Binance, Binance.US dan Changpeng Zhao telah mengajukan mosi kepada pengadilan untuk meminta pembatalan tuntutan yang diajukan oleh US Securities and Exchange Commission (SEC) terhadap mereka.

Menurut [pengajuan](https://www.courtlistener.com/docket/67474542/118/sec-v-binance-holdings-limited/?redirect_or_modal=True) pada Kamis (21/9/2023), Binance dan Zhao berpendapat bahwa tindakan regulator tersebut secara tidak masuk akal menuduh berbagai pelanggaran terkait sekuritas, dan bahwa SEC telah gagal menyediakan panduan yang jelas bagi sektor ini sebelum mengajukan tuntutannya terhadap _exchange_ tersebut. Akibatnya, mereka menganggap bahwa SEC telah memberlakukan aturan-aturannya terhadap sektor kripto secara retrospektif.

"Baru-baru ini pada tahun 2021, _Chair_ SEC Gary Gensler secara terbuka mengakui bahwa tidak ada kerangka peraturan yang ada di bawah wewenang SEC untuk _crypto exchange_ dan hanya Kongres AS yang dapat memberikan wewenang tersebut,” menurut pengajuan tersebut. “Namun, pada akhir tahun 2022, SEC tiba-tiba berubah sikap dan mengklaim bahwa hampir semua aset kripto adalah sekuritas yang tunduk pada wewenangnya. Sejak itu, meskipun terdapat perdebatan legislatif mengenai aset kripto, SEC mulai menguatkan posisinya tersebut melalui proses peradilan."

Pengajuan ini juga menambahkan bahwa gugatan SEC tidak memiliki dasar yang kuat dalam hukum sekuritas yang berlaku saat ini di AS.

Binance juga menegaskan bahwa regulator telah salah menafsirkan hukum sekuritas dan penerapannya pada aset kripto.

"Dalam upayanya untuk mengklaim kewenangan regulasi atas industri kripto, SEC telah mengubah makna dari teks hukum sekuritas," demikian bunyi pengajuan tersebut.

Di sisi lain, Binance.US juga telah mengambil langkah untuk meminta pembatalan tuntutan yang diajukan terhadapnya melalui pengajuan terpisah yang diajukan pada hari yang sama.

SEC sebelumnya telah [menggugat](https://www.coindesk.id/berita/ceo-binance-changpeng-zhao-dijerat-beragam-tuntutan-oleh-sec) Binance, Zhao, dan Binance.US pada Juni, dengan tuduhan bahwa mereka ilegal dalam mendaftarkan sekuritas yang tidak terdaftar dalam bentuk beberapa aset kripto yang diperdagangkan dan diinvestasikan oleh investor AS.

**Baca juga: [CEO Binance.US Undur Diri, Exchange Putuskan PHK Sepertiga Karyawannya](https://www.coindesk.id/berita/ceo-binance-us-undur-diri-exchange-putuskan-phk-sepertiga-karyawannya)**


Pengajuan Binance menyebut bahwa gugatan SEC tidak memiliki dasar yang kuat dalam hukum sekuritas yang berlaku saat ini di AS.

Binance dan CZ meminta pengadilan untuk membatalkan gugatan SEC. (Foto CDI)

large_108-22 September-Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC.jpg

medium_108-22 September-Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC.jpg

small_108-22 September-Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC.jpg

thumbnail_108-22 September-Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC.jpg

108-22 September-Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC.jpg

Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC

Founder Binance, Changpeng Zhao, telah mundur dari jabatannya sebagai ketua dewan dari Binance.US, sebuah entitas exchange yang beroperasi di Amerika Serikat. Sebelumnya, Zhao juga telah menyatakan langkah serupa dengan jabatannya sebagai CEO Binance.

Dalam sebuah pengumuman pada Selasa (28/11/2023), Binance.US mengkonfirmasi bahwa Zhao akan memindahkan hak suara kepada seorang kuasa.

"Seiring transisi CZ ke kehidupan setelah Binance, ia telah memutuskan untuk mundur dari perannya sebagai Ketua Dewan Direksi kami dan mendelegasikan hak suaranya melalui pengaturan proxy, dimana keterlibatannya dalam perusahaan berbasis pada kepentingan ekonomi semata dan dia tidak akan lagi terlibat dalam struktur tata kelola kami," tulis Binance.US di platform X.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">We wanted to provide an update to the <a href="https://t.co/AZwoBOgsqS">https://t.co/AZwoBOgsqS</a> community in light of last week’s news regarding CZ and <a href="https://t.co/IZwa5M2U8b">https://t.co/IZwa5M2U8b</a>.<br><br>As you know, <a href="https://t.co/AZwoBOgsqS">https://t.co/AZwoBOgsqS</a> was launched with the express purpose of serving United States customers in accordance with all…</p>&mdash; Binance.US 🇺🇸 (@BinanceUS) <a href="https://twitter.com/BinanceUS/status/1729530641526435859?ref_src=twsrc%5Etfw">November 28, 2023</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Perusahaan tersebut menegaskan bahwa layanan _exchange_ mereka akan tetap beroperasi di AS dan akan memastikan kelangsungan layanan bagi pelanggan mereka seperti biasanya.


"Binance.US akan tetap dipimpin oleh Norman Reed dan tim manajemen yang telah berpengalaman. Kami memiliki sumber daya yang memadai untuk terus memperluas dan mengembangkan platform kami, melakukannya dengan kejelasan dan momentum baru, sambil tetap mempertahankan komitmen yang sama terhadap kepuasan pelanggan," tutup Binance.US.

Meskipun pihaknya bukan bagian dari kesepakatan Binance dengan pemerintah AS yang mengharuskan _exchange_ global tersebut untuk [membayar denda](https://www.coindesk.id/berita/binance-akan-keluar-dari-pasar-as-setuju-bayar-denda-senilai-usd-66-7-t-ke-doj) senilai USD4,3 miliar atau serara Rp66,7 triliun, Binance.US masih menghadapi gugatan dari US Securities and Exchange Commission (SEC) atas dugaan [penawaran sekuritas yang tidak terdaftar](https://www.coindesk.id/berita/sec-exchange-binance-us-menawarkan-sekuritas-tidak-terdaftar) kepada investor AS. Kasus ini juga melibatkan Binance serta [Changpeng Zhao](https://www.coindesk.id/berita/ceo-binance-changpeng-zhao-dijerat-beragam-tuntutan-oleh-sec), dan masih dalam proses penyelesaian di pengadilan AS.

**Baca juga: [JPMorgan Sebut Settlement Binance Bisa Berdampak Positif Bagi Industri Kripto](https://www.coindesk.id/berita/jp-morgan-sebut-settlement-binance-bisa-berdampak-positif-bagi-industri-kripto)**


Binance.US mengkonfirmasi bahwa Zhao akan memindahkan hak suara kepada seorang kuasa.

Zhao berhenti menjadi ketua dewan direksi Binance.US. (Foto CDI)

large_2726-29 November-Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US.jpg

medium_2726-29 November-Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US.jpg

small_2726-29 November-Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US.jpg

thumbnail_2726-29 November-Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US.jpg

2726-29 November-Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US.jpg

Usai Pengunduran Diri dari CEO Binance, Changpeng Zhao Juga Cabut dari Dewan Direksi Binance.US

Founder dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, saat ini diwajibkan untuk tetap berada di Amerika Serikat

Melansir [_CoinDesk_](https://www.coindesk.com/policy/2023/11/27/binance-founder-cz-stuck-in-us-for-the-moment/) pada Selasa (28/11/2023), keputusan ini ditegaskan oleh seorang hakim federal AS yang mempertimbangkan permohonan Departemen Kehakiman AS (DOJ) agar Zhao tinggal di negara tersebut hingga ia menjalani hukuman pada Februari 2024.


Pekan lalu, Zhao mengaku bersalah atas pelanggaran undang-undang anti pencucian uang AS dan [mengundurkan diri](https://www.coindesk.id/berita/changpeng-zhao-undur-diri-dari-jabatan-ceo-binance-akui-bersalah-atas-pelanggaran-anti-cuci-uang) dari jabatannya sebagai CEO Binance. 

Usai pengakuan bersalahnya, Zhao mendapat pembebasan dengan jaminan uang sebesar USD175 juta atau sekitar Rp2,7 triliuun. Ketentuan pembebasannya memungkinkan untuk kembali ke Uni Emirat Arab (UEA) di mana keluarganya tinggal. Hakim Richard Jones mempertahankan keputusan ini pada Senin (27/11/2023), seperti yang dilaporkan _CoinDesk_.


Namun, pengacara dari DOJ berusaha untuk menahan Zhao di AS, dengan alasan bahwa ada risiko dia melarikan diri karena memiliki kekayaan yang signifikan dan tidak adanya perjanjian ekstradisi antara AS dan UEA. Mereka sendiri tidak mendesak untuk menahan Zhao sebelum menjalani hukumannya.

DOJ menyatakan bahwa Zhao menghadapi ancaman hukuman penjara dari beberapa bulan hingga 10 tahun, walaupun ada kemungkinan dirinya mengajukan banding jika hukumannya lebih dari 18 bulan. Selain itu, Zhao juga setuju untuk membayar denda sebesar USD50 juta atau sekitar Rp772 miliar sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya.


Di sisi lain, Binance mengakui telah melakukan pelanggaran terkait sanksi dan undang-undang _money-transmitter_, serta menyetujui [pembayaran denda](https://www.coindesk.id/berita/binance-akan-keluar-dari-pasar-as-setuju-bayar-denda-senilai-usd-66-7-t-ke-doj) sebesar USD4,3 miliar atau setara Rp66,7 triliun dan bersedia untuk patuh kepada pemerintah AS.

**Baca juga: [JPMorgan Sebut Settlement Binance Bisa Berdampak Positif Bagi Industri Kripto](https://www.coindesk.id/berita/jp-morgan-sebut-settlement-binance-bisa-berdampak-positif-bagi-industri-kripto)**


 Ketentuan pembebasan sebelumnya memungkinkan Zhao untuk kembali ke Uni Emirat Arab (UEA) di mana keluarganya tinggal.

Changpeng Zhao tidak diizinkan pulang ke Uni Emirat Arab saat ini. (Foto CDI)

large_2722-28 November-Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS.jpg

medium_2722-28 November-Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS.jpg

small_2722-28 November-Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS.jpg

thumbnail_2722-28 November-Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS.jpg

2722-28 November-Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS.jpg

Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Saat Ini Tak Diizinkan Keluar AS

Pengadilan di Montenegro mengumumkan persetujuan mereka terhadap permintaan ekstradisi Founder Terraform Labs, Do Kwon, dan menyerahkan keputusan akhir kepada menteri kehakiman Montenegro untuk menentukan apakah ia akan diserahkan ke Korea Selatan atau Amerika Serikat.

Pada Jumat (24/11/2023), pengadilan [menyatakan](https://sudovi.me/vspg/sadrzaj/pwEl) bahwa Kwon telah menyetujui ekstradisi ke Korea Selatan dengan prosedur yang dipersingkat. Namun, keputusan akhir akan bergantung pada menteri karena beberapa negara telah mengajukan permintaan atas penyerahan Kwon. Keputusan akan diambil setelah ia menyelesaikan hukuman penjara atas kasus pemalsuan dokumen.

Kwon adalah seorang warga negara Korea Selatan dan mantan CEO Terraform Labs yang berbasis di Negeri Ginseng tersebut. Perusahaannya bertanggung jawab atas keruntuhan stablecoin TerraUSD dan koin LUNA pada Mei 2022, yang mengakibatkan kerugian hingga mencapai USD50 miliar atau setara Rp773,8 triliun bagi para investor.

Kwon [ditangkap](https://www.coindesk.id/berita/telah-lama-jadi-buronan-international-do-kwon-dikabarkan-ditangkap-di-montenegro) di Montenegro pada Maret bersama mantan eksekutif Terra, Han Chang-joon, di bandara Podgorica dengan menggunakan dokumen palsu. Pada Juni, Kwon dan Chang-joon dijatuhi hukuman penjara selama empat bulan di negara tersebut.

Setelah penangkapannya, Kwon dihadapkan pada sejumlah [tuduhan penipuan](https://www.coindesk.id/berita/usai-ditangkap-jaksa-as-tuntut-do-kwon-atas-tuduhan-penipuan) yang diajukan oleh jaksa federal AS. Selain itu, Korea Selatan juga menyatakan tengah menjalani penyelidikan terkait kejatuhan Terra, sehingga meminta untuk ekstradisi Kwon.

Pada akhir Mei, pengadilan Montenegro [membatalkan jaminan](https://www.coindesk.id/berita/pengadilan-montenegro-tolak-uang-jaminan-do-kwon-kembali-mendekam-di-penjara) pembebasan Kwon sebesar EUR800.000 atau setara Rp6,4 miliar karena jaminan tersebut dianggap tidak memadai atau tidak cukup kuat, serta terdapat keraguan akan janji Kwon untuk tidak melarikan diri setelah dibebaskan dari tahanan.

**Baca juga: [Founder Terra Do Kwon Menentang Permintaan Ekstradisi SEC ke AS](https://www.coindesk.id/berita/founder-terra-do-kwon-menentang-permintaan-ekstradisi-sec-ke-as)**

Menteri kehakiman Montenegro akan memutuskan apakah Kwon akan diserahkan ke Korea Selatan atau Amerika Serikat.

Permintaan ekstradisi Do Kwon disetujui. (Foto CDI)

large_2718-27 November-Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon.jpg

medium_2718-27 November-Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon.jpg

small_2718-27 November-Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon.jpg

thumbnail_2718-27 November-Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon.jpg

2718-27 November-Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon.jpg

Pengadilan Montenegro Setujui Permintaan Ekstradisi Do Kwon

Korea Selatan bersiap memulai program uji coba Central Bank Digital Currency (CBDC) yang melibatkan partisipasi 100.000 warga pada kuartal keempat 2024.

Menurut laporan [_The Korea Times_](https://www.koreatimes.co.kr/www/nation/2023/11/602_363810.html), rencana ini akan dijalankan secara bersama-sama oleh Bank of Korea (BOK), Financial Services Commission (FSC), dan Financial Supervisory Service (FSS) Korea Selatan.

BOK melihat CBDC sebagai sebuah solusi atas masalah yang ada dalam sistem bantuan pemerintah, seperti voucher _daycare_ atau bantuan pembayaran selama pandemi COVID-19. Beberapa masalah saat ini termasuk biaya transaksi tinggi, _settlement_ yang lambat, dan masalah penipuan.

Dalam proyek uji coba ini, 100.000 peserta yang terpilih dapat melakukan pembelian barang dengan menggunakan token deposit yang diterbitkan oleh bank-bank komersial dalam bentuk CBDC, mirip dengan menggunakan voucher di toko.

Namun, peserta dalam uji coba ini akan dibatasi untuk menggunakan mata uang digital tersebut hanya untuk tujuan pembayaran yang telah ditentukan. Penggunaannya untuk keperluan lain, termasuk transfer uang pribadi, tidak akan diizinkan untuk saat ini.

Adapun bank-bank komersial yang dipilih akan merekrut peserta antara September hingga Oktober 2024, dan akan menjalankan proyek ini selama tiga bulan.

Selain itu, uji coba ini juga akan melakukan eksperimen teknologi untuk mengevaluasi kelayakan dan efektivitas penerbitan serta pendistribusian dari produk-produk keuangan ini.

Sementara itu, lokasi yang kemungkinan dipilih untuk uji coba ini meliputi Jeju, Busan, atau Incheon.

Bank-bank sentral di berbagai negara saat ini sedang aktif mengkaji potensi penerbitan CBDC mereka sendiri. Sebagai contoh, Bank Indonesia telah merilis white paper pada Desember 2022 yang membahas tentang desain dan pengembangan Rupiah Digital sebagai tahap awal dari Proyek Garuda, yang mencakup berbagai inisiatif eksplorasi mengenai berbagai pilihan arsitektur CBDC Indonesia.

**Baca selengkapnya: [Bank Indonesia Luncurkan White Paper tentang Rupiah Digital](https://www.coindesk.id/berita/bank-indonesia-luncurkan-white-paper-rupiah-digital)**

Lokasi yang kemungkinan dipilih untuk uji coba CBDC tersebut meliputi Jeju, Busan, atau Incheon.

Korsel akan mulai uji coba CBDC pada 2024. (Foto CDI)

Binance dan CEO Changpeng Zhao Ajukan Mosi untuk Batalkan Gugatan SEC

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait