbnail_131-29 September-Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta.jpg

131-29 September-Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta.jpg

Suku Bunga Tinggi Terus Bertahan, Harga Bitcoin Tertekan di Rp406,7 Juta

Optimism (OP) dijadwalkan akan melewati _unlocking_ token sebanyak 24,16 juta token OP, atau sekitar 3% dari suplai yang bersirkulasi pada Sabtu (30/9) nanti. Namun, harganya terus turun sejak Senin (25/9).

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir, mencapai USD1,24 atau sekitar Rp19.161, menurut data dari CoinDesk Indices. Sementara itu, selama sepekan terakhir, OP sudah kehilangan nilainya sekitar 10%, salah satu yang terburuk di antara 50 aset digital teratas di pasar kripto. Meski begitu, harganya sudah naik kembali menjadi USD1,27 atau sekitar Rp19.625 pada Selasa (26/9).

Hal ini tidak mengherankan karena kegiatan _unlocking_ token merupakan kegiatan yang melepaskan token ke suplai yang bersirkulasi, sehingga dapat dijual. Maka dari itu umumnya kegiatan ini berkaitan erat dengan penurunan harga. Ditambah, seringkali investor sudah lebih dulu menjual tokennya sebelum _unlocking_ terjadi, membuat harga semakin turun.

Menurut [Token.Unlocks](https://token.unlocks.app/optimism), 24,16 juta token OP yang akan dilepas ini bernilai sekitar USD30 juta atau sekitar Rp463,6 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk kontributor inti proyek Optimism sebesar USD16 juta atau sekitar Rp247,2 miliar. Sisanya sebesar USD14 juta atau sekitar Rp216,3 miliar akan digunakan untuk investor.

Unlocking token merupakan kegiatan yang memicu harga turun karena bertambahnya suplai token yang bersirkulasi.

Harga OP turun 3,6% dalam 24 jam terakhir. (Foto CDI)

Bitcoin Alami Kerugian Selama 7 Pekan Berturut-turut Untuk Pertama Kali

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait